Panglima Militer Israel Umumkan Rencana untuk Menyerang Iran
Rabu, 27 Januari 2021 - 03:24 WIB
TEL AVIV - Panglimamiliter Israel memperingatkan pemerintahan Joe Biden agar tidak bergabung kembali dengan perjanjian nuklir Iran 2015, bahkan jika Amerika Serikat (AS) memperkuat persyaratannya. Ia menambahkan dia memerintahkan pasukannya untuk meningkatkan persiapan untuk kemungkinan tindakan ofensif terhadap Iran.
Dalam pidatonya di Institute for National Security Studies, Letjen. Aviv Kohavi mengatakan kesepakatan kembali, meskipun dengan beberapa perbaikan, sangat buruk secara operasional dan buruk secara strategis. Dia mengatakan
"Mengizinkan Iran untuk melanjutkan program nuklir akan menjadi ancaman yang tidak dapat diterima dan akan mengarah pada proliferasi nuklir di seluruh wilayah," ujarnya seperti dikutip dari AP, Rabu (27/1/2021).
Kohavi mengatakan bahwa mengingat ancaman yang ditimbulkan oleh Iran, militer Israel akan bersiap untuk menyerang sendiri jika diperlukan.
“Saya perintahkan militer untuk menyiapkan sejumlah rencana operasional selain yang sudah ada,” katanya.
“Kami sedang mengurus rencana ini dan akan mengembangkannya selama tahun mendatang. Yang memutuskan untuk melaksanakannya, tentu saja adalah para pemimpin politik. Tapi rencana ini harus di atas meja," imbuhnya.
Hanya beberapa jam sebelum Kohavi berbicara menentang kesepakatan, Iran mendorong Biden untuk bergabung kembali dengan perjanjian nuklir 2015.
"Jendela peluang tidak akan terbuka lama," kata juru bicara Kabinet Iran Ali Rabiei.
Dalam pidatonya di Institute for National Security Studies, Letjen. Aviv Kohavi mengatakan kesepakatan kembali, meskipun dengan beberapa perbaikan, sangat buruk secara operasional dan buruk secara strategis. Dia mengatakan
"Mengizinkan Iran untuk melanjutkan program nuklir akan menjadi ancaman yang tidak dapat diterima dan akan mengarah pada proliferasi nuklir di seluruh wilayah," ujarnya seperti dikutip dari AP, Rabu (27/1/2021).
Kohavi mengatakan bahwa mengingat ancaman yang ditimbulkan oleh Iran, militer Israel akan bersiap untuk menyerang sendiri jika diperlukan.
“Saya perintahkan militer untuk menyiapkan sejumlah rencana operasional selain yang sudah ada,” katanya.
“Kami sedang mengurus rencana ini dan akan mengembangkannya selama tahun mendatang. Yang memutuskan untuk melaksanakannya, tentu saja adalah para pemimpin politik. Tapi rencana ini harus di atas meja," imbuhnya.
Hanya beberapa jam sebelum Kohavi berbicara menentang kesepakatan, Iran mendorong Biden untuk bergabung kembali dengan perjanjian nuklir 2015.
"Jendela peluang tidak akan terbuka lama," kata juru bicara Kabinet Iran Ali Rabiei.
Lihat Juga :
tulis komentar anda