Korban Penembakan Pangkalan Militer AS Tuntut Arab Saudi
Rabu, 24 Februari 2021 - 04:38 WIB
WASHINGTON - Para korban penembakan di pangkalan militer Florida, Amerika Serikat (AS), pada 2019 lalu dan keluarganya mengajukan tuntutan kepada Arab Saudi . Mereka menuduh pihak Kerajaan di Teluk Arab itu telah mengetahui jika pelaku penembakan telah diradikalisasi dan semestinya bisa mencegah terjadinya pembunuhan.
Gugatan yang diajukan pada awal pekan ini itu juga mengklaim bahwa para peserta pelatihan dari Arab Saudi sudah tahu sebelumnya tentang rencana penembakan itu tetapi tidak melakukan apa pun untuk menghentikannya.
Gugatan tersebut berpusat pada peristiwa penembakan pada 6 Desember 2019 lalu, yang terjadi di Pangkalan Udara Angkatan Laut Pensacola. Saat itu pelaku, Mohammed Saeed al-Shamrani, menembak dan menewaskan tiga pelaut AS.
Peristiwa ini terjadi sembilan bulan setelah pejabat AS mengungkapkan bahwa al-Shamrani, seorang perwira Angkatan Udara Arab Saudi, telah berkomunikasi dengan operator al-Qaeda tentang perencanaan dan taktik beberapa minggu sebelum serangan dan ia telah diradikalisasi di luar negeri sebelum datang ke AS untuk berpartisipasi dalam program pelatihan militer.
Gugatan itu menyeret sejumlah pihak di luar al-Shamrani. Gugatan itu misalnya menuduh Arab Saudi telah mengetahui tentang hubungan al-Shamrani dengan al-Qaeda dan radikalisasinya, namun gagal memantau, mengawasi atau melaporkannya.
Gugatan itu juga mengatakan pria bersenjata itu mengatakan kepada sesama peserta pelatihan asal Arab Saudi di sebuah pesta makan malam pada malam sebelum serangan bahwa dia berencana untuk melakukan penembakan pada hari berikutnya, tetapi alih-alih melaporkannya, mereka menyebut pembunuhan itu pada pagi harinya. Satu orang merekam penembakan saat berdiri di luar gedung; dua lainnya mengawasi dari mobil di dekatnya.
Baca Juga: Tersangka Warga Saudi Tembaki Pangkalan Militer AS, 4 Orang Tewas
"Tak satu pun dari peserta pelatihan Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi di lokasi serangan melaporkan perilaku al-Shamrani dan mereka juga tidak mencoba untuk menghentikannya," bunyi gugatan tersebut.
"Karena mereka mendukungnya," sambung gugatan tersebut seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (24/2/2021).
Gugatan yang diajukan pada awal pekan ini itu juga mengklaim bahwa para peserta pelatihan dari Arab Saudi sudah tahu sebelumnya tentang rencana penembakan itu tetapi tidak melakukan apa pun untuk menghentikannya.
Gugatan tersebut berpusat pada peristiwa penembakan pada 6 Desember 2019 lalu, yang terjadi di Pangkalan Udara Angkatan Laut Pensacola. Saat itu pelaku, Mohammed Saeed al-Shamrani, menembak dan menewaskan tiga pelaut AS.
Peristiwa ini terjadi sembilan bulan setelah pejabat AS mengungkapkan bahwa al-Shamrani, seorang perwira Angkatan Udara Arab Saudi, telah berkomunikasi dengan operator al-Qaeda tentang perencanaan dan taktik beberapa minggu sebelum serangan dan ia telah diradikalisasi di luar negeri sebelum datang ke AS untuk berpartisipasi dalam program pelatihan militer.
Gugatan itu menyeret sejumlah pihak di luar al-Shamrani. Gugatan itu misalnya menuduh Arab Saudi telah mengetahui tentang hubungan al-Shamrani dengan al-Qaeda dan radikalisasinya, namun gagal memantau, mengawasi atau melaporkannya.
Gugatan itu juga mengatakan pria bersenjata itu mengatakan kepada sesama peserta pelatihan asal Arab Saudi di sebuah pesta makan malam pada malam sebelum serangan bahwa dia berencana untuk melakukan penembakan pada hari berikutnya, tetapi alih-alih melaporkannya, mereka menyebut pembunuhan itu pada pagi harinya. Satu orang merekam penembakan saat berdiri di luar gedung; dua lainnya mengawasi dari mobil di dekatnya.
Baca Juga: Tersangka Warga Saudi Tembaki Pangkalan Militer AS, 4 Orang Tewas
"Tak satu pun dari peserta pelatihan Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi di lokasi serangan melaporkan perilaku al-Shamrani dan mereka juga tidak mencoba untuk menghentikannya," bunyi gugatan tersebut.
"Karena mereka mendukungnya," sambung gugatan tersebut seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (24/2/2021).
tulis komentar anda