Bisakah Jadi Presiden Hebat?

Selasa, 10 November 2020 - 06:02 WIB
Joe Biden tak mudah menjadi presiden terpilih Amerika Serikat (AS). Ilustrasi/Koran SINDO
WASHINGTON - Joe Biden tak mudah menjadi presiden terpilih Amerika Serikat (AS). Jalan terjal dan penuh rintangan harus dilaluinya. Kini setumpuk harapan pun menggelayut di pundaknya untuk bisa menjadi presiden hebat di Negeri Paman Sam dan dikenang dalam sejarah seperti ditorehkan sejumlah pendahulunya.

Harapan tersebut bukan tidak mungkin karena Biden memiliki peluang tersebut. Kuncinya adalah bagaimana dia bisa mengukir prestasi dan membangun energi positif untuk rakyatnya. Mampukah Biden mewujudkan hal tersebut?

Kehadiran Biden sebagai antitesis dari Presiden Donald Trump dan kebalikan dari apa yang melekat dari Trump. Bukan hanya pada karakternya, kebijakan yang akan diambil Biden pun akan berbeda dengan Trump. (Baca: Baca Doa Ini Sebelum Shalat, Setan Bakal Kabur)

Dengan membangun perbedaan dengan pemimpin sebelumnya, Biden justru mendapatkan energi positif yang melimpah. Tak perlu capek membangun karakter pemimpin yang kuat pada diri, dia hanya perlu tampil sebagai pemimpin yang berbeda dengan Trump.



Selain itu, dia juga sarat pengalaman. Sebelum terpilih sebagai presiden ke-46 yang merupakan ambisi besarnya, Biden sudah memiliki beragam prestasi dan berulang kali mengenyam posisi penting di AS. Di antaranya pernah menjadi Senator termuda dan pernah menjabat sebagai wakil presiden mendampingi Barack Obama selama dua periode. Total dia sudah membangun karier politik dan publiknya selama lebih dari 50 tahun hingga terpilih menjadi presiden tertua dalam sejarah AS, yakni 77 tahun.

Kalau dilihat dari rekam jejak dan program kerja yang diusung, Biden akan mampu menjadi sosok presiden yang hebat. Jalur hidupnya memang sudah menunjukkan kalau kehidupannya memang disiapkan untuk itu.

“Memang tidak ada definisi seperti apa presiden yang hebat. Tapi, ada konsensus mengenai hal itu,” kata John F Harris, pengamat politik AS, dilansir Politico. Apa konsensus tentang pemimpin yang hebat? “Pemimpin yang mampu mengubah cara pandang masyarakat terhadap pemerintah dan mengubah cara pandang orang terhadap negara,” katanya. (Baca juga: UIN Jakarta Dirikan Pusat Kajian Halal)

Harris menandaskan, setelah hampir satu abad sejak Franklin D Roosevelt menciptakan kepresidenan yang modern, terdapat sejumlah tanda presiden yang hebat. Tentunya itu juga dibangun dengan penuh kesadaran yang melekat pada seluruh cabang pemerintahan federal dan penghuni Oval Office.

“Roosevelt mampu mengombinasikan visi baru yang penuh dengan kapasitas kekuatan pemerintah untuk membantu rakyat AS biasa dengan selalu hadir secara personal,” kata Harris. Dia mengatakan, sangat sulit untuk mengatakan kalau Biden akan mampu melakukan apa yang dilakukan Roosevelt.

Presiden AS yang hebat lainnya yang disebut dalam sejarah adalah John F Kennedy. Dengan penampilan menawan, apa adanya, pidato yang memesona, dan dibantu dengan medium yakni televisi mampu mengubah ekspektasi. Menurut Harris, kepresidenan AS memang lekat dengan keglamoran dan penuh dengan martabat yang tinggi. “Jika Biden menjadikan Kennedy sebagai teladannya, maka faktor usia dan banalitas menjadi tanda tanya,” ujarnya.

Sejak muda Biden memang telah membangun karier politiknya dengan keteladanan dari Kennedy. Bagi Biden, Kennedy adalah presiden inspirasional baginya. Hingga beberapa dekade kemudian, Biden pun mampu dibebaskan dari sosok Kennedy dan mencoba menjadi dirinya sendiri dan tidak lagi bergantung pada proyeksi sosok lain. (Baca juga: 7 Cara Sederhana Atasi Masalah Asam Lambung)

“Biden bukan tipe politikus yang terjebak teaterikal,” kata jurnalis dan sejarawan Jonathan Alter. “Biden memiliki anugerah keintiman dan hubungan personal,” ungkapnya. Itu dibuktikan bagaimana Biden sangat nyaman berbincang dengan politikus muda dan bersinar Alexandria Ocasio-Cortez. Dia pun sangat cocok dan dekat dengan Mitch McConnell, pemimpin mayoritas Senat dari Partai Republik, yang dikenal sebagai rival sejati Biden.

Ronald Reagan bisa menjadi salah satu pemimpin hebat AS. Itu karena dia selalu hadir dalam kehidupan rakyat AS. Namun, kesuksesan Reagan juga ditopang nilai konservatif yang melekat dan telah dibangunnya sejak lama. Apa yang dilalukan Reagan pun masih terasa hingga saat ini.

“Biden menghabiskan karier selama 36 tahun di Senat dan dikenal sebagai anggota Senat yang energik dan progresif,” kata Harris. “Tapi, Biden cenderung praktis dan dijalin oleh momen, bukan dikendalikan oleh ideologi,” paparnya.

Kendati demikian, upaya Biden menjadi presiden hebat juga tergantung dengan orisinalitas strategi pemerintahan yang akan dibuatnya. Itu bisa dilakukan Biden karena dia tidak bergantung dengan karisma dan ideologi yang mengikat. Dia juga tidak bergantung dengan kepemimpinan yang berbasis pada personalitas. (Baca juga: Penanganan Covid-19 Membaik, Ekonomi Segera Tumbuh)

Karier Biden yang panjang di Kongres bisa menjadi aset utamanya. Itu dikarenakan dia sudah terbiasa dengan konteks “kita” dibandingkan “saya” sebagai anggota parlemen. “Jika Biden mampu menempatkan dirinya sebagai broker ideologi, dibandingkan membangun ideologi; dan jika dia mampu memulihkan Washington dengan insting penuh tanggung jawab dibandingkan insting membangun konflik; itu akan menjadi formula bagi Biden untuk menjadi presiden yang hebat,” ungkap Harris. Dia pun akan mengubah cara orang berpikir tentang Gedung Putih dan mengubah cara orang AS melihat negaranya.

Dalam pandangan Sidney Milkis, pakar kepresidenan AS dari Universitas Virginia, presiden hebat merupakan pusat pengembangan tatanan politik baru yakni filosofi baru, serangkaian pengaturan institusi, dan serangkaian kebijakan baru. “Biden memiliki kesempatan tersebut dengan menemukan model baru kepresidenan,” katanya.

Biden menampilkan dirinya sebagai presiden yang berbeda dari Trump. Selama ini Trump dianggap sebagai presiden yang memiliki personalitas berbahaya. Biden menampilkan diri sebagai antidote dari Trump. Karakter itu bukan dibentuk dalam hitungan beberapa tahun terakhir, melainkan Biden memang sudah memiliki karakter kuat yang sudah dikenal publik sejak lama. “AS akan mencari kepemimpinan yang normal yang fokus untuk membangun koalisi,” kata Milkis. (Baca juga: Biden Mulai Transisi Kekuasaan, Trump Tetap Menolak Kalah)

Bernasib seperti Jimmy Carter

Apa yang dilakukan Biden nanti juga disamakan dengan Jimmy Carter. Kenapa? Seperti Carter yang juga memiliki posisi yang sama untuk memperbaiki AS karena kepresidenan demistifikasi dan politik agitasi Richard Nixon. “Pekerjaan Carter sebagai penyembuh dan menjadi penyembuh juga memiliki pendekatan dengan kerendahan hati,” kata Alter. Biden juga harus memperbaiki AS dari kepemimpinan arogan dan antisains ala Trump.

Hubungan Kongres yang buruk dan ekonomi yang melemah juga menjadi beban berat pada kepemimpinan Carter. Sedangkan Biden juga fokus untuk membangkitkan ekonomi dan memulihkan pandemi korona. Tentunya Biden juga harus menghindari kepresidenannya dari segala skandal dan trauma. Biden menjadi harapan dan prospek bagi politik AS lebih baik dari sebelumnya. (Lihat videonya: Jelang Kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air)

Biden merupakan mensch (orang sejati dan luhur), dan kita membutuhkan mensch di Gedung Putih,” kata Steve Rabinowitz, pendiri Bluelight Strategies, lembaga firma hubungan publik di Washington. “Bagi Biden, semua orang seharusnya diperlakukan dengan semangat, dan dibantu dengan basis keramahan dan kasih sayang,” ucapnya. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More