Kejaksaan: Perusuh US Capitol Ingin Menangkap dan Membunuh Para Pejabat
Jum'at, 15 Januari 2021 - 19:19 WIB
WASHINGTON - Kejaksaan federal memberikan penilaian baru yang tidak menyenangkan tentang penyerbuan US Capitol pekan lalu oleh para pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump .
Kejaksaan mengatakan dalam dokumen pengadilan bahwa, “Para perusuh bermaksud menangkap dan membunuh pejabat terpilih."
Jaksa memberi pandangan itu dalam gugatan agar hakim menahan Jacob Chansley, pria Arizona dan ahli teori konspirasi QAnon yang terkenal difoto mengenakan tanduk saat dia berdiri di depan meja Wakil Presiden Mike Pence di ruang Senat AS.
Memo penahanan, yang ditulis pengacara Departemen Kehakiman di Arizona, menjelaskan lebih detail tentang penyelidikan FBI terhadap Chansley.
Memo itu mengungkapkan bahwa dia meninggalkan catatan untuk Pence yang memperingatkan, "Hanya masalah waktu, keadilan akan datang."
Lihat Infografis: Fakta-Fakta Pemakzulan Presiden AS Donald Trump
"Bukti kuat, termasuk kata-kata dan tindakan Chansley sendiri di Capitol, mendukung bahwa maksud para perusuh Capitol adalah untuk menangkap dan membunuh para pejabat terpilih di pemerintahan Amerika Serikat," tulis jaksa dalam dokumen pengadilan.
Lihat Video: Sejak Dibuka, TPU Srengseng Sawah Sudah Menerima 61 Jenazah Covid-19
Seorang pengacara yang mewakili Chansley tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar. Chansley dijadwalkan hadir di pengadilan federal pada Jumat.
Penilaian jaksa penuntut datang ketika jaksa dan agen federal mulai mengajukan dakwaan yang lebih serius terkait kekerasan di US Capitol, termasuk mengungkap kasus pada Kamis terhadap satu orang, pensiunan petugas pemadam kebakaran Robert Sanford, dengan tuduhan dia melemparkan alat pemadam kebakaran ke kepala salah satu polisi.
Perusuh lain, Peter Stager, memukul petugas polisi berbeda dengan tiang dengan bendera AS.
Dalam kasus Chansley, jaksa penuntut mengatakan, “Dakwaan tersebut melibatkan partisipasi aktif dalam pemberontakan yang dengan kejam mencoba menggulingkan pemerintah Amerika Serikat ."
"Pemberontakan masih berlangsung," papar jaksa terkait para penegak hukum yang bersiap menghadapi lebih banyak demonstrasi di Washington dan berbagai ibu kota negara bagian lainnya.
Jaksa juga menyatakan Chansley menderita penyalahgunaan narkoba dan penyakit mental, serta memiliki risiko penerbangan yang serius.
"Chansley telah berbicara secara terbuka tentang keyakinannya bahwa dia adalah alien, makhluk yang lebih tinggi, dan dia ada di sini di Bumi untuk naik ke realitas lain," tulis jaksa.
Departemen Kehakiman telah membawa lebih dari 80 kasus kriminal sehubungan dengan kerusuhan di US Capitol pekan lalu, saat pendukung Trump menyerbu gedung itu, menggeledah kantor dan dalam beberapa kasus, menyerang polisi.
Banyak orang yang didakwa sejauh ini dengan mudah dilacak FBI, yang telah memiliki lebih dari 200 tersangka.
Sebagian besar para tersangka teridentifikasi berkat video dan foto yang diposting di media sosial.
Pelaksana Jaksa AS untuk Distrik Columbia Michael Sherwin mengatakan meskipun banyak dari dakwaan awal mungkin tampak kecil, dia mengharapkan tuntutan yang jauh lebih serius akan diajukan saat Departemen Kehakiman melanjutkan penyelidikannya.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Kejaksaan mengatakan dalam dokumen pengadilan bahwa, “Para perusuh bermaksud menangkap dan membunuh pejabat terpilih."
Jaksa memberi pandangan itu dalam gugatan agar hakim menahan Jacob Chansley, pria Arizona dan ahli teori konspirasi QAnon yang terkenal difoto mengenakan tanduk saat dia berdiri di depan meja Wakil Presiden Mike Pence di ruang Senat AS.
Memo penahanan, yang ditulis pengacara Departemen Kehakiman di Arizona, menjelaskan lebih detail tentang penyelidikan FBI terhadap Chansley.
Memo itu mengungkapkan bahwa dia meninggalkan catatan untuk Pence yang memperingatkan, "Hanya masalah waktu, keadilan akan datang."
Lihat Infografis: Fakta-Fakta Pemakzulan Presiden AS Donald Trump
"Bukti kuat, termasuk kata-kata dan tindakan Chansley sendiri di Capitol, mendukung bahwa maksud para perusuh Capitol adalah untuk menangkap dan membunuh para pejabat terpilih di pemerintahan Amerika Serikat," tulis jaksa dalam dokumen pengadilan.
Lihat Video: Sejak Dibuka, TPU Srengseng Sawah Sudah Menerima 61 Jenazah Covid-19
Seorang pengacara yang mewakili Chansley tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar. Chansley dijadwalkan hadir di pengadilan federal pada Jumat.
Penilaian jaksa penuntut datang ketika jaksa dan agen federal mulai mengajukan dakwaan yang lebih serius terkait kekerasan di US Capitol, termasuk mengungkap kasus pada Kamis terhadap satu orang, pensiunan petugas pemadam kebakaran Robert Sanford, dengan tuduhan dia melemparkan alat pemadam kebakaran ke kepala salah satu polisi.
Perusuh lain, Peter Stager, memukul petugas polisi berbeda dengan tiang dengan bendera AS.
Dalam kasus Chansley, jaksa penuntut mengatakan, “Dakwaan tersebut melibatkan partisipasi aktif dalam pemberontakan yang dengan kejam mencoba menggulingkan pemerintah Amerika Serikat ."
"Pemberontakan masih berlangsung," papar jaksa terkait para penegak hukum yang bersiap menghadapi lebih banyak demonstrasi di Washington dan berbagai ibu kota negara bagian lainnya.
Jaksa juga menyatakan Chansley menderita penyalahgunaan narkoba dan penyakit mental, serta memiliki risiko penerbangan yang serius.
"Chansley telah berbicara secara terbuka tentang keyakinannya bahwa dia adalah alien, makhluk yang lebih tinggi, dan dia ada di sini di Bumi untuk naik ke realitas lain," tulis jaksa.
Departemen Kehakiman telah membawa lebih dari 80 kasus kriminal sehubungan dengan kerusuhan di US Capitol pekan lalu, saat pendukung Trump menyerbu gedung itu, menggeledah kantor dan dalam beberapa kasus, menyerang polisi.
Banyak orang yang didakwa sejauh ini dengan mudah dilacak FBI, yang telah memiliki lebih dari 200 tersangka.
Sebagian besar para tersangka teridentifikasi berkat video dan foto yang diposting di media sosial.
Pelaksana Jaksa AS untuk Distrik Columbia Michael Sherwin mengatakan meskipun banyak dari dakwaan awal mungkin tampak kecil, dia mengharapkan tuntutan yang jauh lebih serius akan diajukan saat Departemen Kehakiman melanjutkan penyelidikannya.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(sya)
tulis komentar anda