Biden Sudah Telepon Raja Salman, Mengapa Belum Rilis Laporan Khashoggi?
Jum'at, 26 Februari 2021 - 09:29 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sudah menelepon Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi . Namun, kontak telepon pertama kali kedua pemimpin itu tidak membahas kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi oleh para agen intelijen nakal Saudi.
Bahkan, setelah kontak resmi dengan Raja Salman, Biden juga belum merilis laporan intelijen AS tentang kasus pembunuhan tahun 2018. Padahal, pemimpin Amerika itu sebelumnya telah menjanjikan akan merilisnya secepat mungkin.
Menurut Gedung Putih, Biden mengatakan kepada Raja Salman bahwa dia akan bekerja untuk hubungan bilateral sekuat dan setransparan mungkin.
Laporan intelijen AS tentang pembunuhan Khashoggi adalah versi yang tidak diklasifikasikan dari penilaian rahasia yang menurut sumber-sumber AS menunjuk Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MBS) karena menyetujui pembunuhan Khashoggi di konsulat kerajaan di Istanbul, Turki.
“Biden dan [Raja] Salman membahas keamanan regional dan masalah lainnya dan bahwa presiden AS yang baru mengatakan kepada Raja Saudi bahwa dia akan bekerja untuk membuat hubungan bilateral sekuat dan setransparan mungkin," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Jumat (26/2/2021).
"Kedua pemimpin menegaskan sifat historis dari hubungan tersebut," lanjut Gedung Putih. Pernyataan Gedung Putih jelas tidak menyebutkan bahwa kedua pemimpin membahas laporan tentang pembunuhan Khashoggi. Kasus pembunuhan ini telah menjadi ujian dari hubungan dekat selama beberapa dekade antara sekutu ketika mereka mencoba bekerja sama untuk menghadapi pengaruh Iran yang tumbuh di Timur Tengah.
Biden kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa panggilan telepon dengan Raja Salman adalah "bagus."
Seseorang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa rilis laporan tersebut sedang menunggu panggilan telepon tersebut. Rilis juga ditunda karena Putra Mahkota MBS, penguasa de facto kerajaan, menjalani operasi usus buntu awal pekan ini.
Bahkan, setelah kontak resmi dengan Raja Salman, Biden juga belum merilis laporan intelijen AS tentang kasus pembunuhan tahun 2018. Padahal, pemimpin Amerika itu sebelumnya telah menjanjikan akan merilisnya secepat mungkin.
Menurut Gedung Putih, Biden mengatakan kepada Raja Salman bahwa dia akan bekerja untuk hubungan bilateral sekuat dan setransparan mungkin.
Laporan intelijen AS tentang pembunuhan Khashoggi adalah versi yang tidak diklasifikasikan dari penilaian rahasia yang menurut sumber-sumber AS menunjuk Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MBS) karena menyetujui pembunuhan Khashoggi di konsulat kerajaan di Istanbul, Turki.
“Biden dan [Raja] Salman membahas keamanan regional dan masalah lainnya dan bahwa presiden AS yang baru mengatakan kepada Raja Saudi bahwa dia akan bekerja untuk membuat hubungan bilateral sekuat dan setransparan mungkin," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Jumat (26/2/2021).
"Kedua pemimpin menegaskan sifat historis dari hubungan tersebut," lanjut Gedung Putih. Pernyataan Gedung Putih jelas tidak menyebutkan bahwa kedua pemimpin membahas laporan tentang pembunuhan Khashoggi. Kasus pembunuhan ini telah menjadi ujian dari hubungan dekat selama beberapa dekade antara sekutu ketika mereka mencoba bekerja sama untuk menghadapi pengaruh Iran yang tumbuh di Timur Tengah.
Biden kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa panggilan telepon dengan Raja Salman adalah "bagus."
Seseorang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa rilis laporan tersebut sedang menunggu panggilan telepon tersebut. Rilis juga ditunda karena Putra Mahkota MBS, penguasa de facto kerajaan, menjalani operasi usus buntu awal pekan ini.
tulis komentar anda