Navalny Sang Musuh Politik Putin Ditangkap di Bandara Moskow
Senin, 18 Januari 2021 - 06:53 WIB
MOSKOW - Alexey Navalny , tokoh oposisi Rusia yang dikenal sebagai musuh politik Presiden Vladimir Putin , ditangkap polisi di Bandara Sheremetyevo Moskow setelah kembali dari Jerman, Minggu malam.
Dia akhirnya kembali ke negaranya setelah terbang ke Jerman sejak musim panas lalu untuk memulihkan diri setelah dilaporkan diracun dengan racun saraf Novichok.
Navalny dan istrinya; Yulia, meninggalkan pesawat bersama pada Minggu malam bersama penumpang lainnya dan pergi ke terminal dengan bus. Tokoh oposisi kemudian ditangkap saat tiba di meja imigrasi.
Otoritas penjara Rusia telah mengonfirmasi penahanan tersebut. Menurut otoritas tersebut yang dikutip Russia Today, Navalny—yang diburu karena melanggar persyaratan pembebasan hukuman masa percobaannya dari kasus pidana sebelumnya—akan tetap ditahan sampai pengadilan memutuskan pembatasan pra-sidang terhadapnya.
Pesawat yang ditumpangi Navalny mendarat di Bandara Sheremetyevo Moskow, telah dialihkan dari Bandara Vnukovo tempat kerumunan besar pendukungnya berkumpul. Ada perkelahian kecil dengan polisi dan beberapa penangkapan terjadi di lokasi bentrok. Rekan dekat Navalny; Lyubov Sobol dan Ruslan Shaveddinov, termasuk di antara mereka yang ditahan.
Awal pekan ini, terungkap bahwa Navalny telah dimasukkan dalam daftar buronan di Rusia tak lama sebelum Tahun Baru.
Aktivis oposisi dan juru kampanye antikorupsi itu dituduh melanggar ketentuan pembebasan hukuman masa percobaan. Pada tahun 2014, dia menerima hukuman 3,5 tahun—dan hukumannya ditangguhkan—atas tuduhan menggelapkan 30 juta rubel (USD400.000) dari dua perusahaan, yang salah satunya adalah merek kosmetik Prancis; Yves Rocher. Hukumannya kemudian diperpanjang satu tahun lagi dan itu akan berakhir pada 30 Desember 2020.
Pada 28 Desember, Lembaga Pemasyarakatan Federal memanggil Navalny ke kantor tahanan di Moskow, di mana dia harus check-in secara teratur karena ketentuan terkait hukumannya. Namun dia tetap di Jerman dan menolak panggilan tersebut.
Layanan hukuman bersikeras bahwa pemimpin protes oposisi itu sengaja menghindari pengawasan mereka, karena laporan medis yang diterbitkan oleh dokter Jerman mengungkapkan bahwa masalah kesehatannya sudah berlalu dan dia sehat untuk melakukan perjalanan ke Rusia.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Dia akhirnya kembali ke negaranya setelah terbang ke Jerman sejak musim panas lalu untuk memulihkan diri setelah dilaporkan diracun dengan racun saraf Novichok.
Navalny dan istrinya; Yulia, meninggalkan pesawat bersama pada Minggu malam bersama penumpang lainnya dan pergi ke terminal dengan bus. Tokoh oposisi kemudian ditangkap saat tiba di meja imigrasi.
Otoritas penjara Rusia telah mengonfirmasi penahanan tersebut. Menurut otoritas tersebut yang dikutip Russia Today, Navalny—yang diburu karena melanggar persyaratan pembebasan hukuman masa percobaannya dari kasus pidana sebelumnya—akan tetap ditahan sampai pengadilan memutuskan pembatasan pra-sidang terhadapnya.
Pesawat yang ditumpangi Navalny mendarat di Bandara Sheremetyevo Moskow, telah dialihkan dari Bandara Vnukovo tempat kerumunan besar pendukungnya berkumpul. Ada perkelahian kecil dengan polisi dan beberapa penangkapan terjadi di lokasi bentrok. Rekan dekat Navalny; Lyubov Sobol dan Ruslan Shaveddinov, termasuk di antara mereka yang ditahan.
Awal pekan ini, terungkap bahwa Navalny telah dimasukkan dalam daftar buronan di Rusia tak lama sebelum Tahun Baru.
Aktivis oposisi dan juru kampanye antikorupsi itu dituduh melanggar ketentuan pembebasan hukuman masa percobaan. Pada tahun 2014, dia menerima hukuman 3,5 tahun—dan hukumannya ditangguhkan—atas tuduhan menggelapkan 30 juta rubel (USD400.000) dari dua perusahaan, yang salah satunya adalah merek kosmetik Prancis; Yves Rocher. Hukumannya kemudian diperpanjang satu tahun lagi dan itu akan berakhir pada 30 Desember 2020.
Pada 28 Desember, Lembaga Pemasyarakatan Federal memanggil Navalny ke kantor tahanan di Moskow, di mana dia harus check-in secara teratur karena ketentuan terkait hukumannya. Namun dia tetap di Jerman dan menolak panggilan tersebut.
Layanan hukuman bersikeras bahwa pemimpin protes oposisi itu sengaja menghindari pengawasan mereka, karena laporan medis yang diterbitkan oleh dokter Jerman mengungkapkan bahwa masalah kesehatannya sudah berlalu dan dia sehat untuk melakukan perjalanan ke Rusia.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(min)
tulis komentar anda