Rusia Bersiap Uji Rudal yang Kalahkan Semua Sistem Pertahanan di Dunia
Sabtu, 02 Januari 2021 - 14:51 WIB
MOSKOW - Militer Rusia sedang bersiap untuk melakukan uji terbang rudal balistik antarbenua generasi berikutnya, senjata yang diklaim dapat mengatasi sistem pertahanan apa pun di dunia.
Senjata yang akan diuji terbang itu adalah rudal RS-28 Sarmat. Senjata itu ditakdirkan untuk menggantikan R-36 yang oleh NATO dinamai SS-18 Satan (rudal Setan 1). (Baca: Drone Selam China Berkeliaran di Perairan Indonesia Patut Dirucigai )
Dengan berat 208 ton dan dengan jangkauan sekitar 6.200 mil (9977 km), Sarmat akan membawa hingga 16 hulu ledak dan, menurut Moskow, akan mampu melewati sistem pertahanan rudal apa pun.
Menurut Zvezda, saluran televisi Kementerian Pertahana Rusia, RS-28 Sarmat bisa membawa muatan yang mampu menghancurkan area sebesar Texas atau Prancis.
Pengenalan rudal tersebut telah ditunda beberapa kali karena penundaan pengujian, tetapi Wakil Menteri Pertahanan Alexei Krivoruchko mengatakan kepada Krasnaya Zvezda, sebuah surat kabar militer, bahwa peluncuran jarak jauhnya akan segera terjadi.
“Saya akan mencatat bahwa tes ejeksi rudal Sarmat selesai dengan hasil yang positif,” katanya, yang dilansir The Times, Sabtu (2/1/2021). "Dalam waktu dekat kami akan mulai melakukan uji terbang terhadap kompleks roket ini." (Baca juga: Video Parodi Indonesia Raya yang Hina Indonesia Ternyata Dibuat WNI )
Tes ejeksi atau "pop-up" membatasi penembakan pada mesin tahap pertama yang mendorong rudal keluar dari silo ke udara.
Sarmat adalah salah satu senjata strategis baru yang diluncurkan oleh Presiden Vladimir Putin pada tahun 2018. "Berdasarkan kemampuannya, tidak ada senjata pertahanan rudal, bahkan yang paling canggih sekalipun, yang dapat menghalanginya," katanya dan menambahkan bahwa Barat akan dipaksa untuk memperhitungkan Rusia yang dipersenjatai kembali.
Senjata baru lainnya termasuk kendaraan luncur hipersonik Avangard—yang menurut Putin bisa terbang "seperti meteorit atau bola api"—, misil yang diluncurkan dari udara Kinzhal; rudal jelajah bertenaga nuklir; dandronebawah air jarak jauh yang sunyi.
Sarmat akan menjalani tugas tempur di Krasnoyarsk, Siberia, tahun depan.
Senjata yang akan diuji terbang itu adalah rudal RS-28 Sarmat. Senjata itu ditakdirkan untuk menggantikan R-36 yang oleh NATO dinamai SS-18 Satan (rudal Setan 1). (Baca: Drone Selam China Berkeliaran di Perairan Indonesia Patut Dirucigai )
Dengan berat 208 ton dan dengan jangkauan sekitar 6.200 mil (9977 km), Sarmat akan membawa hingga 16 hulu ledak dan, menurut Moskow, akan mampu melewati sistem pertahanan rudal apa pun.
Menurut Zvezda, saluran televisi Kementerian Pertahana Rusia, RS-28 Sarmat bisa membawa muatan yang mampu menghancurkan area sebesar Texas atau Prancis.
Pengenalan rudal tersebut telah ditunda beberapa kali karena penundaan pengujian, tetapi Wakil Menteri Pertahanan Alexei Krivoruchko mengatakan kepada Krasnaya Zvezda, sebuah surat kabar militer, bahwa peluncuran jarak jauhnya akan segera terjadi.
“Saya akan mencatat bahwa tes ejeksi rudal Sarmat selesai dengan hasil yang positif,” katanya, yang dilansir The Times, Sabtu (2/1/2021). "Dalam waktu dekat kami akan mulai melakukan uji terbang terhadap kompleks roket ini." (Baca juga: Video Parodi Indonesia Raya yang Hina Indonesia Ternyata Dibuat WNI )
Tes ejeksi atau "pop-up" membatasi penembakan pada mesin tahap pertama yang mendorong rudal keluar dari silo ke udara.
Sarmat adalah salah satu senjata strategis baru yang diluncurkan oleh Presiden Vladimir Putin pada tahun 2018. "Berdasarkan kemampuannya, tidak ada senjata pertahanan rudal, bahkan yang paling canggih sekalipun, yang dapat menghalanginya," katanya dan menambahkan bahwa Barat akan dipaksa untuk memperhitungkan Rusia yang dipersenjatai kembali.
Senjata baru lainnya termasuk kendaraan luncur hipersonik Avangard—yang menurut Putin bisa terbang "seperti meteorit atau bola api"—, misil yang diluncurkan dari udara Kinzhal; rudal jelajah bertenaga nuklir; dandronebawah air jarak jauh yang sunyi.
Sarmat akan menjalani tugas tempur di Krasnoyarsk, Siberia, tahun depan.
(min)
tulis komentar anda