Video Dahsyatnya Rudal Iran Hujani Pangkalan Militer AS di Irak
Selasa, 02 Maret 2021 - 18:06 WIB
WASHINGTON - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) alias Pentagon mendeklasifikasi atau mengungkapkan kepada publik rekaman drone saat rentetan rudal Iran menghujani pangkalan udara Amerika di Irak tahun lalu. Video serangan rudal Iran sebagai balasan pembunuhan AS terhadap Jenderal Qassem Soleimani ini belum pernah diperlihatkan sebelumnya.
Komando Pusat AS merilis rekaman yang tidak diklasifikasikan ke CBS untuk segmen '60 Menit 'selama akhir pekan lalu, di mana enam rudal Qiam 1 terlihat menghujani pangkalan udara Ayn al-Asad, yang menampung pasukan AS di Provinsi Anbar sebelah barat Irak.
Difilmkan dalam infra merah kasar, video beranotasi singkat menunjukkan rudal yang masuk saat mereka menghantam hanggar perawatan pesawat dan fasilitas pangkalan lainnya, meledakkan dan mengirimkan kolom asap hitam ke langit.
Dikutip dari Russia Today, Selasa (2/3/2021), rekaman itu diambil pada 8 Januari 2020 oleh pesawat tak berawak AS yang berdengung di atas pangkalan, sekitar lima hari setelah Soleimani tewas dalam serangan udara AS di dekat bandara Baghdad. Serangan tersebut diperintahkan langsung oleh presiden AS saat itu Donald Trump.
Secara total, menurut menteri pertahanan pada saat itu AS Mark Esper, setidaknya 11 rudal Qaim ditembakkan ke Ayn al-Asad dalam serangan balik Iran. Namun laporan CBS menyebutkan angka 16, yang menyatakan bahwa beberapa proyektil telah gagal meledak.
Meskipun tidak ada tentara AS yang tewas dalam serangan itu, sebanyak 110 anggota tentara akhirnya didiagnosis dengan cedera otak traumatis karena jarak mereka yang dekat dengan ledakan.
Sementara para pejabat militer AS sejak itu memuji intelijen Amerika karena memperingatkan mereka tentang serangan yang akan datang dan memungkinkan evakuasi pesawat serta aset lainnya sebelumnya, Perdana Menteri Irak saat itu Adel Abdul Mahdi mencatat bahwa Iran sendiri mengirim peringatan sebelumnya ke Baghdad, yang diteruskan ke Washington.
Kepemimpinan Iran juga berpendapat serangan itu dimaksudkan sebagai unjuk kekuatan, bukan untuk menimbulkan korban, setelah pembunuhan Soleimani.
Pihak berwenang di Kurdistan Irak mencatat bahwa setidaknya dua rudal jarak pendek menargetkan Bandara Internasional Erbil, yang juga menampung pasukan AS, dalam serangan 8 Januari. Pangkalan yang sama di Erbil terkena serangan roket baru-baru ini, yang memicu serangan udara balasan dari Washington. Namun, salah satu kelompok milisi Irak yang disalahkan atas serangan itu, Kataib Hezbollah, membantah terlibat dalam insiden tersebut.
Komando Pusat AS merilis rekaman yang tidak diklasifikasikan ke CBS untuk segmen '60 Menit 'selama akhir pekan lalu, di mana enam rudal Qiam 1 terlihat menghujani pangkalan udara Ayn al-Asad, yang menampung pasukan AS di Provinsi Anbar sebelah barat Irak.
Difilmkan dalam infra merah kasar, video beranotasi singkat menunjukkan rudal yang masuk saat mereka menghantam hanggar perawatan pesawat dan fasilitas pangkalan lainnya, meledakkan dan mengirimkan kolom asap hitam ke langit.
Dikutip dari Russia Today, Selasa (2/3/2021), rekaman itu diambil pada 8 Januari 2020 oleh pesawat tak berawak AS yang berdengung di atas pangkalan, sekitar lima hari setelah Soleimani tewas dalam serangan udara AS di dekat bandara Baghdad. Serangan tersebut diperintahkan langsung oleh presiden AS saat itu Donald Trump.
Secara total, menurut menteri pertahanan pada saat itu AS Mark Esper, setidaknya 11 rudal Qaim ditembakkan ke Ayn al-Asad dalam serangan balik Iran. Namun laporan CBS menyebutkan angka 16, yang menyatakan bahwa beberapa proyektil telah gagal meledak.
Meskipun tidak ada tentara AS yang tewas dalam serangan itu, sebanyak 110 anggota tentara akhirnya didiagnosis dengan cedera otak traumatis karena jarak mereka yang dekat dengan ledakan.
Sementara para pejabat militer AS sejak itu memuji intelijen Amerika karena memperingatkan mereka tentang serangan yang akan datang dan memungkinkan evakuasi pesawat serta aset lainnya sebelumnya, Perdana Menteri Irak saat itu Adel Abdul Mahdi mencatat bahwa Iran sendiri mengirim peringatan sebelumnya ke Baghdad, yang diteruskan ke Washington.
Kepemimpinan Iran juga berpendapat serangan itu dimaksudkan sebagai unjuk kekuatan, bukan untuk menimbulkan korban, setelah pembunuhan Soleimani.
Pihak berwenang di Kurdistan Irak mencatat bahwa setidaknya dua rudal jarak pendek menargetkan Bandara Internasional Erbil, yang juga menampung pasukan AS, dalam serangan 8 Januari. Pangkalan yang sama di Erbil terkena serangan roket baru-baru ini, yang memicu serangan udara balasan dari Washington. Namun, salah satu kelompok milisi Irak yang disalahkan atas serangan itu, Kataib Hezbollah, membantah terlibat dalam insiden tersebut.
(ian)
tulis komentar anda