Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh Senapan Mesin yang Dikendalikan dari Jarak 150 Meter

Senin, 30 November 2020 - 08:03 WIB
Peti meti ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh saat ditempatkan di Kuil Imam Khomeini di Teheran, Minggu (29/11/2020). Foto/WANA/REUTERS
TEHERAN - Ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh , dibunuh dengan senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh, yang jauhnya sekitar 150 meter.

Itu merupakan laporan kantor Fars, yang bertentangan dengan laporan rinci sebelumnya bahwa Fakhrizadeh dibunuh oleh tim komando 12 orang. (Baca: Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Didesak Serang Haifa Israel )

Mengutip "detail baru" yang diperoleh wartawannya dari sumber tak dikenal, Fars melaporkan pada hari Minggu (29/11/2020) bahwa kendaraan keamanan utama dalam konvoi tiga kendaraan mobil antipeluru milik ilmuwan Mohsen Fakhrizadeh meninggalkan posisi pengawalnya untuk mempersiapkan lokasi kedatangan di Absard, timur Teheran.

Saat itu, mobil yang membawa Fakhrizadeh dan istrinya terkena tembakan peluru. Dia keluar dari kendaraan, mengira suara itu disebabkan oleh kecelakaan, masalah mesin atau halangan lain. Senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh yang dipasang di mobil Nissan yang berjarak 150 meter kemudian ditembakkan ke ilmuwan tersebut, menghantam dia dua kali di bagian samping dan satu kali di bagian belakang, sehingga tulang belakangnya putus.



Seorang pengawal yang mencoba melindungi Fakhrizadeh kemudian ditembak beberapa kali. Nissan kemudian meledak. Kantor berita Fars melanjutkan para pembunuh tidak mengerahkan agen langsung di tempat serangan hari Jumat, yang berlangsung sekitar tiga menit. (Baca: Mengenal Mohsen Fakhrizadeh, 'Bapak Bom Nuklir Iran' yang Tewas Dibunuh )

Masih menurut Fars, pemilik Nissan yang tidak disebutkan namanya meninggalkan Iran dengan tujuan yang belum bisa diidentifikasi.

Deskripsi terbaru dari penyergapan tersebut bertentangan dengan laporan sebelumnya oleh Fars dan outlet berita lainnya. Rincian baru hanya dilaporkan dalam bahasa Persia pada saat artikel ini diterbitkan.

Pada Minggu pagi, Mohamad Ahwaze; seorang jurnalis Iran yang berbasis di London, mengatakan serangan itu dilakukan oleh selusin agen yang menyerang konvoi Fakhrizadeh di sebuah bundaran di pintu masuk Absard. Para penyerang, yang memiliki keterampilan "pasukan khusus canggih" dilaporkan didukung oleh tim logistik 50 orang yang menyusup ke layanan keamanan Iran dan melakukan tugas-tugas seperti memutus aliran listrik ke daerah tersebut 30 menit sebelum penyergapan untuk memperlambat respons apapun atas pembunuhan itu.

Ahwaze mengutip bocoran dari pejabat pemerintah Iran dan Garda Revolusi untuk rincian serangan, termasuk fakta bahwa regu pembunuh tahu kapan dan di mana Fakhrizadeh akan berada. Para penyerang mengendarai Hyundai Santa Fe dan dengan empat sepeda motor. Setelah mobil di depan kendaraan Fakhrizadeh lewat, penyerang meledakkan sebuah Nissan untuk memblokir kendaraan di belakangnya. Mereka kemudian menembaki mobil Fakhrizadeh dan kendaraan keamanan di depannya. (Baca juga: Eks Bos CIA: Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran Kriminal, Bisa Picu Konflik Wilayah )

Pemimpin tim pembunuh membawa Fakhrizadeh keluar dari mobilnya dan menembaknya hingga tewas. Semua komando melarikan diri dari tempat kejadian tanpa cedera atau pun ditangkap.

Sementara itu, Fars sendiri mem-posting artikel lain pada hari Minggu yang ditampilkan di situs webnya berbahasa Inggris, dengan mengatakan "laporan saksi mata" mengonfirmasi bahwa Fakhrizadeh diserang oleh "teroris yang mengumbar peluru ke mobilnya".

Para pejabat tinggi Iran menyalahkan Israel sebagai pihak yang berada di balik pembunuhan itu. Alasannya, karena negara Yahudi itu menuduh Fakhrizadeh memimpin program senjata nuklir. Teheran membantah pernah mencoba memiliterisasi industri nuklirnya. Sedangkan Israel belum mengomentari tuduhan Iran.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More