AS Peringatkan China Tak Gunakan Kekuatan Militer terhadap Taiwan
Selasa, 24 November 2020 - 13:50 WIB
MANILA - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Robert O'Brien memperingatkan China untuk tidak menggunakan kekuatan militer terhadap Taiwan.
Peringatan disampaikan sehari setelah kunjungan mendadak ke pulau demokrasi itu oleh laksamana bintang dua Angkatan Laut Amerika yang mengawasi intelijen militer AS di Asia-Pasifik.
O’Brien memperingatkan Beijing saat melakukan tur ke Filipina dan Vietnam, di mana dia berbicara dengan rekan-rekannya tentang mengatasi meningkatnya agresivitas China di Laut China Selatan. Kawasan sengketa itu sebagian besar diklaim oleh Beijing. (Baca: Keponakan Kim Jong-un Menghilang setelah Bertemu Agen CIA )
Pemerintah Beijing yang dikendalikan Partai Komunis China juga mengklaim Taiwan—wilayah yang memerintah sendiri secara demokratis dengan penduduk sekitar 24 juta—meskipun tidak pernah berkuasa di sana. Beijing mengancam akan mencaplok pulau itu, dan dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan intimidasi militer melalui simulasi invasi dan serangan udara.
“Kami memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Taiwan. Presiden (Donald Trump) telah memperjelas bahwa setiap upaya untuk membuat Taiwan bersatu dengan China dengan apa pun selain persuasi atau pemilihan demokratis, adalah sesuatu yang akan sangat berpengaruh bagi Republik Rakyat China," kata O'Brien, yang dilansir The Telegraph, Selasa (24/11/2020).
"Saya tidak dapat membayangkan apa pun yang akan menyebabkan reaksi yang lebih besar terhadap China di seluruh dunia jika mereka mencoba menggunakan kekuatan militer untuk memaksa Taiwan," lanjut dia kepada wartawan. (Baca juga: AS Tes Jet Tempur Siluman F-35 untuk Serangan Nuklir Supersonik, Ini Videonya )
Washington tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taipei tetapi memandang Taiwan sebagai sekutu demokratis di kawasan strategis Indo-Pasifik. Amerika adalah pemasok senjata terbesar di Taiwan.
Pemerintahan Trump telah meningkatkan dukungan untuk Taiwan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk menyetujui beberapa penjualan senjata berskala besar dan mengirim pejabat senior, termasuk Menteri Kesehatan AS Alex Azar.
Akhir pekan ini Reuters melaporkan bahwa Laksamana Muda Michael Studeman, direktur J2—yang mengawasi intelijen di Komando Indo-Pasifik militer AS—telah melakukan kunjungan rahasia ke Taiwan.
Peringatan disampaikan sehari setelah kunjungan mendadak ke pulau demokrasi itu oleh laksamana bintang dua Angkatan Laut Amerika yang mengawasi intelijen militer AS di Asia-Pasifik.
O’Brien memperingatkan Beijing saat melakukan tur ke Filipina dan Vietnam, di mana dia berbicara dengan rekan-rekannya tentang mengatasi meningkatnya agresivitas China di Laut China Selatan. Kawasan sengketa itu sebagian besar diklaim oleh Beijing. (Baca: Keponakan Kim Jong-un Menghilang setelah Bertemu Agen CIA )
Pemerintah Beijing yang dikendalikan Partai Komunis China juga mengklaim Taiwan—wilayah yang memerintah sendiri secara demokratis dengan penduduk sekitar 24 juta—meskipun tidak pernah berkuasa di sana. Beijing mengancam akan mencaplok pulau itu, dan dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan intimidasi militer melalui simulasi invasi dan serangan udara.
“Kami memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Taiwan. Presiden (Donald Trump) telah memperjelas bahwa setiap upaya untuk membuat Taiwan bersatu dengan China dengan apa pun selain persuasi atau pemilihan demokratis, adalah sesuatu yang akan sangat berpengaruh bagi Republik Rakyat China," kata O'Brien, yang dilansir The Telegraph, Selasa (24/11/2020).
"Saya tidak dapat membayangkan apa pun yang akan menyebabkan reaksi yang lebih besar terhadap China di seluruh dunia jika mereka mencoba menggunakan kekuatan militer untuk memaksa Taiwan," lanjut dia kepada wartawan. (Baca juga: AS Tes Jet Tempur Siluman F-35 untuk Serangan Nuklir Supersonik, Ini Videonya )
Washington tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taipei tetapi memandang Taiwan sebagai sekutu demokratis di kawasan strategis Indo-Pasifik. Amerika adalah pemasok senjata terbesar di Taiwan.
Pemerintahan Trump telah meningkatkan dukungan untuk Taiwan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk menyetujui beberapa penjualan senjata berskala besar dan mengirim pejabat senior, termasuk Menteri Kesehatan AS Alex Azar.
Akhir pekan ini Reuters melaporkan bahwa Laksamana Muda Michael Studeman, direktur J2—yang mengawasi intelijen di Komando Indo-Pasifik militer AS—telah melakukan kunjungan rahasia ke Taiwan.
tulis komentar anda