Menteri Turki Sebut AS di Balik Kudeta Gagal 2016
Kamis, 04 Februari 2021 - 20:42 WIB
ANKARA - Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu menuduh Amerika Serikat (AS) berada di balik kudeta yang gagal pada tahun 2016. Kudeta itu gagal setelah adanya perlawanan dari tentara yang setia pada Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan juga masyarakat Turki.
Lebih dari 250 orang tewas dalam upaya menggulingkan Erdogan dan pemerintahannya pada 15 Juli 2016. Saat itu, sejumlah tentara yang berkhianat sukses menguasai pesawat tempur, helikopter, dan tank untuk merebut institusi negara.
Ankara telah lama menyalahkan Fethullah Gulen, mantan sekutu Erdogan yang tinggal di Pennsylvania, dan melancarkan tindakan keras yang meluas terhadap jaringannya. Gulen menyangkal keterlibatan apa pun dalam kudeta.
Namun, dalam sebuah wawancara dengan media Turki, Hurriyet, Soylu mengatakan bahwa AS telah mengatur upaya kudeta sementara jaringan Gulen yang mengeksekusinya.
"Jelas sekali bahwa Amerika Serikat berada di belakang (Kudeta) 15 Juli. FETO-lah yang melaksanakannya atas perintah mereka," katanya, merujuk pada kelompok Gulen, seperti dilansir Reuters pada Kamis (4/2/2021).
AS sendiri belum berkomentar apapun mengenai hal ini. Namun, di masa lalu Washington telah membantah bahwa mereka terlibat dalam upaya tersebut.
Washington juga telah berulang kali menolak tuntutan Turki untuk ekstradisi Gulen, dengan alasan kurangnya bukti yang kredibel dari Ankara.
Lebih dari 250 orang tewas dalam upaya menggulingkan Erdogan dan pemerintahannya pada 15 Juli 2016. Saat itu, sejumlah tentara yang berkhianat sukses menguasai pesawat tempur, helikopter, dan tank untuk merebut institusi negara.
Ankara telah lama menyalahkan Fethullah Gulen, mantan sekutu Erdogan yang tinggal di Pennsylvania, dan melancarkan tindakan keras yang meluas terhadap jaringannya. Gulen menyangkal keterlibatan apa pun dalam kudeta.
Namun, dalam sebuah wawancara dengan media Turki, Hurriyet, Soylu mengatakan bahwa AS telah mengatur upaya kudeta sementara jaringan Gulen yang mengeksekusinya.
"Jelas sekali bahwa Amerika Serikat berada di belakang (Kudeta) 15 Juli. FETO-lah yang melaksanakannya atas perintah mereka," katanya, merujuk pada kelompok Gulen, seperti dilansir Reuters pada Kamis (4/2/2021).
AS sendiri belum berkomentar apapun mengenai hal ini. Namun, di masa lalu Washington telah membantah bahwa mereka terlibat dalam upaya tersebut.
Washington juga telah berulang kali menolak tuntutan Turki untuk ekstradisi Gulen, dengan alasan kurangnya bukti yang kredibel dari Ankara.
(esn)
tulis komentar anda