Kabinet Biden Fokus Atasi Kesenjangan

Selasa, 01 Desember 2020 - 09:15 WIB
Penyusunan kabinet ini tidak terlepas dari adanya pengakuan kemenangan dari Trump. Biden kini diperbolehkan mengakses informasi intelijen. Trump mengatakan seluruh stafnya akan bersikap kooperatif dengan Biden. General Services Administration (GSA) juga menyatakan Biden saat ini dapat memulai transisi. “Biden kini dapat mengakses seluruh perangkat yang diperlukan untuk proses transisi,” kata Kepala GSA, Emily Murphy.

Biden terpilih sebagai presiden AS setelah memenangi pemilihan presiden (Pilpres) 2020 pada awal November dengan perolehan electoral vote 306 berbanding 232. Biden juga unggul enam juta suara dalam skala nasional. Namun, Trump menuduh terjadi kecurangan dan melayangkan gugatan hukum.

Proses penghitungan ulang suara kini masih berlangsung di beberapa wilayah AS. Peluang Trump untuk membalikkan kekalahannya masih ada, tapi kecil. Hasil penghitungan ulang suara di sejumlah wilayah juga menunjukkan Biden tidak terkalahkan. Karena itu, Trump mulai memberikan lampu hijau. (Baca juga: Meski Pandemi Milenial Bisa Berinvestasi Sambil Rebahan)

Pentolan Partai Republik, Partai Demokrat, eksekutif bisnis, dan sebagian masyarakat juga turut mendesak Trump untuk mengakui kekalahan dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Biden. Trump juga dikritik mengancam kualitas sistem demokrasi dan kesehatan masyarakat AS.

Biden bersama Wakil Presiden Kamala Harris akan melakukan berbagai kegiatan selama masa transisi, termasuk briefing intelijen dan keamanan nasional. Tapi, Biden mengatakan akan memprioritaskan isu wabah virus korona Covid-19 sebelum memasuki Gedung Putih pada 20 Januari 2021.

“Tapi kami belum menyerah, kami akan terus berjuang,” ujar Trump. Staf pemerintahan Trump mengatakan tim transisi Biden dapat melakukan interaksi dengan pemerintah saat ini secepatnya. Menurut kepala Senat Demokrat, Chuck Schumer, ini merupakan tanda paling jelas bahwa Trump pesimis. (Baca juga: Ogah Dijual, Sami Khedira Ngotot Bertahan di Juventus)

Emily yang ditunjuk Trump menjadi Kepala GSA sejak 2017 mengaku mengeluarkan keputusan ini berdasarkan pertimbangan sendiri tanpa adanya tekanan dari pihak mana pun. Tapi, dia baru akan mulai mengeluarkan surat resmi hasil Pilpres jika sudah diketahui dengan jelas siapa pemenangnya.

Don Beyer yang memimpin tim transisi Barack Obama pada 2008 menilai penundaan yang dikeluarkan GSA tidak penting dan menghamburkan uang. Pejabat tinggi AS dari Partai Demokrat mengingatkan executive order yang ditandatangani Trump pada Oktober lalu dapat menyebabkan pemecatan massal.

Formalisasi proses transisi juga akan memperlemah tim Trump yang sedang berjuang di pengadilan. Bahkan, sebagian dari mereka pesimis dan menyerah. Pejabat Partai Republik di Michigan juga menghargai dan menghormati hasil penghitungan ulang suara yang kembali dimenangkan Biden. (Lihat videonya: Semburan Gas Beracun di Indramayu Resahkan Warga Setempat)

Biden kini berencana membalikkan kebijakan america first yang diusung Trump dan bersikap lebih globalis. Dia telah menunjuk Jake Sullivan sebagai penasehat keamanan nasional dan Linda Thomas-Greenfield sebagai duta untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Keduanya memiliki pengalaman yang mumpuni. (Muh Shamil)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More