Program Luar Angkasa Dipermasalahkan DK PBB, Korut Kesal
Jum'at, 20 November 2020 - 11:14 WIB
SEOUL - Duta Besar Korea Utara (Korut) untuk PBB , Kim Song, mengkritik Dewan Keamanan (DK) karena menyebut program luar angkasa Pyongyang sebagai ancaman. Ia menyebut badan PBB itu sebagai organisasi tidak demokratis tanpa ketidakberpihakan.
Hal itu disampaikan Kim Song dalam rapat pleno sidang Majelis Umum PBB awal pekan ini. Dalam kesempatan itu, ia menekankan pentingnya reformasi badan PBB itu untuk representasi yang lebih baik dari negara-negara anggotanya.
"Hingga kini, bahkan setelah 75 tahun berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dewan Keamanan tidak melepaskan diri dari stigma organ yang tidak demokratis tanpa ketidakberpihakan," kata Kim Song, menurut pernyataan yang diposting di situs kementerian luar negeri Korut seperti dikutip dari Yonhap, Jumat (20/11/2020).
Utusan Korut itu mengecam badan PBB tersebut karena mengutuk program luar angkasa sebagai ancaman bagi perdamaian internasional, dengan mengatakan praktik standar ganda dan ketidakadilan seharusnya tidak lagi ditoleransi.
"Seperti diketahui, invasi bersenjata ilegal dan serangan udara terhadap negara-negara berdaulat yang mengakibatkan pembunuhan warga sipil tidak perlu dipertanyakan lagi, sedangkan tindakan pertahanan diri yang benar untuk menjaga kedaulatan dan bahkan eksplorasi luar angkasa untuk tujuan damai diberi label dan dikutuk sebagai ancaman bagi perdamaian internasional," ujarnya. (Baca juga: Terus Tingkatkan Kemampuan Rudal, Korut Ancaman Besar Bagi AS )
Kim Song, khususnya, menekankan bahwa Jepang tidak boleh diizinkan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
"Jepang adalah negara penjahat perang yang telah menimbulkan kemalangan dan penderitaan yang tak terukur atas umat manusia dengan menyerang banyak negara Asia, termasuk Korea, dan memprovokasi Perang Pasifik pada abad terakhir," ujarnya.
"Negara seperti itu sedang mencari keanggotaan permanen Dewan Keamanan yang tanggung jawab utamanya adalah menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Itu tidak lebih dari ejekan dan penghinaan terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa," tambah utusan Pyongyang itu.(Baca juga: Kim Jong-un Perintahkan Pengetatan Tindakan Anti-Covid-19 di Korut )
Untuk diketahui sejumlah negara macam Jepang, Brasil, Jerman, dan India telah mendorong untuk mendapatkan kursi permanen di Dewan Keamanan PBB, selain Inggris, China, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat.
Hal itu disampaikan Kim Song dalam rapat pleno sidang Majelis Umum PBB awal pekan ini. Dalam kesempatan itu, ia menekankan pentingnya reformasi badan PBB itu untuk representasi yang lebih baik dari negara-negara anggotanya.
"Hingga kini, bahkan setelah 75 tahun berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dewan Keamanan tidak melepaskan diri dari stigma organ yang tidak demokratis tanpa ketidakberpihakan," kata Kim Song, menurut pernyataan yang diposting di situs kementerian luar negeri Korut seperti dikutip dari Yonhap, Jumat (20/11/2020).
Utusan Korut itu mengecam badan PBB tersebut karena mengutuk program luar angkasa sebagai ancaman bagi perdamaian internasional, dengan mengatakan praktik standar ganda dan ketidakadilan seharusnya tidak lagi ditoleransi.
"Seperti diketahui, invasi bersenjata ilegal dan serangan udara terhadap negara-negara berdaulat yang mengakibatkan pembunuhan warga sipil tidak perlu dipertanyakan lagi, sedangkan tindakan pertahanan diri yang benar untuk menjaga kedaulatan dan bahkan eksplorasi luar angkasa untuk tujuan damai diberi label dan dikutuk sebagai ancaman bagi perdamaian internasional," ujarnya. (Baca juga: Terus Tingkatkan Kemampuan Rudal, Korut Ancaman Besar Bagi AS )
Kim Song, khususnya, menekankan bahwa Jepang tidak boleh diizinkan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
"Jepang adalah negara penjahat perang yang telah menimbulkan kemalangan dan penderitaan yang tak terukur atas umat manusia dengan menyerang banyak negara Asia, termasuk Korea, dan memprovokasi Perang Pasifik pada abad terakhir," ujarnya.
"Negara seperti itu sedang mencari keanggotaan permanen Dewan Keamanan yang tanggung jawab utamanya adalah menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Itu tidak lebih dari ejekan dan penghinaan terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa," tambah utusan Pyongyang itu.(Baca juga: Kim Jong-un Perintahkan Pengetatan Tindakan Anti-Covid-19 di Korut )
Untuk diketahui sejumlah negara macam Jepang, Brasil, Jerman, dan India telah mendorong untuk mendapatkan kursi permanen di Dewan Keamanan PBB, selain Inggris, China, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat.
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda