Skotlandia Gratiskan Produk Kewanitaan
Kamis, 26 November 2020 - 11:15 WIB
LONDON - Skotlandia menjadi bangsa pertama di dunia menggratiskan semua produk berkaitan dengan menstruasi bagi semua perempuan. Skotlandia ingin mengakhiri “kemiskinan menstruasi” sebagai upaya untuk membahagikan para perempuan di negara tersebut.
Semua produk pembalut perempuan akan tersedia di tempat publik, seperti pusat komunitas, klub remaja dan farmasi. Biaya penyediaan tersebut akan ditanggung negara dengan anggaran tahunan sekitar USD32 juta. (Baca: Bantuan Subsidi Upah Guru Bisa Diambil Sampai Juni 2021)
Kebijakan di Skotlandia itu memang menjadi pionir di tengah banyak negara lebih memilih menghapus dan menurunkan pajak produk kebersihan dan sanitasi perempuan seperti di Amerika Serikat, Kenya, Kanada, Australia, India, Kolombia, Malaysia, Nikaragua, Jamaika, Nigeria, Uganda, dan Libanon. Apa yang dilakukan Skotlandia diharapkan bisa ditiru negara lain untuk memberikan kesejahteraan bagi perempuan.
Kebijakan itu setelah Undang-Undang Produk Menstruasi diloloskan oleh parlemen Skotlandia . Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon menyebut itu sebagai kebijakan penting bagi perempuan dan gadis.
“Dengan bangga mendukung legislasi yang pelopor itu dan membuat Skotlandia menjadi negara pertama di dunia yang menyediakan produk menstruasi secara gratis bagi mereka yang membutuhkan,” kata Sturgeon, dilansir Reuters.
Selama debat di parlemen Skotlandia, pengusul UU tersebut, Monica Lennon dari Partai Buruh, mengatakan tidak ada perempuan yang khawatir di mana pembalut ketika menstruasi telah tiba. “Skotlandia bukan menjadi negara terakhir yang mengakhiri kemiskinan berkaitan menstruasi dalam sejarah. Kita mencoba menjadi yang pertama,” kata Lennon. (Baca juga: Pesona Jatiluwih Tetap Bisa Dinikmati saat Pandemi)
Lennon memang telah berjuang untuk mengakhiri kemiskinan menstruasi sejak 2016. Dia mengungkapkan, legislasi tersebut menjadi penting karena pandemi corona. “Menstruasi tidak bisa dihentikan karena pandemi,” sebutnya.
Sebelumnya, Skotlandia juga menjadi negara pertama yang menyediakan produk kebersihan gratis di sekolah, kampus, dan universitas. Dalam survei lembaga amal Plan International pada 2017 menyebutkan 10% perempuan muda di Inggris tidak mampu membeli produk pembalut.
Pada survei lain yang digelar Young Scot terhadap 2.000 orang menyebutkan satu dari empat responden di sekolah atau kampus harus berjuang untuk mendapatkan pembalut. Sebesar 10% gadis di Inggris tak mampu membeli pembalut. (Baca juga: OJK Ungkap Tantangan yang Dihadapi Perbankan)
Semua produk pembalut perempuan akan tersedia di tempat publik, seperti pusat komunitas, klub remaja dan farmasi. Biaya penyediaan tersebut akan ditanggung negara dengan anggaran tahunan sekitar USD32 juta. (Baca: Bantuan Subsidi Upah Guru Bisa Diambil Sampai Juni 2021)
Kebijakan di Skotlandia itu memang menjadi pionir di tengah banyak negara lebih memilih menghapus dan menurunkan pajak produk kebersihan dan sanitasi perempuan seperti di Amerika Serikat, Kenya, Kanada, Australia, India, Kolombia, Malaysia, Nikaragua, Jamaika, Nigeria, Uganda, dan Libanon. Apa yang dilakukan Skotlandia diharapkan bisa ditiru negara lain untuk memberikan kesejahteraan bagi perempuan.
Kebijakan itu setelah Undang-Undang Produk Menstruasi diloloskan oleh parlemen Skotlandia . Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon menyebut itu sebagai kebijakan penting bagi perempuan dan gadis.
“Dengan bangga mendukung legislasi yang pelopor itu dan membuat Skotlandia menjadi negara pertama di dunia yang menyediakan produk menstruasi secara gratis bagi mereka yang membutuhkan,” kata Sturgeon, dilansir Reuters.
Selama debat di parlemen Skotlandia, pengusul UU tersebut, Monica Lennon dari Partai Buruh, mengatakan tidak ada perempuan yang khawatir di mana pembalut ketika menstruasi telah tiba. “Skotlandia bukan menjadi negara terakhir yang mengakhiri kemiskinan berkaitan menstruasi dalam sejarah. Kita mencoba menjadi yang pertama,” kata Lennon. (Baca juga: Pesona Jatiluwih Tetap Bisa Dinikmati saat Pandemi)
Lennon memang telah berjuang untuk mengakhiri kemiskinan menstruasi sejak 2016. Dia mengungkapkan, legislasi tersebut menjadi penting karena pandemi corona. “Menstruasi tidak bisa dihentikan karena pandemi,” sebutnya.
Sebelumnya, Skotlandia juga menjadi negara pertama yang menyediakan produk kebersihan gratis di sekolah, kampus, dan universitas. Dalam survei lembaga amal Plan International pada 2017 menyebutkan 10% perempuan muda di Inggris tidak mampu membeli produk pembalut.
Pada survei lain yang digelar Young Scot terhadap 2.000 orang menyebutkan satu dari empat responden di sekolah atau kampus harus berjuang untuk mendapatkan pembalut. Sebesar 10% gadis di Inggris tak mampu membeli pembalut. (Baca juga: OJK Ungkap Tantangan yang Dihadapi Perbankan)
Lihat Juga :
tulis komentar anda