Jelang Lengser, Donald Trump Ingin Serang Situs Nuklir Utama Iran

Selasa, 17 November 2020 - 10:52 WIB
Pada 20 Juni 2019, Trump tiba-tiba membatalkan serangan udara terhadap Iran yang direncanakan sebagai tindakan pembalasan atas penembakan pasukan Teheran terhadap drone pengintai AS. Serangan dibatalkan hanya beberapa menit sebelum dilakukan.

"(Senjata) kami dikokang dan dimuat untuk membalas tadi malam di 3 pemandangan berbeda ketika saya bertanya, berapa banyak yang akan mati. 150 orang, itu jawaban dari seorang Jenderal. 10 menit sebelum serangan, saya menghentikannya," tulis Trump di Twitter saat itu.

Trump pada Mei 2018 telah menarik AS keluar dari perjanjian nukklir Iran 2015. Tak lama kemudian, pemerintah Trump menjatuhkan sanksi ekonomi yang keras terhadap Teheran. Trump mengklaim bahwa Iran telah melanggar kesepakatan nuklir 2015.

Teheran sendiri berulang kali menunjukkan bahwa pihaknya mematuhi ketentuan perjanjian tersebut, dan menegaskan bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.

Satu tahun setelah penarikan diri AS dari perjanjian nuklir Iran, Teheran mulai mundur dari komitmennya berdasarkan kesepakatan nuklir tersebut.

Ketegangan kedua negara meningkat setelah presiden AS memerintahkan pembunuhan jenderal Iran, Qasem Soleimani, pada Januari lalu melalui serangan drone di dekat Bandara Baghdad Irak.

Sebagai pembalasan, Iran melakukan serangan udara terhadap dua pangkalan militer Amerika di Irak, yang tidak merenggut nyawa. Namun, Pentagon mengakui lebih dari 100 prajurit AS didiagnosis menderita cedera otak traumatis.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More