Sasar Ibu Kota, Rudal-rudal Balistik Houthi Dihancurkan Arab Saudi
Minggu, 28 Februari 2021 - 10:14 WIB
RIYADH - Arab Saudi berhasil mencegat serangan rudal yang menargetkan Ibu Kota dan drone bermuatan bom yang menargetkan provinsi selatan negara itu. Ini adalah serangan terbaru dari serangkaian serangan udara yang dituduhkannya pada pemberontak Yaman, Houthi .
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang bertempur dalam perang selama bertahun-tahun di Yaman mengumumkan bahwa Houthi meluncurkan rudal balistik ke arah Riyadh dan tiga drone jebakan ke arah provinsi Jizan, dengan drone keempat menuju kota barat daya lain dan drone lainnya sedang dipantau. Sementara belum ada komentar langsung dari Houthi, tidak ada korban atau kerusakan yang dilaporkan dari serangan itu.
Serangan tersebut terjadi di tengah ketegangan yang meningkat tajam di Timur Tengah, sehari setelah ledakan misterius menghantam kapal milik Israel di Teluk Oman. Ledakan itu memperbarui kekhawatiran tentang keamanan kapal di perairan strategis yang telah menyaksikan serentetan dugaan serangan yang dilakukan oleh Iran terhadap kapal tanker minyak pada 2019.
Rekaman siaran TV Al-Ekhbariya milik Arab Saudi menampakkan sebuah ledakan di udara di atas Riyadh. Pengguna media sosial juga memposting video, dengan beberapa menunjukkan penduduk menjerit ketika mereka menyaksikan ledakan api menembus langit malam, yang tampaknya berasal dari baterai rudal Patriot milik Arab Saudi mencegat rudal balistik Houthi.
"Houthi berusaha dengan cara yang sistematis dan disengaja untuk menargetkan warga sipil," kata juru bicara koalisi pimpinan Arab Saudi, Kolonel Turk al-Maliki, seperti dikutip dari AP, Minggu (28/2/2021).
Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Riyadh mengeluarkan peringatan kepada warga Amerika, meminta mereka untuk tetap waspada jika terjadi serangan tambahan di masa mendatang. Situs web pelacakan penerbangan menunjukkan sejumlah penerbangan yang dijadwalkan untuk mendarat di bandara internasional Riyadh dialihkan atau ditunda satu jam setelah serangan.
Saat perang Yaman berlanjut, serangan rudal dan drone Houthi ke kerajaan telah menjadi hal yang biasa, namun jarang menyebabkan kerusakan. Awal bulan ini, serangan Houthi menghantam pesawat penumpang kosong di bandara Abha barat daya Arab Saudi dengan pesawat tak berawak bermuatan bom, menyebabkannya terbakar.
Sementara itu, koalisi yang dipimpin Arab Saudi telah menghadapi kecaman internasional yang meluas atas serangan udara di Yaman yang telah menewaskan ratusan warga sipil dan mencapai sasaran non-militer, termasuk sekolah, rumah sakit, dan pesta pernikahan. Presiden AS Joe Biden bulan ini mengumumkan bahwa dia mengakhiri dukungan AS untuk perang yang dipimpin Saudi di Yaman, termasuk penjualan senjata yang "relevan". Namun dia menekankan bahwa AS akan terus membantu Arab Saudi mempertahankan diri dari serangan luar.
Houthi menyerbu Ibu Kota Yaman dan sebagian besar wilayah utara negara itu pada tahun 2014, memaksa pemerintah ke pengasingan dan berbulan-bulan kemudian mendorong Arab Saudi dan sekutunya untuk meluncurkan kampanye pemboman.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang bertempur dalam perang selama bertahun-tahun di Yaman mengumumkan bahwa Houthi meluncurkan rudal balistik ke arah Riyadh dan tiga drone jebakan ke arah provinsi Jizan, dengan drone keempat menuju kota barat daya lain dan drone lainnya sedang dipantau. Sementara belum ada komentar langsung dari Houthi, tidak ada korban atau kerusakan yang dilaporkan dari serangan itu.
Serangan tersebut terjadi di tengah ketegangan yang meningkat tajam di Timur Tengah, sehari setelah ledakan misterius menghantam kapal milik Israel di Teluk Oman. Ledakan itu memperbarui kekhawatiran tentang keamanan kapal di perairan strategis yang telah menyaksikan serentetan dugaan serangan yang dilakukan oleh Iran terhadap kapal tanker minyak pada 2019.
Rekaman siaran TV Al-Ekhbariya milik Arab Saudi menampakkan sebuah ledakan di udara di atas Riyadh. Pengguna media sosial juga memposting video, dengan beberapa menunjukkan penduduk menjerit ketika mereka menyaksikan ledakan api menembus langit malam, yang tampaknya berasal dari baterai rudal Patriot milik Arab Saudi mencegat rudal balistik Houthi.
"Houthi berusaha dengan cara yang sistematis dan disengaja untuk menargetkan warga sipil," kata juru bicara koalisi pimpinan Arab Saudi, Kolonel Turk al-Maliki, seperti dikutip dari AP, Minggu (28/2/2021).
Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Riyadh mengeluarkan peringatan kepada warga Amerika, meminta mereka untuk tetap waspada jika terjadi serangan tambahan di masa mendatang. Situs web pelacakan penerbangan menunjukkan sejumlah penerbangan yang dijadwalkan untuk mendarat di bandara internasional Riyadh dialihkan atau ditunda satu jam setelah serangan.
Saat perang Yaman berlanjut, serangan rudal dan drone Houthi ke kerajaan telah menjadi hal yang biasa, namun jarang menyebabkan kerusakan. Awal bulan ini, serangan Houthi menghantam pesawat penumpang kosong di bandara Abha barat daya Arab Saudi dengan pesawat tak berawak bermuatan bom, menyebabkannya terbakar.
Sementara itu, koalisi yang dipimpin Arab Saudi telah menghadapi kecaman internasional yang meluas atas serangan udara di Yaman yang telah menewaskan ratusan warga sipil dan mencapai sasaran non-militer, termasuk sekolah, rumah sakit, dan pesta pernikahan. Presiden AS Joe Biden bulan ini mengumumkan bahwa dia mengakhiri dukungan AS untuk perang yang dipimpin Saudi di Yaman, termasuk penjualan senjata yang "relevan". Namun dia menekankan bahwa AS akan terus membantu Arab Saudi mempertahankan diri dari serangan luar.
Houthi menyerbu Ibu Kota Yaman dan sebagian besar wilayah utara negara itu pada tahun 2014, memaksa pemerintah ke pengasingan dan berbulan-bulan kemudian mendorong Arab Saudi dan sekutunya untuk meluncurkan kampanye pemboman.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda