Mutasi Covid-19 Menyebar, Dunia Isolasi Inggris

Selasa, 22 Desember 2020 - 06:15 WIB
Petugas keamanan melakukan pemeriksaan di pintu masuk Port of Dover yang ditutup setelah negara-negara Uni Eropa memberlakukan larangan perjalanan dari Inggris menyusul ditemukannya mutasi Covid-19 yang menyebar sangat cepat di Dover, Inggris, Senin (21/1
LONDON - Berbagai negara di dunia menutup pergerakan orang dari Inggris . Langkah tegas ini diambil menyusul ditemukannya mutasi virus corona Covid-19 yang menyebar sangat cepat sejak akhir pekan lalu. Pemerintah Inggris menyatakan penyebaran tersebut di luar kendali dan meminta warganya untuk diam di rumah, kecuali darurat dan penting.

Hingga kemarin tercatat Prancis, Jerman, Irlandia, Belgia, Italia, Bulgaria, Finlandia, dan Denmark menjadi negara Eropa yang melarang arus perjalanan dari Inggris dengan durasi yang berbeda-beda. Di luar Eropa, sejumlah negara Amerika, Afrika, dan Asia juga mengambil langkah serupa, termasuk Bali, Indonesia, dan Arab Saudi.

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson merespons situasi ini dengan menggelar pertemuan darurat COBRA untuk mendiskusikan kesehatan dan ekonomi negara menyusul dikucilkannya Inggris dari dunia internasional. Apalagi, negara seperti Prancis juga melarang pengiriman barang melalui darat, air, udara, dan rel. ( )



"Hanya barang-barang yang dikirim tanpa pendamping yang akan diperbolehkan masuk ke Prancis. Tapi, arus pergerakan orang dan barang dari Prancis menuju Inggris tidak akan terpengaruh," ujar pemerintah Prancis, dikutip Euro News. Meski demikian, situasinya menjadi kacau. Ribuan truk kini terdampar di perbatasan.

Pelabuhan Dover juga menyatakan semua terminalnya ditutup sehingga tidak ada perahu yang diperbolehkan masuk atau keluar sampai pemberitahuan selanjutnya dari pemerintah. Kereta Eurostar jurusan London-Paris, London-Lille, London-Brussels, dan London-Amsterdam juga batal beroperasi pekan ini.

Jerman akan menutup perbatasan dari Inggris sejak Minggu (20/12/2020), baik jalur udara, laut, jalan raya, atau pun rel sampai pemberitahuan selanjutnya. Adapun Belgia menutup pergerakan orang dari Inggris selama 24 jam, Prancis-Irlandia-Denmark selama 48 jam, Belanda hingga 1 Januari, dan Italia hingga 6 Januari.

PM Belgia, Alexander De Croo, mengatakan larangan kunjungan ini diambil sebagai langkah pencegahan. Dia berharap Inggris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dapat memberikan keterangan lebih detail terkait virus korona baru itu. Pernyataan serupa juga diungkapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Belanda.( )

"Mutasi virus Covid-19 bersirkulasi di Inggris. Berdasarkan laporan awal, virus itu lebih mudah dan lebih cepat menyebar serta lebih sulit dideteksi," ungkap Kemenkes Belanda. "Karena itu, kami berupaya mencegah penyebaran virus baru itu dengan membatasi atau mengendalikan pergerakan orang dari Inggris."

Italia menjadi negara Eropa yang menerapkan larangan kunjungan terpanjang dari Inggris. Maklum, Italia pernah menjadi pusat wabah Covid-19 pada awal-pertengahan tahun ini. Apalagi, seorang pasien yang baru pulang dari Inggris kini ditemukan terinfeksi mutasi Covid-19. Namun, kondisinya tidak diketahui.

"Saya telah menandatangani dekrit baru yang melarang penerbangan dari Inggris selama 14 hari, termasuk warga Italia yang ada di sana," ujar Menkes Italia, Roberto Speranza. Pemerintah Austria, Swedia, Romania, Finlandia, Denmark, dan Bulgaria juga mengambil keputusan serupa sebagai langkah antisipasi.

Negara di luar Eropa juga memutuskan untuk melarang pergerakan orang dari Inggris. PM Kanada, Justin Trudeau, mengatakan pembatasan itu berlaku selama 72 jam sejak Minggu (20/12/2020). "Penerbangan dari Inggris yang akan memasuki Kanada akan ditolak. Pengunjung yang terlanjur masuk akan dites," kata Trudeau.

Arab Saudi juga telah menutup perbatasan dan membatasi penerbangan internasional, terutama dari Inggris, selama tujuh hari. Larangan ini dapat diperpanjang menyesuaikan situasi. Semua orang yang tiba di Arab Saudi beberapa hari sebelum peraturan ini berlaku harus menjalani isolasi mandiri selama dua pekan.

Lebih Mudah Menular

Sebagai informasil jumlah pasien Covid-19 di Inggris bertambah sebanyak 35.928 orang pada Minggu (20/12), hampir dua kali lipat dibandingkan tujuh hari sebelumnya. Pada saat bersamaan, sebanyak 326 orang meninggal dunia dalam 28 hari terakhir setelah positif terinfeksi Covid-19. Dengan demikian, total korban sekitar 67.401.

Menkes Inggris, Matt Hancock, memperingatkan varian baru Covid-19 itu 70% lebih mudah menular dan berada di luar kendali. Kasus terbanyak ditemukan di London dan bagian tenggara Inggris. Meski lebih mudah dan lebih cepat menular, sejauh ini, para ahli kesehatan tak dapat memastikan virus itu lebih mematikan.

Johnson juga mengaku tidak mengetahui semematikan apa virus tersebut. "Tim WHO telah berkunjung untuk membantu penelitian. Sejauh ini, tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan mutasi virus ini lebih mematikan, lebih buruk, atau membuat vaksin menjadi tidak efektif dalam melawan Covid-19," kata Johnson.

Bahkan, Menkes Jerman Jens Spahn optimis vaksin Covid-19 masih efektif. "Setahu saya setelah berbincang dengan para ahli dan pemerintah Eropa, vaksin tetap akan bekerja efektif," katanya. Pemerintah Inggris kini melockdown London setelah jumlah pasien baru akibat mutasi Covid-19 mencapai 62%.

Atas kondisi tersebut, jutaan warga Inggris terdampar dan dipaksa membatalkan acara perayaan Hari Natal dan Tahun Baru, termasuk mudik atau traveling. Pemerintah Inggris berjanji untuk memberikan ganti rugi. Menteri Transportasi Grant Shapps mengatakan polisi telah diterjunkan untuk mengurai kemacetan.

"Saya juga ingin memastikan pengiriman vaksin Covid-19 dari Belgia tidak akan terganggu," kata Shapp.

Kepala Eksekutif Federasi Makanan dan Minuman Inggris, Ian Wright, juga mengimbau masyarakat tidak berlebihan memasok makanan. Dia meminta masyarakat tetap tenang karena pergerakan barang tidak terdampak.(muh shamil)
(poe)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More