Militer Myanmar Kembali Lepaskan Tembakan ke Arah Demonstran, 2 Tewas
Senin, 08 Maret 2021 - 20:19 WIB
YANGON - Petugas keamanan Myanmar dilaporkan melepaskan tembakan ke arah demonstran, dalam aksi yang terjadi di kota Myitkyina. Dua orang demonstran dilaporkan tewas dan beberapa lainnya menderita luka-luka.
Dalam sebuah foto yang diunggah di Facebook, terlihat kedua jenazah itu tergeletak di tengah jalan.
Salah seorang saksi mata yang membantu memindahkan kedua jenazah mengatakan, keduanya tewas karena terkena tembakan di bagian kepala.
"Betapa tidak manusiawi membunuh warga sipil yang tidak bersenjata. Kita harus memiliki hak untuk memprotes secara damai," ucap saksi tersebut, yang berbicara dalam kondisi anonim.
"Tidak jelas siapa yang menembaki para pengunjuk rasa, meskipun polisi dan militer berada di tempat kejadian," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (8/3/2021).
Sementara itu di Yangon, seruan dari serikat pekerja Myanmar diamini oleh para pelaku usaha. Mereka menutup toko-toko dan perkantoran. Langkah ini sebagai bentuk protes terhadap kudeta dan pemerintahan militer.
Serikat pekerja, yang terdiri dari sembilan organisasi pekerja di Myanmar mengatakan, akan melanjutkan kegiatan ekonomi hanya akan menguntungkan junta.
"Melanjutkan kegiatan ekonomi dan bisnis seperti biasa hanya akan menguntungkan militer, karena mereka menekan energi rakyat Myanmar. Sekaranglah waktu untuk mengambil tindakan untuk mempertahankan demokrasi kita," kata serikat tersebut.
Dalam sebuah foto yang diunggah di Facebook, terlihat kedua jenazah itu tergeletak di tengah jalan.
Salah seorang saksi mata yang membantu memindahkan kedua jenazah mengatakan, keduanya tewas karena terkena tembakan di bagian kepala.
"Betapa tidak manusiawi membunuh warga sipil yang tidak bersenjata. Kita harus memiliki hak untuk memprotes secara damai," ucap saksi tersebut, yang berbicara dalam kondisi anonim.
"Tidak jelas siapa yang menembaki para pengunjuk rasa, meskipun polisi dan militer berada di tempat kejadian," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (8/3/2021).
Sementara itu di Yangon, seruan dari serikat pekerja Myanmar diamini oleh para pelaku usaha. Mereka menutup toko-toko dan perkantoran. Langkah ini sebagai bentuk protes terhadap kudeta dan pemerintahan militer.
Serikat pekerja, yang terdiri dari sembilan organisasi pekerja di Myanmar mengatakan, akan melanjutkan kegiatan ekonomi hanya akan menguntungkan junta.
"Melanjutkan kegiatan ekonomi dan bisnis seperti biasa hanya akan menguntungkan militer, karena mereka menekan energi rakyat Myanmar. Sekaranglah waktu untuk mengambil tindakan untuk mempertahankan demokrasi kita," kata serikat tersebut.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda