Saat Dipenjara, Aktivis Perempuan Saudi Disebut Dipaksa Lakukan Tindakan Seks
Jum'at, 12 Februari 2021 - 02:29 WIB
Dari balik jeruji besi, al-Hathloul melancarkan aksi mogok makan untuk memprotes kondisi penjaranya dan bergabung dengan aktivis perempuan lainnya dalam memberikan kesaksian kepada hakim bahwa dia disiksa dan diserang secara seksual oleh pria bertopeng selama interogasi. Para wanita tersebut melaporkan bahwa mereka dicambuk, disetrum, dan disiram air. Beberapa mengatakan mereka diraba-raba dan diancam dengan pemerkosaan. Namun, pemerintah Arab Saudi menyangkal bahwa ada tahanan yang dianiaya.
Keluarga Al-Hathloul mengatakan bahwa pengadilan banding pada hari Selasa menolak klaim penyiksaannya, dengan alasan kurangnya bukti. Sementara beberapa aktivis dan keluarga mereka dipaksa untuk bungkam. Saudara kandung al-Hathloul yang tinggal di Amerika Serikat (AS) dan Eropa telah meluncurkan kampanye penting yang menyerukan pembebasannya.
Dalam konferensi pers pada hari Kamis, Lina al-Hathloul—salah satu saudara perempuan aktivis tersebut—mengatakan Loujain al-Hathloul mengatakan kepada orang tuanya melalui panggilan telepon dari penjara bahwa dia baik-baik saja, tetapi pada kenyataannya dia memiliki perangkat sengatan listrik yang terpasang di telinganya.
Menurut keluarganya, meskipun dia dibebaskan, Loujain al-Hathloul akan tetap hidup dalam kondisi pengawasan yang ketat, termasuk larangan perjalanan lima tahun dan masa percobaan tiga tahun.
"Loujain ada di rumah, tapi dia tidak bebas. Pertarungan belum berakhir," tulis Lina al-Houthal di Twitter. "Saya tidak sepenuhnya senang tanpa pembebasan semua tahanan politik."
Menurut BBC, keluarganya sekarang akan menuntut keadilan bagi para penyiksa Loujain al-Houthloul.
Keluarga Al-Hathloul sekarang memuji pemerintahan Joe Biden karena membantu mengamankan pembebasan awal aktivis tersebut.
"Dia dibebaskan setelah beberapa minggu setelah [Presiden] Biden berkuasa. Tanpa tekanan internasional, kami tidak dapat memperoleh sesuatu di Arab Saudi," kata saudara perempuannya, Alia al-Hathloul, kepada wartawan, Kamis.
"Terima kasih Presiden, itu membantu membebaskan adik saya."
tulis komentar anda