Biden Bekukan Penjualan F-35 ke UEA, Begini Reaksi Emirat
Kamis, 28 Januari 2021 - 08:36 WIB
WASHINGTON - Pemerintah Joe Biden membekukan penjualan pesawat jet tempur siluman F-35 Amerika Serikat (AS) ke Uni Emirat Arab (UEA) sambil menunggu tinjauan. Negara Teluk itu pun merespons dengan akan menunggu hasil tinjauan kebijakan pemerintah baru Amerika.
Baca Juga: Awali 2021, BMW Indonesia Luncurkan 3 Mobil BMW X Terbaru
Duta besar Emirat untuk Washington Yousef al-Otaiba menyampaikan hal itu pada hari Rabu (27/1/2021).
"Seperti dalam transisi sebelumnya, UEA mengantisipasi tinjauan kebijakan saat ini oleh pemerintahan baru," kata al-Otaiba dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh kedutaan UEA.
"Paket F-35 lebih dari sekedar menjual perangkat keras militer kepada mitra. Seperti AS, ini memungkinkan UEA untuk mempertahankan pencegah yang kuat terhadap agresi. Sejalan dengan dialog baru dan kerjasama keamanan, ini membantu meyakinkan mitra regional," kata diplomat Emirat tersebut.
“Ini juga memungkinkan UEA untuk mengambil lebih banyak beban regional untuk keamanan kolektif, membebaskan aset AS untuk tantangan global lainnya, prioritas lama bipartisan AS. UEA selalu berjuang bersama AS. Dan melalui ratusan misi bersama dan partisipasi dalam enam upaya koalisi pimpinan AS, kami telah belajar bahwa kunci dari koordinasi militer adalah interoperabilitas," imbuh dia.
Baca Juga: Indonesia Peringkat Ke-85 Penanganan Pandemi Covid-19
Pemerintahan mantan Presiden Donald Trump pada tahun lalu telah menyetujui penjualan paket peralatan pertahanan canggih senilai USD23,37 miliar ke UEA yang bertujuan untuk mencegah potensi ancaman dari Iran.
Baca Juga: Awali 2021, BMW Indonesia Luncurkan 3 Mobil BMW X Terbaru
Duta besar Emirat untuk Washington Yousef al-Otaiba menyampaikan hal itu pada hari Rabu (27/1/2021).
"Seperti dalam transisi sebelumnya, UEA mengantisipasi tinjauan kebijakan saat ini oleh pemerintahan baru," kata al-Otaiba dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh kedutaan UEA.
"Paket F-35 lebih dari sekedar menjual perangkat keras militer kepada mitra. Seperti AS, ini memungkinkan UEA untuk mempertahankan pencegah yang kuat terhadap agresi. Sejalan dengan dialog baru dan kerjasama keamanan, ini membantu meyakinkan mitra regional," kata diplomat Emirat tersebut.
“Ini juga memungkinkan UEA untuk mengambil lebih banyak beban regional untuk keamanan kolektif, membebaskan aset AS untuk tantangan global lainnya, prioritas lama bipartisan AS. UEA selalu berjuang bersama AS. Dan melalui ratusan misi bersama dan partisipasi dalam enam upaya koalisi pimpinan AS, kami telah belajar bahwa kunci dari koordinasi militer adalah interoperabilitas," imbuh dia.
Baca Juga: Indonesia Peringkat Ke-85 Penanganan Pandemi Covid-19
Pemerintahan mantan Presiden Donald Trump pada tahun lalu telah menyetujui penjualan paket peralatan pertahanan canggih senilai USD23,37 miliar ke UEA yang bertujuan untuk mencegah potensi ancaman dari Iran.
tulis komentar anda