Partai Republik Tak Terima Biden Menang Pilpres, Partai Demokrat Kesal
Jum'at, 13 November 2020 - 01:38 WIB
WASHINGTON - Pemimpin Partai Demokrat di Senat Amerika Serikat (AS), Chuck Schumer dan Ketua DPR Nancy Pelosi mengecam Partai Republik yang tidak menerima bahwa Joe Biden memenangkan pemilihan presiden (pilpres) . Mereka mengatakan bahwa Partai Republik telah "meracuni" demokrasi.
Kata-kata kasar bagi Partai Republik yang menolak untuk mengakui proyeksi kemenangan Biden, sementara Presiden Donald Trump menuduh telah terjadi kecurangan selama pilpres lalu dan menunggu hasil dari beberapa tuntutan hukum datang selama konferensi pers.
“Pemilihan sudah selesai. Itu (hasilnya) tidak rapat. Presiden Trump kalah. Joe Biden akan menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya,” kata Schumer kepada wartawan seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (13/11/2020).
Schumer menuduh Partai Republik di Kongres menyebarkan teori konspirasi, menyangkal kenyataan, dan meracuni demokrasi AS.
Mengenai tuduhan kecurangan dalam pilpres, Schumer mengatakan Partai Republik tidak memiliki bukti untuk mendukung klaim mereka. Menurutnya,Partai Republik meragukan pilpres karena tidak ada alasan lain selain takut pada Donald Trump.(Baca juga: Bolton: Klaim Trump Soal Kecurangan Pemilu Rusak Nama Partai Republik )
Pada gilirannya, Nancy Pelosi mengambil nada yang sama kerasnya dengan menyebut Partai Republik berdiri di belakang Trump dan tuduhannya.
Pelosi mengecam pendukung presiden Trump karena tidak menghormati keinginan rakyat dan terlibat dalam sirkus absurd yang sekarang menolak untuk menerima kenyataan.
"Ini seperti rumah terbakar dan mereka menolak menyiramnya dengan air," katanya.
Sementara anggota parlemen Partai Republik seperti Senator Susan Collins telah memberi selamat kepada Biden atas perkiraan kemenangannya, politis Partai Republik lainnya seperti Lindsey Graham dan Ted Cruz telah mempertanyakan hasil pilpres.(Baca juga: Survei: Hampir 80% Warga AS Akui Biden Menangkan Gedung Putih )
Pemimpin Partai Republik yang menjadi mayortitas di Senat AS, Mitch McConnell, juga menolak untuk mengakui Joe Biden sebagai pemenang dalam pilpres dan mengatakan di sidang Senat minggu ini bahwa Presiden Trump 100 persen dalam haknya untuk mengambil tindakan hukum di negara bagian di mana dia merasa ada kecurangan.
Kata-kata kasar bagi Partai Republik yang menolak untuk mengakui proyeksi kemenangan Biden, sementara Presiden Donald Trump menuduh telah terjadi kecurangan selama pilpres lalu dan menunggu hasil dari beberapa tuntutan hukum datang selama konferensi pers.
“Pemilihan sudah selesai. Itu (hasilnya) tidak rapat. Presiden Trump kalah. Joe Biden akan menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya,” kata Schumer kepada wartawan seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (13/11/2020).
Schumer menuduh Partai Republik di Kongres menyebarkan teori konspirasi, menyangkal kenyataan, dan meracuni demokrasi AS.
Mengenai tuduhan kecurangan dalam pilpres, Schumer mengatakan Partai Republik tidak memiliki bukti untuk mendukung klaim mereka. Menurutnya,Partai Republik meragukan pilpres karena tidak ada alasan lain selain takut pada Donald Trump.(Baca juga: Bolton: Klaim Trump Soal Kecurangan Pemilu Rusak Nama Partai Republik )
Pada gilirannya, Nancy Pelosi mengambil nada yang sama kerasnya dengan menyebut Partai Republik berdiri di belakang Trump dan tuduhannya.
Pelosi mengecam pendukung presiden Trump karena tidak menghormati keinginan rakyat dan terlibat dalam sirkus absurd yang sekarang menolak untuk menerima kenyataan.
"Ini seperti rumah terbakar dan mereka menolak menyiramnya dengan air," katanya.
Sementara anggota parlemen Partai Republik seperti Senator Susan Collins telah memberi selamat kepada Biden atas perkiraan kemenangannya, politis Partai Republik lainnya seperti Lindsey Graham dan Ted Cruz telah mempertanyakan hasil pilpres.(Baca juga: Survei: Hampir 80% Warga AS Akui Biden Menangkan Gedung Putih )
Pemimpin Partai Republik yang menjadi mayortitas di Senat AS, Mitch McConnell, juga menolak untuk mengakui Joe Biden sebagai pemenang dalam pilpres dan mengatakan di sidang Senat minggu ini bahwa Presiden Trump 100 persen dalam haknya untuk mengambil tindakan hukum di negara bagian di mana dia merasa ada kecurangan.
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda