Rusia Uji Rudal Anti-Satelit, Amerika Ketir-ketir
Kamis, 16 April 2020 - 09:18 WIB
WASHINGTON - Rusia melakukan uji coba rudal anti-satelit pada Rabu. Militer Washington waswas dengan menyebutnya sebagai contoh ancaman yang dihadapi Amerika Serikat (AS) di ruang angkasa.
Uji senjata berbahaya Moskow dilakukan ketika para pejabat Amerika mengatakan bahwa ruang angkasa akan semakin menjadi domain penting bagi peperangan, di mana AS dan negara-negara lain seperti Rusia dan China meningkatkan postur militer mereka di orbit rendah Bumi dan dekat Bulan.
Para ahli mengatakan bahwa senjata anti-satelit yang menghancurkan targetnya menimbulkan bahaya bagi ruang angkasa dengan menciptakan awan fragmen yang dapat bertabrakan dengan benda lain. Hal itu berpotensi memicu reaksi berantai proyektil melalui orbit Bumi.
"Amerika Serikat siap dan berkomitmen untuk mencegah agresi dan membela negara, sekutu kami, dan kepentingan AS dari tindakan bermusuhan di ruang angkasa," kata komandan Komando Ruang Angkasa AS, Jenderal John Raymond, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Kamis (16/4/2020).
"Tes senjata anti-satelit itu adalah bukti pembelaan munafik Rusia atas proposal pengendalian senjata ruang angkasa...ketika jelas tidak berniat menghentikan program senjata counterspace mereka," ujar Jenderal Raymond.
Pemberitahuan wilayah udara Rusia menunjukkan tes itu dilakukan sekitar Rabu pagi.
Menurut analis, tidak terlihat bahwa sistem rudal bergerak menargetkan satelit apa pun di ruang angkasa berdasarkan data satelit publik.
Menurut proyeksi para analis, senjata yang diuji coba Rusia adalah sistem rudal anti-satelit Nudol baru, yang diluncurkan dari Plesetsk Cosmodrome, sekitar 800 km utara Moskow.
Militer AS sendiri semakin tergantung pada satelit untuk menentukan apa yang dilakukannya di darat. Amerika memandu amunisi dengan laser dan satelit berbasis ruang angkasa serta menggunakan aset tersebut untuk memantau peluncuran rudal dan melacak pasukannya.
Meski mengkritik Rusia, AS sendiri juga telah melakukan uji coba senjata anti-satelit serupa. China juga pernah melakukan hala serupa. Pada bulan Maret, India meluncurkan uji coba rudal anti-satelit terbaru yang menghasilkan medan reruntuhan yang fragmennya terus mengorbit Bumi hari ini.
Uji senjata berbahaya Moskow dilakukan ketika para pejabat Amerika mengatakan bahwa ruang angkasa akan semakin menjadi domain penting bagi peperangan, di mana AS dan negara-negara lain seperti Rusia dan China meningkatkan postur militer mereka di orbit rendah Bumi dan dekat Bulan.
Para ahli mengatakan bahwa senjata anti-satelit yang menghancurkan targetnya menimbulkan bahaya bagi ruang angkasa dengan menciptakan awan fragmen yang dapat bertabrakan dengan benda lain. Hal itu berpotensi memicu reaksi berantai proyektil melalui orbit Bumi.
"Amerika Serikat siap dan berkomitmen untuk mencegah agresi dan membela negara, sekutu kami, dan kepentingan AS dari tindakan bermusuhan di ruang angkasa," kata komandan Komando Ruang Angkasa AS, Jenderal John Raymond, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Kamis (16/4/2020).
"Tes senjata anti-satelit itu adalah bukti pembelaan munafik Rusia atas proposal pengendalian senjata ruang angkasa...ketika jelas tidak berniat menghentikan program senjata counterspace mereka," ujar Jenderal Raymond.
Pemberitahuan wilayah udara Rusia menunjukkan tes itu dilakukan sekitar Rabu pagi.
Menurut analis, tidak terlihat bahwa sistem rudal bergerak menargetkan satelit apa pun di ruang angkasa berdasarkan data satelit publik.
Menurut proyeksi para analis, senjata yang diuji coba Rusia adalah sistem rudal anti-satelit Nudol baru, yang diluncurkan dari Plesetsk Cosmodrome, sekitar 800 km utara Moskow.
Militer AS sendiri semakin tergantung pada satelit untuk menentukan apa yang dilakukannya di darat. Amerika memandu amunisi dengan laser dan satelit berbasis ruang angkasa serta menggunakan aset tersebut untuk memantau peluncuran rudal dan melacak pasukannya.
Meski mengkritik Rusia, AS sendiri juga telah melakukan uji coba senjata anti-satelit serupa. China juga pernah melakukan hala serupa. Pada bulan Maret, India meluncurkan uji coba rudal anti-satelit terbaru yang menghasilkan medan reruntuhan yang fragmennya terus mengorbit Bumi hari ini.
(min)
tulis komentar anda