Toko dan Restoran di Italia Bersiap Sambut Pelanggan
Senin, 18 Mei 2020 - 01:06 WIB
MILAN - Toko, restoran, dan salon rambut di Italia akan kembali beroperasi dan buka untuk umum pada Senin (18/5). Kondisi ini bisa terjadi setelah pemerintah Italia mengendorkan lockdown di negara tersebut, yang menjadi lockdown paling ketat di dunia di masa pandemic Covid-19. Pemerintah Italia mengaku siap mengambil "risiko yang diperhitungkan" untuk mengembalikan negara itu ke kondisi normal.
"Saya tahu, bahwa untuk beberapa sektor ekonomi, pembukaan kembali tidak berarti pemulihan," ucap Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte pada Sabtu malam ketika ia mengumumkan pencabutan pembatasan.
(Baca: Lockdown Bikin Kesepian, Pemerintah Belanda Sarankan Seks Aman )
Dengan ekonomi yang menghadapi resesi parah dan utang publik diperkirakan akan meningkat hingga lebih dari 150% dari output ekonomi tahunannya, pemerintah Italia dinilai telah putus asa untuk membuat negara itu kembali normal tanpa memicu gelombang epidemi kedua.
Seperti dilaporkan Reuters, Italia yang merupakan kekuatan ekonomi ketiga di Eropa mengizinkan bisnis di negara tersebut bangkit secara bertahap, selama para pelaku bisnis dapat menegakkan protokol sanitasi yang ketat dan membuat orang berjarak setidaknya 1 meter.
Di Rinascente, sebuah department store kelas atas di Milan, penjaga toko akan terus menghitung melalui aplikasi soal jumlah berapa banyak orang di toko pada satu waktu. Pakaian yang dicoba di ruang ganti akan dikarantina selama 24 jam.
Chief Executive Rinascente, Pierluigi Cocchini mengatakan, sulit untuk memprediksi selera apa yang akan ada untuk berbelanja setelah masyarakat menjalani isolasi selama berbulan-bulan. Toko dibuka kembali dengan penurunan harga hingga 60%, karena seperti kebanyakan pengecer, toko perlu menghabiskan stok barang yang tidak terjual.
“Harapannya adalah mengambil langkah menuju normalitas. Ini tidak akan menjadi bisnis seperti biasa, mengingat semua protocol. Tetapi, ini adalah kondisi normal baru untuk saat ini dan kami harus menerimanya," kata Cocchini kepada Reuters.
(Baca: WHO: Virus Corona Mungkin Tak Akan Pernah Pergi )
Saat ini, turis masih belum kembali ke tanah Italia. Biasanya, para turis akan menghasilkan sepertiga dari penjualan toko. Industri mode Italia sendiri, yang memiliki merek terkenal seperti Armani, Prada, dan Moncler, menyumbang 5% dari produk domestik bruto.
Sementara itu, akses ke restoran akan sangat terbatas dan hanya anggota keluarga yang diizinkan duduk berdekatan. Meski demikian, kembali beroperasi tetap dianggap sebagai langkah yang lebih baik oleh para pelaku bisnis.
"Kita harus memulai kembali," kata Rosy Riente, yang menjalankan Cafe de l'Ange di resor mewah Courmayeur Alpine. "Sejauh ini, yang kami lakukan adalah mengeluarkan uang untuk membeli gel sanitasi dan desinfektan," katanya.
Lihat Juga: Spesifikasi Kapal Fregat Alpino F-594 Italia yang Bersandar di Tanjung Priok Selama 4 Hari
"Saya tahu, bahwa untuk beberapa sektor ekonomi, pembukaan kembali tidak berarti pemulihan," ucap Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte pada Sabtu malam ketika ia mengumumkan pencabutan pembatasan.
(Baca: Lockdown Bikin Kesepian, Pemerintah Belanda Sarankan Seks Aman )
Dengan ekonomi yang menghadapi resesi parah dan utang publik diperkirakan akan meningkat hingga lebih dari 150% dari output ekonomi tahunannya, pemerintah Italia dinilai telah putus asa untuk membuat negara itu kembali normal tanpa memicu gelombang epidemi kedua.
Seperti dilaporkan Reuters, Italia yang merupakan kekuatan ekonomi ketiga di Eropa mengizinkan bisnis di negara tersebut bangkit secara bertahap, selama para pelaku bisnis dapat menegakkan protokol sanitasi yang ketat dan membuat orang berjarak setidaknya 1 meter.
Di Rinascente, sebuah department store kelas atas di Milan, penjaga toko akan terus menghitung melalui aplikasi soal jumlah berapa banyak orang di toko pada satu waktu. Pakaian yang dicoba di ruang ganti akan dikarantina selama 24 jam.
Chief Executive Rinascente, Pierluigi Cocchini mengatakan, sulit untuk memprediksi selera apa yang akan ada untuk berbelanja setelah masyarakat menjalani isolasi selama berbulan-bulan. Toko dibuka kembali dengan penurunan harga hingga 60%, karena seperti kebanyakan pengecer, toko perlu menghabiskan stok barang yang tidak terjual.
“Harapannya adalah mengambil langkah menuju normalitas. Ini tidak akan menjadi bisnis seperti biasa, mengingat semua protocol. Tetapi, ini adalah kondisi normal baru untuk saat ini dan kami harus menerimanya," kata Cocchini kepada Reuters.
(Baca: WHO: Virus Corona Mungkin Tak Akan Pernah Pergi )
Saat ini, turis masih belum kembali ke tanah Italia. Biasanya, para turis akan menghasilkan sepertiga dari penjualan toko. Industri mode Italia sendiri, yang memiliki merek terkenal seperti Armani, Prada, dan Moncler, menyumbang 5% dari produk domestik bruto.
Sementara itu, akses ke restoran akan sangat terbatas dan hanya anggota keluarga yang diizinkan duduk berdekatan. Meski demikian, kembali beroperasi tetap dianggap sebagai langkah yang lebih baik oleh para pelaku bisnis.
"Kita harus memulai kembali," kata Rosy Riente, yang menjalankan Cafe de l'Ange di resor mewah Courmayeur Alpine. "Sejauh ini, yang kami lakukan adalah mengeluarkan uang untuk membeli gel sanitasi dan desinfektan," katanya.
Lihat Juga: Spesifikasi Kapal Fregat Alpino F-594 Italia yang Bersandar di Tanjung Priok Selama 4 Hari
(esn)
tulis komentar anda