Eks Putra Mahkota Saudi yang Dilaporkan Ditahan Alami Serangan Jantung?

Senin, 11 Mei 2020 - 14:52 WIB
Mantan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Nayef. Foto/REUTERS/Ahmed Jadallah
RIYADH - Sebuah tweet yang di-posting dan kemudian dihapus oleh Otoritas Penjara Arab Saudi memicu kebingungan. Tweet yang dihapus itu menyebutkan mantan Putra Mahkota Mohammed bin Nayef dipindahkan ke perawatan intensif setelah menderita serangan jantung.

Otoritas Penjara berada di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi. Mantan putra mahkota itu dilaporkan ditangkap dan ditahan pada Maret lalu atas dugaan merencanakan kudeta. Namun, pemerintah tidak pernah mengonfirmasi laporan penangkapan Pangeran Mohammed bin Nayef.

Tweet kontroversial yang diunggah pada Minggu dini hari membantah kematian pangeran senior tersebut, dan menambahkan bahwa tim medis khusus bekerja sepanjang waktu untuk merawatnya.



Setelah tweet dihapus, Otoritas Penjara mem-posting tweet lain yang mengatakan bahwa keamanan akunnya telah dilanggar, menunjukkan bahwa posting pertama tentang mantan putra mahkota telah diunggah oleh peretas.

Saluran satelit Al Arabiya milik pemerintah Arab Saudi mengatakan di akun Twitter-nya, yang dikutip Senin (11/5/2020), bahwa akun Twitter Otoritas Penjara telah dilanggar.

Pada Maret lalu, surat kabar Wall Street Journal melaporkan mantan Putra Mahkota Mohammed bin Nayef ditangkap atas tuduhan merencanakan kudeta terhadap Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS).

Rangkaian tweetOtoritas Penjara pada hari Minggu memicu kontroversi di kalangan aktivis Saudi, beberapa di antaranya mengajukan pertanyaan tentang nasib mantan putra mahkota. Beberapa aktivis mengatakan bahwa beberapa posting Twitter itu kemungkinan ditujukan untuk membuka jalan bagi kematian anggota keluarga kerajaan senior.

Sementara itu, sebuah akun yang mengklaim sebagai penasihat Pangeran Mohammed bin Nayef mem-posting serangkaian tweet yang mengatakan; "Penguasa de-facto Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) ingin melihat Mohammed bin Nayef mati karena kelalaian medis, tetapi setelah berita bocor ke keluarga yang kesehatan pangeran semakin memburuk, MBS terpaksa mengizinkan tim medis untuk merawatnya."

Akun tersebut menambahkan bahwa kesehatan Mohammed bin Nayef telah memburuk selama lebih dari seminggu.

Sejumlah aktivis dan pengamat Arab Saudi mempertanyakan tanggapan dari Otoritas Penjara, dengan mengatakan bahwa jika akunnya diretas, mustahil memulihkannya dengan cepat.

Aktivis yang lain percaya bahwa akun itu mungkin diretas oleh orang-orang di dalam Otoritas Penjara yang merasa loyal kepada mantan putra mahkota Mohammed bin Nayef.

Aktivis Saudi, Omar Abdulaziz, mempertanyakan waktu dan isi tweet yang dihapus tersebut. "Saya ingin tahu apakah ada pelanggaran keamanan atau pendahuluan (untuk mengumumkan kematian mantan pangeran mahkota)."

Aktivis Saudi lainnya, yang menyebut dirinya Shalhoub Turki, mengajukan pertanyaan yang sama.

"Apakah ini membuka jalan untuk menyingkirkan (Mohammed) bin Nayef saat dalam tahanan," katanya di Twitter.

Mohammed bin Nayef dinobatkan sebagai putra mahkota pada bulan April 2015 tak lama setelah Raja Salman berkuasa. Namun, dia dicopot baik sebagai putra mahkota, wakil perdana menteri maupun menteri dalam negeri. Posisinya sebagai putra mahkota kemudian digantikan oleh putra Raja Salman, Mohammad bin Salman.

"Saya puas," katanya saat itu tentang promosi sepupunya Mohammad bin Salman sebagai penggantinya."Saya akan beristirahat sekarang. Semoga Tuhan membantu Anda."
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More