Trump Tolak Kerjasama untuk Transisi Kekuasaan AS, Biden Frustrasi
Selasa, 17 November 2020 - 10:14 WIB
WILMINGTON - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengungkapkan rasa frustrasinya atas penolakan Presiden Donald Trump untuk bekerja sama dalam proses transisi kekuasaan Gedung Putih.
"Lebih banyak orang mungkin mati karena virus corona tanpa koordinasi segera untuk memerangi pandemi yang melonjak," kesal Biden merujuk pada sikap Trump yang tetap menolak mengakui kemenangan calon presiden (capres) Partai Demokrat tersebut.
Biden diproyeksikan media-media AS sebagai pemenang pemilihan presiden (pilpres) 3 November setelah meraih 290 electoral votes. Namun, Trump yang meraih 232 electoral votes belum menyerah, dan pemerintahannya sejauh ini gagal untuk secara resmi mengakui politisi veteran Demokrat itu sebagai presiden terpilih. (Baca: Trump Didesak Pecat Bos CIA atas Tuduhan Biarkan Kecurangan Pilpres AS )
Hal itu membuat Biden dan timnya tidak dapat berkoordinasi dengan pejabat pemerintah tentang kesinambungan masalah penting tak hanya seputar keamanan nasional, tetapi juga pada keadaan darurat seperti rencana distribusi vaksin Covid-19 ke puluhan juta orang Amerika.
Biden dalam konferensi pers ditanya apa ancaman terbesar dari gangguan Trump terhadap kelancaran transfer kekuasaan. Dai menjawab; "Lebih banyak orang mungkin mati jika kita tidak berkoordinasi dalam mendistribusikan vaksin secepat mungkin."
"Jika kami harus menunggu sampai (hari pelantikan) 20 Januari untuk memulai perencanaan itu, itu akan membuat kami terlambat selama satu bulan, satu setengah bulan," kata Biden kepada wartawan di kota kelahirannya Wilmington di Delaware, seperti dikutip AFP, Selasa (17/11/2020). "Jadi ini penting dilakukan, ada koordinasi sekarang.”
Beberapa ahli termasuk mantan pejabat administrasi Trump telah memperingatkan bahwa penolakan presiden yang akan lengser untuk bekerja sama dalam transisi kekusaan sementara dia menggugat hasil pilpres di pengadilan dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan karena negara bergulat dengan lonjakan kasus Covid-19.
Amerika Serikat menambahkan satu juta kasus baru dalam waktu kurang dari seminggu, peningkatan yang memusingkan menjadi lebih dari 11 juta kasus infeksi yang dikonfirmasi dan 246.000 kematian. Angka kasus itu merupakan yang tertinggi secara global. (Baca juga: Panik dengan Hasil Pilpres AS, Donald Trump Jr Serukan Perang Total )
Penasihat kesehatan Trump, Scott Atlas, yang tidak memiliki pengalaman atau kualifikasi yang relevan dalam kesehatan masyarakat atau penyakit menular, telah mendesak orang-orang di Michigan untuk "bangkit" melawan langkah-langkah Covid-19 daripada terlibat dalam upaya all-hands-on-deck untuk mengalahkan pandemi.
"Lebih banyak orang mungkin mati karena virus corona tanpa koordinasi segera untuk memerangi pandemi yang melonjak," kesal Biden merujuk pada sikap Trump yang tetap menolak mengakui kemenangan calon presiden (capres) Partai Demokrat tersebut.
Biden diproyeksikan media-media AS sebagai pemenang pemilihan presiden (pilpres) 3 November setelah meraih 290 electoral votes. Namun, Trump yang meraih 232 electoral votes belum menyerah, dan pemerintahannya sejauh ini gagal untuk secara resmi mengakui politisi veteran Demokrat itu sebagai presiden terpilih. (Baca: Trump Didesak Pecat Bos CIA atas Tuduhan Biarkan Kecurangan Pilpres AS )
Hal itu membuat Biden dan timnya tidak dapat berkoordinasi dengan pejabat pemerintah tentang kesinambungan masalah penting tak hanya seputar keamanan nasional, tetapi juga pada keadaan darurat seperti rencana distribusi vaksin Covid-19 ke puluhan juta orang Amerika.
Biden dalam konferensi pers ditanya apa ancaman terbesar dari gangguan Trump terhadap kelancaran transfer kekuasaan. Dai menjawab; "Lebih banyak orang mungkin mati jika kita tidak berkoordinasi dalam mendistribusikan vaksin secepat mungkin."
"Jika kami harus menunggu sampai (hari pelantikan) 20 Januari untuk memulai perencanaan itu, itu akan membuat kami terlambat selama satu bulan, satu setengah bulan," kata Biden kepada wartawan di kota kelahirannya Wilmington di Delaware, seperti dikutip AFP, Selasa (17/11/2020). "Jadi ini penting dilakukan, ada koordinasi sekarang.”
Beberapa ahli termasuk mantan pejabat administrasi Trump telah memperingatkan bahwa penolakan presiden yang akan lengser untuk bekerja sama dalam transisi kekusaan sementara dia menggugat hasil pilpres di pengadilan dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan karena negara bergulat dengan lonjakan kasus Covid-19.
Amerika Serikat menambahkan satu juta kasus baru dalam waktu kurang dari seminggu, peningkatan yang memusingkan menjadi lebih dari 11 juta kasus infeksi yang dikonfirmasi dan 246.000 kematian. Angka kasus itu merupakan yang tertinggi secara global. (Baca juga: Panik dengan Hasil Pilpres AS, Donald Trump Jr Serukan Perang Total )
Penasihat kesehatan Trump, Scott Atlas, yang tidak memiliki pengalaman atau kualifikasi yang relevan dalam kesehatan masyarakat atau penyakit menular, telah mendesak orang-orang di Michigan untuk "bangkit" melawan langkah-langkah Covid-19 daripada terlibat dalam upaya all-hands-on-deck untuk mengalahkan pandemi.
tulis komentar anda