2.575 Orang Jadi Kelinci Percobaan 5 Kandidat Vaksin Covid-19 China
Sabtu, 16 Mei 2020 - 15:24 WIB
BEIJING - China mengumumkan kandidat vaksin Covid-19 kelima sudah diuji coba pada manusia. Total 2.575 orang menjadi "kelinci percobaan" untuk lima kandidat vaksin di negara itu.
Uji coba kandidat vaksin kelima diumumkan Jumat, ketika dunia berlomba untuk menemukan formula untuk menghentikan penularan virus corona baru; SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19.
Data 2.575 orang yang secara sukarela terlibat dalam uji coba kelima kandidat vaksin China itu disampaikan Wakil Direktur Komisi Kesehatan Nasional, Zeng Yixin. (Baca: Perlombaan Vaksin Corona Global Memanas dan Sarat Kontroversi )
Menurut Zeng sejauh ini belum ada "reaksi merugikan" selama uji coba. "Menurut rencana, jika semuanya berjalan dengan baik, proyek-proyek di atas akan menyelesaikan fase kedua uji klinis pada Juli tahun ini," kata Zeng.
Zeng mengatakan ada lebih banyak kandidat vaksin yang sedang dalam proses pengembangan dan menunggu persetujuan untuk diuji coba pada manusia.
China sebelumnya mengatakan empat kandidat vaksin sudah diuji coba lebih awal pada manusia. Zeng tidak merinci kapan uji coba empat vaksin potensial itu berlangsung.
Untuk disetujui sebagai obat yang digunakan, kandidat vaksin harus menyelesaikan tiga fase uji coba. Zeng juga tidak menjelaskan sudah dalam fase ke berapa untuk empat kandidat vaksin pemula tersebut. (Baca juga: Demi Uji Vaksin, 14.000 Orang Akan Diinfeksi Virus Corona )
Para ilmuwan di seluruh dunia bekerja dengan kecepatan sangat tinggi untuk mengembangkan vaksin Covid-19, penyakit akibat virus corona baru yang telah menewaskan lebih dari 300.000 orang dan menginfeksi lebih dari 4,4 juta secara global.
Tetapi keberhasilan China dalam menjinakkan wabah ini dapat menjadi rintangan bagi pengembang vaksinnya ketika mereka mencapai tahap akhir pengujian.
Obat harus diberikan kepada sekelompok sukarelawan dan plasebo yang diberikan kepada kelompok kontrol di daerah yang sama di mana virus menyebar untuk melihat apakah obat itu bekerja.
Sinovac Biotech yang berbasis di Beijing, yang mengembangkan salah satu vaksin yang sedang diuji, telah mengatakan kepada AFP, Sabtu (16/5/2020), bahwa mereka sedang berupaya melaksanakan tahap akhir dari uji coba di luar negeri karena China tidak memiliki cluster virus corona baru yang cukup besar.
Para ahli mengatakan perlu setidaknya 12 hingga 18 bulan untuk mengembangkan vaksin yang efektif, bahkan mungkin lebih lama.
Uji coba kandidat vaksin kelima diumumkan Jumat, ketika dunia berlomba untuk menemukan formula untuk menghentikan penularan virus corona baru; SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19.
Data 2.575 orang yang secara sukarela terlibat dalam uji coba kelima kandidat vaksin China itu disampaikan Wakil Direktur Komisi Kesehatan Nasional, Zeng Yixin. (Baca: Perlombaan Vaksin Corona Global Memanas dan Sarat Kontroversi )
Menurut Zeng sejauh ini belum ada "reaksi merugikan" selama uji coba. "Menurut rencana, jika semuanya berjalan dengan baik, proyek-proyek di atas akan menyelesaikan fase kedua uji klinis pada Juli tahun ini," kata Zeng.
Zeng mengatakan ada lebih banyak kandidat vaksin yang sedang dalam proses pengembangan dan menunggu persetujuan untuk diuji coba pada manusia.
China sebelumnya mengatakan empat kandidat vaksin sudah diuji coba lebih awal pada manusia. Zeng tidak merinci kapan uji coba empat vaksin potensial itu berlangsung.
Untuk disetujui sebagai obat yang digunakan, kandidat vaksin harus menyelesaikan tiga fase uji coba. Zeng juga tidak menjelaskan sudah dalam fase ke berapa untuk empat kandidat vaksin pemula tersebut. (Baca juga: Demi Uji Vaksin, 14.000 Orang Akan Diinfeksi Virus Corona )
Para ilmuwan di seluruh dunia bekerja dengan kecepatan sangat tinggi untuk mengembangkan vaksin Covid-19, penyakit akibat virus corona baru yang telah menewaskan lebih dari 300.000 orang dan menginfeksi lebih dari 4,4 juta secara global.
Tetapi keberhasilan China dalam menjinakkan wabah ini dapat menjadi rintangan bagi pengembang vaksinnya ketika mereka mencapai tahap akhir pengujian.
Obat harus diberikan kepada sekelompok sukarelawan dan plasebo yang diberikan kepada kelompok kontrol di daerah yang sama di mana virus menyebar untuk melihat apakah obat itu bekerja.
Sinovac Biotech yang berbasis di Beijing, yang mengembangkan salah satu vaksin yang sedang diuji, telah mengatakan kepada AFP, Sabtu (16/5/2020), bahwa mereka sedang berupaya melaksanakan tahap akhir dari uji coba di luar negeri karena China tidak memiliki cluster virus corona baru yang cukup besar.
Para ahli mengatakan perlu setidaknya 12 hingga 18 bulan untuk mengembangkan vaksin yang efektif, bahkan mungkin lebih lama.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda