Pelaut AS Hilang dari Kapal Induk, Kapal Perang hingga Pesawat Sibuk Mencari
Sabtu, 12 Desember 2020 - 09:54 WIB
SAN DIEGO - Seorang pelaut Amerika Serikat (AS) hilang dari kapal induk USS Theodore Roosevelt saat beroperasi diperairan Pasifik. Kini, kapal induk tersebut dibantu beberapa kapal perang dan pesawat Angkatan Laut sibuk melakukan pencarian.
Armada Ketiga Angkatan Laut AS pada Jumat mengonfirmasi hilangnya seorang pelaut Amerika dari kapal induk USS Theodore Roosevelt tiga hari setelah kapal itu ditempatkan ke Pasifik untuk kedua kalinya tahun ini dari San Diego. (Baca: Jet-jet Tempur Arab Saudi Kawal Pembom B-52H AS Penggertak Iran )
Beberapa kapal perang yang terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan antara lain USS Bunker Hill, USS Russell, USS Howard dan USS Charleston.
Kapal-kapal itu memulai prosedur pencarian dan penyelamatan pada hari Jumat setelah pengintai melihat apa yang tampak seperti seseorang di dalam air.
"Tiga helikopter pencarian dan penyelamatan dan sebuah Rigid Hull Inflatable Boat (Perahu Karet Lambung Kaku) diluncurkan sebagai tanggapan, dan satu pelaut tidak ditemukan selama pengumpulan seluruh komando," kata Armada Ketiga Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Fox News, Sabtu (12/12/2020).
The Navy Times kemudian mengidentifikasi pelaut yang hilang itu sebagai Aviation Ordnanceman Airman Apprentice; Ethan Goolsby, 20, asal San Antonio.
Kapal induk USS Theodore Roosevelt dilanda wabah virus corona baru (Covid-19) besar-besaran pada awal tahun ini, yang memaksa kapal itu berlabuh di Guam selama dua bulan dan mengisolasi sebagian besar awaknya. Seorang pelaut meninggal, dan sampai saat ini tercatat sebagai satu-satunya kematian dari 1,3 juta pasukan aktif. (Baca juga: AS Ternyata Uji Rudal Tomahawk sebelum Rusia Jajal Triad Nuklir )
Wabah virus corona akhirnya menginfeksi lebih dari 1.000 pelaut di kapal yang mendapat julukan "Big Stick" tersebut. Jumlah itu sekitar 20 persen dari total awak kapal induk.
Hilangnya seorang pelaut itu adalah yang terbaru dari serangkaian kemunduran yang dialami kapal perang raksasa tersebut.
Mantan komandan kapal induk, Kapten Brett Crozier, dipecat pada awal April karena penanganannya terhadap wabah Covid-19 saat dikerahkan ke Pasifik Barat, yang termasuk menyampaikan permohonan bantuan mendesak dalam sebuah surat yang dikirimkan melalui saluran tidak aman ke komandan tertinggi Angkatan Laut. Surat itu kemudian bocor ke San Francisco Chronicle.
Thomas B. Modly, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Angkatan Laut yang memecat Kapten Crozier, memilih mengundurkan diri karena pemecatan tersebut.
Modly terbang dari Pentagon di belahan dunia ke Guam untuk mencaci-maki kru melalui interkom kapal dan menyebut mantan nakhoda mereka—yang populer di kalangan kru—"terlalu naif atau terlalu bodoh untuk menjadi komandan" karena tidak memikirkan suratnya akan bocor ke pers. Kata-kata kasar Modly kemudian bocor ke pers juga.
Armada Ketiga Angkatan Laut AS pada Jumat mengonfirmasi hilangnya seorang pelaut Amerika dari kapal induk USS Theodore Roosevelt tiga hari setelah kapal itu ditempatkan ke Pasifik untuk kedua kalinya tahun ini dari San Diego. (Baca: Jet-jet Tempur Arab Saudi Kawal Pembom B-52H AS Penggertak Iran )
Beberapa kapal perang yang terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan antara lain USS Bunker Hill, USS Russell, USS Howard dan USS Charleston.
Kapal-kapal itu memulai prosedur pencarian dan penyelamatan pada hari Jumat setelah pengintai melihat apa yang tampak seperti seseorang di dalam air.
"Tiga helikopter pencarian dan penyelamatan dan sebuah Rigid Hull Inflatable Boat (Perahu Karet Lambung Kaku) diluncurkan sebagai tanggapan, dan satu pelaut tidak ditemukan selama pengumpulan seluruh komando," kata Armada Ketiga Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Fox News, Sabtu (12/12/2020).
The Navy Times kemudian mengidentifikasi pelaut yang hilang itu sebagai Aviation Ordnanceman Airman Apprentice; Ethan Goolsby, 20, asal San Antonio.
Kapal induk USS Theodore Roosevelt dilanda wabah virus corona baru (Covid-19) besar-besaran pada awal tahun ini, yang memaksa kapal itu berlabuh di Guam selama dua bulan dan mengisolasi sebagian besar awaknya. Seorang pelaut meninggal, dan sampai saat ini tercatat sebagai satu-satunya kematian dari 1,3 juta pasukan aktif. (Baca juga: AS Ternyata Uji Rudal Tomahawk sebelum Rusia Jajal Triad Nuklir )
Wabah virus corona akhirnya menginfeksi lebih dari 1.000 pelaut di kapal yang mendapat julukan "Big Stick" tersebut. Jumlah itu sekitar 20 persen dari total awak kapal induk.
Hilangnya seorang pelaut itu adalah yang terbaru dari serangkaian kemunduran yang dialami kapal perang raksasa tersebut.
Mantan komandan kapal induk, Kapten Brett Crozier, dipecat pada awal April karena penanganannya terhadap wabah Covid-19 saat dikerahkan ke Pasifik Barat, yang termasuk menyampaikan permohonan bantuan mendesak dalam sebuah surat yang dikirimkan melalui saluran tidak aman ke komandan tertinggi Angkatan Laut. Surat itu kemudian bocor ke San Francisco Chronicle.
Thomas B. Modly, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Angkatan Laut yang memecat Kapten Crozier, memilih mengundurkan diri karena pemecatan tersebut.
Modly terbang dari Pentagon di belahan dunia ke Guam untuk mencaci-maki kru melalui interkom kapal dan menyebut mantan nakhoda mereka—yang populer di kalangan kru—"terlalu naif atau terlalu bodoh untuk menjadi komandan" karena tidak memikirkan suratnya akan bocor ke pers. Kata-kata kasar Modly kemudian bocor ke pers juga.
(min)
tulis komentar anda