Houthi 'Rekrut' Ribuan Anak-anak untuk Dijadikan Tentara

Sabtu, 13 Februari 2021 - 10:41 WIB
Kelompok pemberontak Yaman, Houthi, merekrut ribuan anak-anak untuk dijadikan tentara. Foto/republicanyemen.net
SANAA - Kelompok pemberontak Yaman , Houthi , telah merekrut secara paksa lebih dari 10 ribu anak sejak 2014 untuk dijadikan tentara. Begitu laporan yang disusun oleh Euro-Mediterranean Human Rights Monitor dan LSM Yaman SAM untuk Hak dan Kebebasan.

Laporan tersebut menjelaskan bagaimana kelompok milisi yang didukung Iran itu menggunakan sekolah dan fasilitas pendidikan lainnya untuk "memikat" anak-anak agar masuk ke dalam barisan mereka.

Menurut laporan itu, Houthi mendorong kekerasan dan mengajarkan ideologi kelompok melalui ceramah khusus, menyebarkan ide-ide ekstremis dan mendorong anak-anak untuk bergabung dengan pasukan militer Houthi sebelum waktunya.



Laporan itu diterbitkan bertepatan dengan Hari Internasional Menentang Penggunaan Tentara Anak, yang juga dikenal sebagai Hari Tangan Merah

“Apa yang lebih meresahkan tidak hanya melibatkan anak-anak dalam operasi militer tetapi memberi makan pikiran sederhana mereka dengan ide-ide ekstremis dan mengisinya dengan ujaran kebencian dan kekerasan, dan dengan demikian menciptakan ekstremis masa depan yang mungkin tidak mudah dikendalikan mengingat besarnya jumlah yang direkrut oleh kelompok tersebut atau bertujuan untuk merekrut di masa depan,” kata Direktur Regional Euro-Med Monitor MENA, Anas Jerjawi, seperti dikutip dari Al Araby, Sabtu (13/2/2021).

Praktik oleh kelompok pemberontak Houthi, yang menguasai ibu kota Yaman Sana'a dan sebagian besar Yaman utara, telah meningkat pesat sejak 2018. Mereka sekarang telah membuka lebih dari 50 kamp untuk melatih anak-anak di atas usia 10 tahun di Saada, Sana'a, Al Mahwit, Hodeidah, Tihama, Hajjah dan Dhamar.



"Houthi menggunakan pola kompleks untuk merekrut secara paksa anak-anak dan menempatkan mereka di daerah bermusuhan di bawah kendalinya di Yaman," bunyi laporan itu, yang mendokumentasikan 111 nama anak-anak yang tewas dalam pertempuran dalam waktu singkat antara Juli dan Agustus 2020.

“Houthi mengancam keluarga Yaman di desa dan daerah di bawah kendali mereka untuk memaksa mereka mengizinkan perekrutan anak-anak mereka, termasuk anak-anak di kamp pengungsian dan panti asuhan. Dalam beberapa kasus, kelompok tersebut merekrut anak-anak dari keluarga miskin dengan imbalan uang ($ 150 per bulan). Mereka dikirim ke medan perang untuk berpartisipasi dalam bentrokan langsung, meletakkan ranjau, dan menjaga titik militer," laporan itu mengungkapkan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More