Joe Biden Presiden, Turki Berharap Terbebas dari Sanksi AS
Kamis, 26 November 2020 - 22:20 WIB
ANKARA - Turki berharap hubungannya dengan Amerika Serikat (AS) di bahwa presiden terpilih Joe Biden tidak setegang seperti dengan Donald Trump. Turki juga tidak mengantisipasi sanksi atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia .
Hubungan antara Ankara dan Washington jatuh ke titik nadir karena masalah kebijakan terhadap Suriah hingga penolakan AS untuk mengekstradisi seorang ulama yang disalahkan Turki atas upaya kudeta tahun 2016.
Turki mengandalkan hubungan pribadi yang baik antara Presiden Recep Tayyep Erdogan dan Presiden AS Donald Trump untuk menetralisir perpecahan, tetapi Biden diperkirakan akan lebih keras terhadap Turki atas kebijakan luar negeri dan pertahanan serta catatan hak asasi manusia Ankara.
Pembelian S-400 Ankara tahun lalu, yang tidak kompatibel dengan pertahanan NATO, meningkatkan prospek sanksi awal tahun depan jika Kongres AS menyetujui RUU belanja pertahanan yang telah disepakati oleh Dewan Perwakilan Rakyat untuk memasukkan bahasa yang mengharuskan presiden untuk memberikan sanksi Turki.
Namun Wakil Ketua Partai AK, partai yang berkuasa di Turki, Numan Kurtulmus mengecilkan prospek itu.
"Presiden AS kemungkinan besar akan mengawasi keseimbangan di Timur Tengah dengan sangat hati-hati untuk kepentingan AS, dan tidak ingin melanjutkan ketegangan hubungan dengan Turki," kata Kurtulmus.
"Saya yakin mereka akan mengambil langkah positif di masa depan," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/11/2020).
Washington mengatakan S-400 menimbulkan ancaman bagi kemampuan jet tempur siluman F-35 dan telah menghapus Turki dari program jet di mana ia menjadi produsen dan pembeli.(Baca juga: Yunani Beli F-35, Turki Akan Gunakan S-400 )
Ankara mengatakan S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan NATO dan telah menyerukan kelompok kerja bersama untuk membahas masalah AS. Kurtulmus mengulangi bahwa Turki tidak akan tunduk pada tekanan untuk mengembalikan sistem Rusia, atau membiarkannya tidak digunakan.
Hubungan antara Ankara dan Washington jatuh ke titik nadir karena masalah kebijakan terhadap Suriah hingga penolakan AS untuk mengekstradisi seorang ulama yang disalahkan Turki atas upaya kudeta tahun 2016.
Turki mengandalkan hubungan pribadi yang baik antara Presiden Recep Tayyep Erdogan dan Presiden AS Donald Trump untuk menetralisir perpecahan, tetapi Biden diperkirakan akan lebih keras terhadap Turki atas kebijakan luar negeri dan pertahanan serta catatan hak asasi manusia Ankara.
Pembelian S-400 Ankara tahun lalu, yang tidak kompatibel dengan pertahanan NATO, meningkatkan prospek sanksi awal tahun depan jika Kongres AS menyetujui RUU belanja pertahanan yang telah disepakati oleh Dewan Perwakilan Rakyat untuk memasukkan bahasa yang mengharuskan presiden untuk memberikan sanksi Turki.
Namun Wakil Ketua Partai AK, partai yang berkuasa di Turki, Numan Kurtulmus mengecilkan prospek itu.
"Presiden AS kemungkinan besar akan mengawasi keseimbangan di Timur Tengah dengan sangat hati-hati untuk kepentingan AS, dan tidak ingin melanjutkan ketegangan hubungan dengan Turki," kata Kurtulmus.
"Saya yakin mereka akan mengambil langkah positif di masa depan," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/11/2020).
Washington mengatakan S-400 menimbulkan ancaman bagi kemampuan jet tempur siluman F-35 dan telah menghapus Turki dari program jet di mana ia menjadi produsen dan pembeli.(Baca juga: Yunani Beli F-35, Turki Akan Gunakan S-400 )
Ankara mengatakan S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan NATO dan telah menyerukan kelompok kerja bersama untuk membahas masalah AS. Kurtulmus mengulangi bahwa Turki tidak akan tunduk pada tekanan untuk mengembalikan sistem Rusia, atau membiarkannya tidak digunakan.
tulis komentar anda