Drama Penghitungan Pilpres AS

Jum'at, 06 November 2020 - 06:44 WIB
Michigan menerima lebih dari 3,1 juta surat suara yang dikirim melalui pos. Mereka juga harus menghitung surat suara pada hari pemilu. Hukum negara bagian membuat proses pemilu berlangsung lama.

Apa yang terjadi Pennsylvania dan Michigan berbeda dengan di Florida di mana para petugas memproses penghitungan surat suara beberapa pekan sebelum hari pemilu. Mereka pun bisa menghitung surat suara dengan cepat dan tepat. Itu menjadikan Trump cepat diproyeksikan menang di Florida. (Baca juga: Deteksi Dini Penting untuk Antisipasi Diabetes)

Gubernur Pennsylvania Tom Wolf, seorang Demokrat, mengatakan sistem telah bekerja dan tidak menghasilkan sesuatu yang maksimal. "Kita telah bersabar, tetapi tetap percaya diri semua surat suara bisa dihitung dengan akurat," katanya. Lamanya proses penghitungan karena sistem telah bekerja.

Keterlambatan penghitungan suara menciptakan polemik. Trump menuding keterlambatan sebagai indikasi adanya kecurangan. Dia mencontohkan adanya sebagian pendukungnya dihadang sekelompok orang sehingga tidak dapat turut serta dalam pencoblosan.

“Jutaan orang (warga AS) telah mendukung kami,” kata Trump di East Room, Gedung Putih, Washington, AS, Rabu (4/11) pagi waktu lokal. “Tapi sekelompok orang mencoba menghambat suara mereka dengan berbagai cara,” tambahnya. Saat itu Trump tertinggal dengan perolehan suara 213 berbanding 238 di 40 negara bagian.

Trump mengakui ketertinggalannya dari Biden di beberapa negara bagian. Padahal sebelumnya dia sangat percaya diri dapat unggul atas Biden di negara bagian tertentu dan kembali menjabat sebagai presiden. Pebisnis yang beralih menjadi politisi itu bahkan sudah menyiapkan pesta selebrasi pada Rabu (4/11) malam.

“Upaya kecurangan merupakan sebuah kerugian besar bagi masyarakat AS. Ini merupakan tindakan yang memalukan bagi negeri ini (AS). Terus terang saja kami memenangi pilpres ini,” kata Trump. Dia kemudian mengatakan akan mengadu kepada Mahkamah Agung agar perhitungan suara dapat dihentikan. (Baca juga: Resesi, Masyarakat Diminta Setop Belanja Kebutuhan Tak Penting)

Ahli hukum demokrasi dari Republik Ben Ginsberg mengaku kecewa dengan ketidakpercayaan Trump terhadap penghitungan suara. Menurutnya, pernyataan Trump tidak hanya dapat membuat kekacauan, tetapi juga merugikan masyarakat AS yang sudah bekerja keras agar pilpres berjalan dengan jujur dan transparan.

“Tuduhan Trump tidak memiliki dasar hukum yang kuat. Jadi menurut saya pernyataan seperti itu sebaiknya tidak dilayangkan di hadapan publik,” kata Ginsberg seperti dikutip CNN. “Biarkanlah petugas bekerja dulu untuk menghitung suara yang masuk. Jika ingin protes, nanti saja setelah semuanya selesai dan jelas,” lanjutnya.

Biden dan pendukungnya juga melayangkan keluhan serupa. Saat ini Biro Penyelidikan Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) menyelidiki panggilan asing yang diterima pendukung Biden beberapa hari sebelum pilpres bergulir. Panggilan otomatis itu meresahkan karena mengimbau mereka untuk tidak mencoblos.

Para ahli menilai sekelompok oknum mencoba menakut-nakuti masyarakat secara halus agar mereka masuk dalam golongan putih (golput). Namun sampai berita ini diturunkan, motifnya tidak diketahui. Warga Medford, Massachusetts, Janaka Stucky, 42, mengaku sedikitnya menerima dua panggilan dalam sehari. (Lihat videonya: Status Gunung Merapi Naik ke Level Siaga)

“Awalnya saya berpikir ini merupakan imbauan resmi yang berkaitan dengan lockdown dan Covid-19. Tapi makin ke sini saya merasa aneh dengan imbauannya karena dikirim berkali-kali,” ujar Stucky, pendukung Demokrat, seperti dikutip Aljazeera. “Saya pun curiga panggilan ini semacam upaya peredaman suara.”

Berdasarkan data perusahaan anti-robocall YouMail, panggilan otomatis tersebut dipasang pada hampir 90% kode area AS. Alex Quilici dari YouMail mengatakan, meski dimulai sejak Agustus silam, aktivitasnya meningkat tajam ketika semakin mendekati pilpres. Pada Oktober saja jumlahnya mencapai 10 juta panggilan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More