Menlu Retno Tegaskan Restorasi Demokrasi di Myanmar Harus Terus Didorong
Selasa, 02 Maret 2021 - 20:37 WIB
JAKARTA - Dalam pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi menyatakan pentingnya untuk terus mendorong pemulihan demokrasi di Myanmar. Dia menegaskan bahwa kepentingan dan suara rakyat Myanmar harus dihormati.
Berbicara saat menggelar konferensi pers virtual pada Selasa (2/3/2021), Retno menuturkan, dalam pertemuan khusus untuk membahas masalah Myanmar itu dia menyampaikan tiga hal.
Pertama, bagi Indonesia keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Myanmar adalah prioritas nomor satu. Oleh karena itu, jelasnya, Indonesia mendesak pasukan keamanan Myanmar untuk menahan diri dan tidak menggunakan kekuatan dan kekerasan.
Dia juga menekankan pentingnya akses kemanusiaan bagi semua orang yang memerlukan termasuk para tahanan politik.
"Kedua, restorasi demokrasi kembali ke situasi normal harus terus didorong. Indonesia menegaskan keinginan, kepentingan dan suara rakyat Myanmar harus dihormati. Demokrasi menjamin kebebasan berpendapat. Demokrasi juga menuntut adanya komunikasi dan dialog," ujarnya.
"Dalam sejarahnya, saya sampaikan ASEAN selalu mengutamakan dialog dalam menyelesaikan masalah. Kebiasaan dialog ini telah berkontribusi bagi keberlangsungan hidup ASEAN selama lebih dari 50 tahun," sambungnya.
Untuk itu, Retno mengatakan, Indonesia mendesak agar semua pihak terkait untuk memulai dialog dan komunikasi, dan Kondisi yang kondusif bagi komunikasi dan dialog harus segera diciptakan termasuk melepaskan tahanan politik.
Menurutnya, komunikasi dan dialog internal antara sesama pemangku kepentingan di Myanmar tentunya selalu menjadi pilihan terbaik. Namun, Indonesia yakin bahwa ASEAN juga siap untuk memfasilitasi dialog tersebut jika diminta.
"Yang ketiga, perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan kawasan harus terus dijaga. Rakyat ASEAN telah merasakan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan selama puluhan tahun. Indonesia menekankan bahwa semua negara anggota ASEAN memiliki kewajiban untuk menjaga situasi ini. Jika kita gagal mempertahankan situasi ini, maka kita tidak akan dapat mewariskan perdamaian kepada anak dan cucu kita," ungkapnya.
Diplomat senior Indonesia itu menekankan semua pilihan ada di tangan masing-masing negara anggota ASEAN.
"Dan pilihan juga ada di tangan ASEAN sebagai sebuah keluarga. Dan saat ini, di dalam pertemuan saya juga menyampaikan, merupakan waktu yang tepat bagi ASEAN untuk menunjukkan ke rakyat ASEAN dan dunia makna dari mekanisme ASEAN, makna dari sentralitas ASEAN," ujarnya.
Di akhir pernyataanya, Retno menambahkan bahwa ASEAN siap membantu Myanmar. Namun, keinginan dan niat baik ASEAN untuk membantu tidak akan dapat dijalankan jika Myanmar tidak membuka pintu bagi ASEAN.
Berbicara saat menggelar konferensi pers virtual pada Selasa (2/3/2021), Retno menuturkan, dalam pertemuan khusus untuk membahas masalah Myanmar itu dia menyampaikan tiga hal.
Pertama, bagi Indonesia keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Myanmar adalah prioritas nomor satu. Oleh karena itu, jelasnya, Indonesia mendesak pasukan keamanan Myanmar untuk menahan diri dan tidak menggunakan kekuatan dan kekerasan.
Dia juga menekankan pentingnya akses kemanusiaan bagi semua orang yang memerlukan termasuk para tahanan politik.
"Kedua, restorasi demokrasi kembali ke situasi normal harus terus didorong. Indonesia menegaskan keinginan, kepentingan dan suara rakyat Myanmar harus dihormati. Demokrasi menjamin kebebasan berpendapat. Demokrasi juga menuntut adanya komunikasi dan dialog," ujarnya.
"Dalam sejarahnya, saya sampaikan ASEAN selalu mengutamakan dialog dalam menyelesaikan masalah. Kebiasaan dialog ini telah berkontribusi bagi keberlangsungan hidup ASEAN selama lebih dari 50 tahun," sambungnya.
Untuk itu, Retno mengatakan, Indonesia mendesak agar semua pihak terkait untuk memulai dialog dan komunikasi, dan Kondisi yang kondusif bagi komunikasi dan dialog harus segera diciptakan termasuk melepaskan tahanan politik.
Menurutnya, komunikasi dan dialog internal antara sesama pemangku kepentingan di Myanmar tentunya selalu menjadi pilihan terbaik. Namun, Indonesia yakin bahwa ASEAN juga siap untuk memfasilitasi dialog tersebut jika diminta.
"Yang ketiga, perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan kawasan harus terus dijaga. Rakyat ASEAN telah merasakan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan selama puluhan tahun. Indonesia menekankan bahwa semua negara anggota ASEAN memiliki kewajiban untuk menjaga situasi ini. Jika kita gagal mempertahankan situasi ini, maka kita tidak akan dapat mewariskan perdamaian kepada anak dan cucu kita," ungkapnya.
Diplomat senior Indonesia itu menekankan semua pilihan ada di tangan masing-masing negara anggota ASEAN.
Baca Juga
"Dan pilihan juga ada di tangan ASEAN sebagai sebuah keluarga. Dan saat ini, di dalam pertemuan saya juga menyampaikan, merupakan waktu yang tepat bagi ASEAN untuk menunjukkan ke rakyat ASEAN dan dunia makna dari mekanisme ASEAN, makna dari sentralitas ASEAN," ujarnya.
Di akhir pernyataanya, Retno menambahkan bahwa ASEAN siap membantu Myanmar. Namun, keinginan dan niat baik ASEAN untuk membantu tidak akan dapat dijalankan jika Myanmar tidak membuka pintu bagi ASEAN.
(esn)
tulis komentar anda