Trump Klaim China Ingin Bayar Teroris untuk Serang Pasukan AS di Afghanistan
Jum'at, 01 Januari 2021 - 12:01 WIB
WASHINGTON - Presiden Donald Trump mengeklaim bahwa dia menerima laporan intelijen pada bulan ini yang menyatakan China ingin membayar teroris untuk menyerang pasukan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan.
Klaim presiden itu diterbitkan New York Times hari Rabu. Media itu menegaskan bahwa klaim itu tidak didukung oleh bukti. (Baca: Drone Selam China Berkeliaran di Perairan Indonesia Patut Dicurigai )
Tidak jelas apakah informasi dari komunitas intelijen AS menunjukkan bahwa China telah membayar hadiah atau apakah ada serangan terhadap orang Amerika yang terjadi di Afghanistan.
(Baca Juga : AS Akan Pulangkan Kapal Induk Nimitz Penggertak Iran )
Menurut laporan tersebut, pejabat intelijen AS mengumpulkan sejumlah besar informasi yang banyak di antaranya ternyata menyesatkan atau salah.
Trump diberi informasi tersebut dalam pengarahan tertulis pada 17 Desember 2020.
Klaim soal hadiah China datang beberapa bulan setelah Trump mengatakan penilaian CIA bahwa Rusia membayar Taliban untuk menyerang pasukan AS di Afghanistan sebagai "tipuan".
Pada bulan Juni lalu, dilaporkan bahwa pejabat intelijen AS mengatakan Rusia menawarkan hadiah kepada militan Taliban untuk membunuh pasukan Amerika di Afghanistan. Trump menyangkal bahwa dia pernah diberi pengarahan tentang intelijen seperti itu, karena itu tidak naik ke levelnya, dan menyebut penilaian itu sebagai "tipuan". (Baca juga: Video Parodi Indonesia Raya yang Hina Indonesia Ternyata Dibuat WNI )
Menurut New York Times, yang pertama kali melaporkan berita tersebut pada bulan Juni, Trump diberi "pengarahan tertulis" pada bulan Februari yang mengatakan bahwa militer Rusia membayar hadiah kepada militan untuk membunuh pasukan AS.
Klaim presiden itu diterbitkan New York Times hari Rabu. Media itu menegaskan bahwa klaim itu tidak didukung oleh bukti. (Baca: Drone Selam China Berkeliaran di Perairan Indonesia Patut Dicurigai )
Tidak jelas apakah informasi dari komunitas intelijen AS menunjukkan bahwa China telah membayar hadiah atau apakah ada serangan terhadap orang Amerika yang terjadi di Afghanistan.
(Baca Juga : AS Akan Pulangkan Kapal Induk Nimitz Penggertak Iran )
Menurut laporan tersebut, pejabat intelijen AS mengumpulkan sejumlah besar informasi yang banyak di antaranya ternyata menyesatkan atau salah.
Trump diberi informasi tersebut dalam pengarahan tertulis pada 17 Desember 2020.
Klaim soal hadiah China datang beberapa bulan setelah Trump mengatakan penilaian CIA bahwa Rusia membayar Taliban untuk menyerang pasukan AS di Afghanistan sebagai "tipuan".
Pada bulan Juni lalu, dilaporkan bahwa pejabat intelijen AS mengatakan Rusia menawarkan hadiah kepada militan Taliban untuk membunuh pasukan Amerika di Afghanistan. Trump menyangkal bahwa dia pernah diberi pengarahan tentang intelijen seperti itu, karena itu tidak naik ke levelnya, dan menyebut penilaian itu sebagai "tipuan". (Baca juga: Video Parodi Indonesia Raya yang Hina Indonesia Ternyata Dibuat WNI )
Menurut New York Times, yang pertama kali melaporkan berita tersebut pada bulan Juni, Trump diberi "pengarahan tertulis" pada bulan Februari yang mengatakan bahwa militer Rusia membayar hadiah kepada militan untuk membunuh pasukan AS.
Lihat Juga :
tulis komentar anda