Lumpuhkan Produksi F-35 AS, China Pertimbangkan 'Opsi Nuklir' Rare Earth

Rabu, 17 Februari 2021 - 14:29 WIB
Logam rare earth—sekelompok 17 elemen yang sangat penting untuk berbagai industri mulai dari elektronik konsumen hingga perangkat keras militer—telah lama menjadi pusat perang perdagangan AS-China.

Media China telah berulang kali memperingatkan bahwa Beijing siap untuk melarang pasokan rare earth, tetapi rencana tersebut belum dilaksanakan—sebuah langkah yang dianggap sebagai salah satu "opsi nuklir" Beijing dalam perang dagang yang membara dengan Washington, karena China menyumbang sekitar 80 persen dari produksi rare-earth global dan memiliki cadangan terbesar.

AS dulunya adalah produsen logam rare earth nomor satu di dunia, tetapi sekarang sangat bergantung pada ekspor China. Ketika perang dagang mengekspos titik lemah ini, Washington telah mencoba untuk meningkatkan investasi di sektor kritis, mencari cara

untuk meningkatkan produksinya sendiri.

Pada 2019, Gedung Putih memerintahkan Pentagon untuk memacu produksi magnet rare earth yang digunakan untuk membuat motor sipil dan militer. Pada bulan September, mantanPresiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menyatakan keadaan darurat nasional di industri pertambangan, dan meminta Departemen Dalam Negeri untuk mengeksplorasi Undang-Undang Produksi Pertahanan yang berusia 70 tahun untuk mempercepat pengembangan pertambangan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More