Dubes-dubes RI Paparkan Penanganan COVID-19 di Jepang, Singapura dan Nigeria
Sabtu, 23 Januari 2021 - 13:00 WIB
Mantan pemimpin redaksi Harian Kompas dan direktur Metro TV ini menjelaskan Pemerintah Singapura juga ketat mengontrol pemberitaan media termasuk pula konten dalam media sosial. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mendapat informasi valid seputar corona.
Dalam kesempatan yang sama, Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap menjelaskan, penanganan corona dari Pemerintah Nigeria berhadapan dengan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap aparat. Sehingga aturan protokol kesehatan juga tidak dipatuhi khususnya di tingkat kelas menengah ke bawah.
"Di pasar tradisional yang ramai, sedikit yang gunakan masker. Banyak warga yang berkumpul. Tapi di supermarket dan tempat makan ada juga warga yang kenakan masker," kata Usra Hendra Harahap yang juga merangkap merangkap sebagai Dubes RI untuk Burkina Faso, Gabon, Ghana, Kamerun, Kongo, Niger, Togo, dan berkedudukan di Abuja.
Mantan Danskadron 464/Paskhas (1997-1999) dan Komandan Sekolah Kajian Pertahanan dan Strategi (SKPS) Universitas Pertahanan berpangkat terakhir Marsekal Muda TNI Angkatan Udara ini sempat dinyatakan positif corona bersama istri dan beberapa staf.
Sementara itu Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 RI Sonny Harry B Harmadi mengatakan, Tim Satgas COVID-19 berupaya maksimal menekan melonjaknya angka penularan corona di Indonesia.
"Dari pemaparan para duta besar, dapat menjadi masukan dan pembelajaran bagi kami dalam membuat kebijakan," kata Sonny.
Dubes Heri menutup paparannya dengan mengatakan,langkah tegas penanganan corona perlu memperhatikan berbagai faktor seperti psikologis masyarakat dan aktivitas ekonomi.
"Jepang memberikan kompensasi bantuan bagi restoran yang memangkas jam operasionalnya. Termasuk pula bantuan uang bagi warga serta ada lembaga konseling bagi warga. Hal ini dilakukan untuk mengurangi angka bunuh diri yang melonjak di 2020 akibat corona," kata Heri.
Dalam kesempatan yang sama, Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap menjelaskan, penanganan corona dari Pemerintah Nigeria berhadapan dengan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap aparat. Sehingga aturan protokol kesehatan juga tidak dipatuhi khususnya di tingkat kelas menengah ke bawah.
"Di pasar tradisional yang ramai, sedikit yang gunakan masker. Banyak warga yang berkumpul. Tapi di supermarket dan tempat makan ada juga warga yang kenakan masker," kata Usra Hendra Harahap yang juga merangkap merangkap sebagai Dubes RI untuk Burkina Faso, Gabon, Ghana, Kamerun, Kongo, Niger, Togo, dan berkedudukan di Abuja.
Mantan Danskadron 464/Paskhas (1997-1999) dan Komandan Sekolah Kajian Pertahanan dan Strategi (SKPS) Universitas Pertahanan berpangkat terakhir Marsekal Muda TNI Angkatan Udara ini sempat dinyatakan positif corona bersama istri dan beberapa staf.
Sementara itu Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 RI Sonny Harry B Harmadi mengatakan, Tim Satgas COVID-19 berupaya maksimal menekan melonjaknya angka penularan corona di Indonesia.
"Dari pemaparan para duta besar, dapat menjadi masukan dan pembelajaran bagi kami dalam membuat kebijakan," kata Sonny.
Dubes Heri menutup paparannya dengan mengatakan,langkah tegas penanganan corona perlu memperhatikan berbagai faktor seperti psikologis masyarakat dan aktivitas ekonomi.
"Jepang memberikan kompensasi bantuan bagi restoran yang memangkas jam operasionalnya. Termasuk pula bantuan uang bagi warga serta ada lembaga konseling bagi warga. Hal ini dilakukan untuk mengurangi angka bunuh diri yang melonjak di 2020 akibat corona," kata Heri.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda