Covid-19 dan Perang Membuat 270 Juta Warga Dunia Terancam Kelaparan

Jum'at, 11 Desember 2020 - 06:38 WIB
“Orang-orang yang paling terpapar risiko kelaparan berada di 10 negara yang tengah mengalami konflik, krisis ekonomi, dan perubahan iklim,” kata Beasley. Jutaan orang di dunia bergantung pada bantuan makanan agar terhindar dari kelaparan. Beasley juga mendesak dunia agar bertindak lebih bijak dan cepat.

WFP khawatir krisis kelaparan akan semakin memburuk menyusul adanya wabah Covid-19 . Meski tidak seburuk pasca Perang Dunia II, Covid-19 membuat ekonomi dunia mengalami resesi. Mereka mendesak agar negara kaya mendonasikan USD2 miliar, di mana USD350 juta digunakan untuk suplai makanan dan medis.

"Saya kira 2020 akan menjadi tahun yang buruk sejak Perang Dunia II. Kita memprediksi krisisi kelaparan bisa terjadi pada akhir tahun ini," kata Beasley. "Saya berharap anggaran kami bisa ditingkatkan dua kali lipat," tambahnya mengacu pada sumbangan dana yang diterima WFP senilai USD7,5 miliar pada tahun lalu.

Di Sudan Selatan, sebanyak 61% penduduknya terdampak krisis pangan akibat perubahan iklim. Bahkan, sebelum wabah virus korona meluas, sebagian wilayah Afrika Timur dan Asia Selatan telah jatuh dalam jurang kelaparan yang amat parah. Penyebabnya, kekeringan dan wabah serangga yang menghabiskan pertanian. (Baca juga: AI Bantu Ilmuwan Memahami Otak Saat Berpikir)

Ekonom senior WFP, Arif Husain, mengatakan, lockdown dan resesi ekonomi kian menghancurkan masyarakat. “Hanya perlu satu dorongan lagi—seperti Covid-19 —untuk membuat mereka jatuh. Sekarang kita harus bertindak secara kolektif untuk memitigasi dampak bencana serius ini,” ujar Husai, dilansir BBC.

Awal tahun ini, bantuan yang dikirimkan WFP ke sejumlah kawasan Yaman yang dikendalikan pemberontak Houthi berkurang. Lembaga PBB tersebut mengaku tidak menerima bantuan sebesar sebelumnya dari pihak pendonor akibat krisis kesehatan dan tingginya aksi serangan oleh kelompok separatis.

Menteri PPN dan Bappenas Suharso Manoarfa mengakui bahwa pandemi Covid-19 membuat sektor bisnis mengalami kerugian besar-besaran. Dari data World Bank terungkap, sebanyak 60% perusahaan bisnis di dunia sudah mengalami kebangkrutan. "Kita berusaha (adanya) pandemi Covid-19 harus memelihara keseimbangan ekonomi," ujar Suharso dalam video virtual, kemarin.

Keseimbangan ekonomi itu juga termasuk upaya menuntaskan kemiskinan agar tidak meluas karena efek Covid-19. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp695,2 triliun yang difokuskan untuk pemulihan ekonomi Indonesia, termasuk mengatasi kemiskinan. (Lihat videonya: Habib Rizieq Tersangka Kasus Pelanggaran Protokol Kesehatan)

Pemerintah Indonesia juga sudah menjalankan strategi pararel untuk memulihkan perekonomian Indonesia. Tujuannya, agar ekonomi tetap berjalan dalam upaya mencegah resesi tidak kembali terulang. (Muh Shamil/Rina Anggraeni)
(ysw)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More