Sanksi AS Ditujukan untuk Paksa Perubahan Rezim di Venezuela
Minggu, 10 Mei 2020 - 14:00 WIB
CARACAS - Wakil Menteri Luar Negeri Venezuela untuk Amerika Utara, Carlos Ron Martinez menuturkan, sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Venezuela dimaksudkan untuk memberikan tekanan kepada Caracas selama pandemi Corona. Martinez menyebut, tujuanakhinya adalah memulai perubahan pemerintahan di Venezuela.
"AS telah melancarkan operasi militer, itu adalah operasi militer terbesar di kawasan ini dalam 30 tahun terakhir, dalam rangka untuk memerangi perdagangan narkoba di wilayah kami, tetapi itu semua bertujuan untuk membangun tekanan terhadap kami pada saat Covid-19," kata Martinez.
"Kami tahu tujuan dari langkah-langkah ini tidak diragukan lagi, yakni perubahan rezim," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (10/5/2020).
Dia ingat surat yang dikirim oleh Senator AS, Chris Van Hollen dan Chris Murphy kepada Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dan Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin pada bulan Maret, menyerukan pelonggaran sanksi yang dijatuhkan pada beberapa negara, terutama Venezuela dan Iran.
"Kami memahami bahwa pemerintah telah menyatakan bahwa kebutuhan kemanusiaan dan medis dikecualikan dari sanksi AS, tetapi rezim sanksi kita begitu luas sehingga pemasok medis dan organisasi bantuan hanya menghindari melakukan bisnis di Iran dan Venezuela, karena takut tidak sengaja terjebak dalam sanksi AS," bunyi surat itu.
Menurut Martinez, pembelian makanan, pasokan medis atau produk lainnya dengan uang pemerintah di Venezuela sangat bermasalah karena adanya sanksi AS.
"Setiap uang yang berasal dari negara Venezuela atau lembaga pemerintah Venezuela dapat didasari atas uang yang terlibat dalam perdagangan obat-obatan terlarang atau terlibat dalam beberapa kegiatan ilegal, dan itu berarti bahwa apa pun yang kami coba bayar, setiap transaksi yang kami lakukan coba lakukan entah bagaimana, terhalang," ujar Martinez.
Menurut Martinez, lebih dari USD 9 miliar dana Venezuela telah diblokir di bank-bank di AS dan negara-negara lain. Tapi, jelasnya berbeda dengan AS, negara-negara lain telah memberikan bantuan kepada Venezuela di tengah pandemi COVID-19.
"Kami telah bekerja dengan Kuba, China, dan Rusia, yang telah menunjukkan solidaritas ekstrem dengan Venezuela. Kami telah menerima sumbangan peralatan dari China dan dari Rusia, kami menerima lebih dari 30 ribu alat tes dari Rusia," tukas Martinez.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
"AS telah melancarkan operasi militer, itu adalah operasi militer terbesar di kawasan ini dalam 30 tahun terakhir, dalam rangka untuk memerangi perdagangan narkoba di wilayah kami, tetapi itu semua bertujuan untuk membangun tekanan terhadap kami pada saat Covid-19," kata Martinez.
"Kami tahu tujuan dari langkah-langkah ini tidak diragukan lagi, yakni perubahan rezim," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (10/5/2020).
Dia ingat surat yang dikirim oleh Senator AS, Chris Van Hollen dan Chris Murphy kepada Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dan Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin pada bulan Maret, menyerukan pelonggaran sanksi yang dijatuhkan pada beberapa negara, terutama Venezuela dan Iran.
"Kami memahami bahwa pemerintah telah menyatakan bahwa kebutuhan kemanusiaan dan medis dikecualikan dari sanksi AS, tetapi rezim sanksi kita begitu luas sehingga pemasok medis dan organisasi bantuan hanya menghindari melakukan bisnis di Iran dan Venezuela, karena takut tidak sengaja terjebak dalam sanksi AS," bunyi surat itu.
Menurut Martinez, pembelian makanan, pasokan medis atau produk lainnya dengan uang pemerintah di Venezuela sangat bermasalah karena adanya sanksi AS.
"Setiap uang yang berasal dari negara Venezuela atau lembaga pemerintah Venezuela dapat didasari atas uang yang terlibat dalam perdagangan obat-obatan terlarang atau terlibat dalam beberapa kegiatan ilegal, dan itu berarti bahwa apa pun yang kami coba bayar, setiap transaksi yang kami lakukan coba lakukan entah bagaimana, terhalang," ujar Martinez.
Menurut Martinez, lebih dari USD 9 miliar dana Venezuela telah diblokir di bank-bank di AS dan negara-negara lain. Tapi, jelasnya berbeda dengan AS, negara-negara lain telah memberikan bantuan kepada Venezuela di tengah pandemi COVID-19.
"Kami telah bekerja dengan Kuba, China, dan Rusia, yang telah menunjukkan solidaritas ekstrem dengan Venezuela. Kami telah menerima sumbangan peralatan dari China dan dari Rusia, kami menerima lebih dari 30 ribu alat tes dari Rusia," tukas Martinez.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(esn)
tulis komentar anda