Ogah dengan Pangeran Mahkota MBS, Biden Pilih Diplomasi dengan Raja Salman

Rabu, 17 Februari 2021 - 10:48 WIB
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Kerajaan Arab Saudi. Foto/Saudi Royal Court/REUTERS
WASHINGTON - Presiden Joe Biden berencana untuk mengubah hubungan Amerika Serikat (AS) dengan Arab Saudi dan akan melakukan diplomasi melalui Raja Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud daripada Pangeran Mahkota Mohammad bin Salman (MBS).

Kebijakan Biden itu diumumkan Gedung Putih pada Selasa waktu Washington. Pengumuman yang disampaikan juru bicara Gedung Putih Jen Psaki tersebut adalah pembalikan tiba-tiba dalam kebijakan AS dari pendahulu Biden; Presiden Donald Trump—yang menantu sekaligus penasihat seniornya Jared Kushner mempertahankan kontak yang stabil dengan MBS.





"Kami telah menjelaskan sejak awal bahwa kami akan menyesuaikan kembali hubungan kami dengan Arab Saudi," kata Psaki kepada wartawan, seperti dikutip Reuters, Rabu (17/2/2021).

Ketika pengumuman kebijakan Biden tentang Putra Mahkota Saudi itu kemungkinan akan dilihat sebagai penghinaan, Psaki bergerak untuk menjelaskan kontroversi lain di wilayah tersebut, dengan mengatakan Biden akan segera melakukan percakapan telepon pertamanya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

MBS dianggap oleh banyak orang sebagai pemimpin de facto Arab Saudi dan penerus takhta yang dipegang oleh Raja Salman yang berusia 85 tahun. Citra MBS hancur setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 oleh para agen intelijen Saudi yang dianggap dekat dengan Putra Mahkota.

Gedung Putih era Biden telah menekan Arab Saudi untuk memperbaiki catatannya tentang hak asasi manusia, termasuk pembebasan tahanan politik seperti pembela hak-hak perempuan dari penjara.

Gedung Putih era Trump telah menemukan MBS sebagai pemimpin yang harus ditangani di Arab Saudi dan bekerja dengannya di berbagai bidang, seperti menyelesaikan keretakan antara Qatar dan negara-negara Teluk lainnya.

Adapun pertanyaan tentang apakah Biden akan berbicara dengan MBS, Psaki mengatakan Biden akan kembali ke hubungan "rekan dengan rekan".

“Rekan presiden adalah Raja Salman dan saya berharap pada waktu yang tepat dia akan berbicara dengannya. Saya tidak memiliki prediksi tentang timeline untuk itu," kata Psaki.



Psaki mengatakan Arab Saudi memiliki kebutuhan pertahanan diri yang kritis dan Amerika Serikat akan bekerja dengan Saudi dalam hal ini."Bahkan saat kami memperjelas area di mana kami memiliki ketidaksepakatan dan di mana kami memiliki kekhawatiran. Dan itu tentu saja merupakan pergeseran dari pemerintahan sebelumnya," ujarnya.

Trump adalah sekutu dekat Netanyahu dan memindahkan hubungan AS ke posisi pro-Israel yang kuat dengan sedikit atau tanpa kontak dengan Palestina.

Psaki mengatakan panggilan telopon pertama Biden dengan seorang pemimpin di wilayah tersebut akan bersama Netanyahu dan akan segera. Kritikus menuduh Biden, seorang politisi Demokrat, menghina Netanyahu dengan tidak berbicara dengan pemimpin sekutu utama AS di Timur Tengah.

“Israel tentu saja sekutu. Israel adalah negara di mana kami memiliki hubungan keamanan strategis yang penting, dan tim kami terlibat penuh, belum di tingkat kepala negara tetapi segera," katanya.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More