Bentrok Terparah Pecah di Thailand, Lebih dari 41 Demonstran Terluka

Rabu, 18 November 2020 - 01:21 WIB
Dia mengatakan polisi telah mencoba menjauhkan pengunjuk rasa dari parlemen untuk memisahkan mereka dari demonstran pendukung kerajaan yang memakai kaos kuning.

Para pengunjuk rasa mendekati polisi dengan perisai seadanya, termasuk dengan balon bebek untuk kolam. Setelah sekitar enam jam, polisi mundur dan meninggalkan truk-truk air. Demonstran kemudian membuat coretan-coretan.

“Dengan ini saya mengumumkan eskalasi protes. Kami tidak akan menyerah. Tidak akan ada kompromi,” ujar Parit “Penguin" Chiwarak pada demosntran di gerbang parlemen sebelum pengunjuk rasa bubar.

Protes lain akan digelar di pusat kota Bangkok pada Rabu.



Juru bicara pemerintah Thailand Anucha Burapachaisri mengatakan polisi diwajibkan menggunakan gas air mata dan meriam air untuk menjaga keamanan para anggota parlemen.

Perdana Menteri Prayuth mengambil alih kekuasaan sebagai kepala junta militer pada 2014 dan tetap menjabat setelah pemilu tahun lalu. Dia menampik tudingan oposisi bahwa pemilu tidak adil.

Anggota parlemen sedang membahas beberapa proposal untuk perubahan konstitusi, yang sebagian besar akan mengecualikan kemungkinan mengubah peran kerajaan.

Ada juga diskusi tentang peran majelis tinggi atau Senat yang sepenuhnya dipilih oleh mantan junta Prayuth. Senat itulah yang membantu memastikan Prayuth mempertahankan kekuasaan dengan mayoritas di parlemen setelah pemilu yang digugat tahun lalu.

Beberapa pengunjuk rasa berkelahi dengan puluhan pendukung kerajaan yang tetap tinggal setelah demonstrasi sebelumnya oleh ratusan pendukung sayap kanan yang meminta anggota parlemen untuk tidak membuat perubahan konstitusi.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More