Lumpuhkan Produksi F-35 AS, China Pertimbangkan 'Opsi Nuklir' Rare Earth

Rabu, 17 Februari 2021 - 14:29 WIB
Pesawat jet tempur siluman F-35 Israel saat bermanuver di udara. Foto/REUTERS/File Photo
BEIJING - China sedang mempertimbangakan untuk mengambil "opsi nuklir" dengan melarang ekspor logam rare earth (tanah jarang) ke Amerika Serikat (AS). Opsi ini diyakini bisa melumpuhkan industri pertahanan Amerika, terutama produksi jet tempur siluman F-35 , yang sangat membutuhkan bahan logam langka tersebut.

China, yang menjadi pemilik tambang rare earth terbesar di dunia, sedang mencoba menghitung kerusakan kontraktor pertahanan AS jika bergerak untuk melarang ekspor logam tersebut.



Seorang penasihat pemerintah Beijing yang diajak konsultasi terkait opsi itu mengungkapkannya kepada Financial Times. Menurutnya, pemerintah juga menanyakan berapa lama waktu yang dibutuhkan AS untuk meningkatkan produksi elemen vitalnya sendiri atau mencari sumber alternatif selain China.



"Pemerintah ingin tahu apakah AS mungkin kesulitan membuat jet tempur F-35 jika China memberlakukan larangan ekspor," kata penasihat pemerintah China tersebut kepada Financial Times, tanpa bersedia diidentifikasi, Selasa (16/2/2021).

Konsultasi itu terjadi setelah Beijing memperkenalkan rancangan aturan untuk lebih memperkuat regulasi atas industri logam rare earth bulan lalu.

Menurut Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China, dokumen rancangan aturan tersebut mencakup pengelolaan kuota produksi rare earth dalam negeri, pengelolaan investasi, dan pengawasan.

Undang-undang China lainnya, yang diperkenalkan pada bulan Desember, bertujuan untuk membatasi pasokan barang-barang yang dikendalikan, termasuk rare earth. Pembatasan tersebut dapat menargetkan negara-negara yang menyalahgunakan langkah-langkah pengendalian ekspor dan merugikan kepentingan China, dan dapat ditujukan ke AS, yang telah meningkatkan tekanan pada perusahaan teknologi China dalam beberapa bulan terakhir.

Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More