Turki Hendak Kerahkan Tentara di Azerbaijan, Minta Dukungan Parlemen
Selasa, 17 November 2020 - 03:03 WIB
ANKARA - Kantor Kepresidenan Turki mengajukan mosi ke parlemen untuk mengerahkan pasukan Turki di Azerbaijan .
Mosi yang diajukan pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan itu berupaya mengerahkan pasukan penjaga perdamaian di wilayah Karabakh Atas atau Nagorno-Karabakh selama satu tahun.
“Pengerahan itu akan menguntungkan dan mensejahterakan rakyat di kawasan itu. Langkah itu juga akan menjadi kepentingan nasional Turki," ungkap mosi itu, dilansir Memo. Mosi tersebut akan divoting di parlemen.
Hubungan antara Armenia dan Azerbaijan di Karabakh Hulu tetap tegang sejak 1991, tetapi perang baru terjadi pada 27 September. (Baca Juga: Pasukan Rusia Lihat Mayat-mayat Tentara Armenia Bergelimpangan di Jalan)
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Azerbaijan dan Armenia telah menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Karabakh Atas. (Lihat Infografis: Setelah Akui Biden Menang, Trump Mentweet: Saya Menang!)
Sebelumnya dilaporkan, Mayat-mayat tentara etnik Armenia bergelimpangan di jalanan di Nagorno-Karabakh saat pasukan penjaga perdamaian Rusia memasuki wilayah itu dengan kendaraan militer. (Lihat Video: Arab Saudi Tutup Kembali Izin Umrah untuk Jamaah Indonesia)
Konvoi truk dan kendaraan pengangkut tentara Rusia tampak masuk ke wilayah itu setelah kesepakatan damai antara Armenia dan Azerbaijan.
Rusia mengerahkan hampir 2.000 tentara bersama sejumlah tank dan kendaraan lapis baja lainnya untuk mengamankan gencatan senjata yang disepakati pekan ini setelah perang enam pekan di daerah kantong etnis Armenia di Azerbaijan itu.
Skala kehancuran akibat perang itu terlihat jelas pada Jumat di Nagorno-Karabakh. Situasi juga menunjukkan keputusasaan tentara Armenia dalam perang itu.
Satu pasukan Rusia, didampingi wartawan Reuters dari perbatasan Armenia, melewati sekitar seratus jasad tentara etnis Armenia yang berserakan di pinggir jalan.
Mosi yang diajukan pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan itu berupaya mengerahkan pasukan penjaga perdamaian di wilayah Karabakh Atas atau Nagorno-Karabakh selama satu tahun.
“Pengerahan itu akan menguntungkan dan mensejahterakan rakyat di kawasan itu. Langkah itu juga akan menjadi kepentingan nasional Turki," ungkap mosi itu, dilansir Memo. Mosi tersebut akan divoting di parlemen.
Hubungan antara Armenia dan Azerbaijan di Karabakh Hulu tetap tegang sejak 1991, tetapi perang baru terjadi pada 27 September. (Baca Juga: Pasukan Rusia Lihat Mayat-mayat Tentara Armenia Bergelimpangan di Jalan)
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Azerbaijan dan Armenia telah menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Karabakh Atas. (Lihat Infografis: Setelah Akui Biden Menang, Trump Mentweet: Saya Menang!)
Sebelumnya dilaporkan, Mayat-mayat tentara etnik Armenia bergelimpangan di jalanan di Nagorno-Karabakh saat pasukan penjaga perdamaian Rusia memasuki wilayah itu dengan kendaraan militer. (Lihat Video: Arab Saudi Tutup Kembali Izin Umrah untuk Jamaah Indonesia)
Konvoi truk dan kendaraan pengangkut tentara Rusia tampak masuk ke wilayah itu setelah kesepakatan damai antara Armenia dan Azerbaijan.
Rusia mengerahkan hampir 2.000 tentara bersama sejumlah tank dan kendaraan lapis baja lainnya untuk mengamankan gencatan senjata yang disepakati pekan ini setelah perang enam pekan di daerah kantong etnis Armenia di Azerbaijan itu.
Skala kehancuran akibat perang itu terlihat jelas pada Jumat di Nagorno-Karabakh. Situasi juga menunjukkan keputusasaan tentara Armenia dalam perang itu.
Satu pasukan Rusia, didampingi wartawan Reuters dari perbatasan Armenia, melewati sekitar seratus jasad tentara etnis Armenia yang berserakan di pinggir jalan.
(sya)
tulis komentar anda