Kubu Trump Klaim Kemenangan Dini Pilpres AS, Tuduh Biden Coba Mencurinya

Senin, 02 November 2020 - 12:28 WIB
Pemungutan suara pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat akan berlangsung Selasa (3/11/2020). Foto/REUTERS/Al Drago
WASHINGTON - Kubu kampanye Donald Trump mengatakan dengan kepempinan presiden Amerika Serikat (AS) saat ini akan cukup untuk mengklaim kemenangan pemilihan presiden (pilpres) Amerika pada malam pemilihan.

Kubu calon presiden (capres) petahana dari Partai Republik tersebut lantas menuduh kubu capres Partai Demokrat berupaya mencuri kemenangan pilpres oleh Trump. Pemungutan suara pilpres AS resmi berlangsung Selasa (3/11/2020) waktu setempat.

Penasihat senior kampanye Trump, Jason Miller, melukiskan gambaran yang cukup percaya diri tentang peluang terpilihnya kembali Trump selama wawancara dengan media pada hari Minggu. (Baca: Trump Ancam Akan Umumkan Kemenangan Pilpres AS, tapi Lantas Membantahnya )



"Jika Anda berbicara dengan banyak (politisi) Demokrat yang cerdas, mereka percaya bahwa Presiden Trump akan unggul pada malam pemilihan, mungkin mendapatkan 280 electoral (votes) di suatu tempat dalam kisaran itu, dan kemudian mereka akan mencoba mencurinya kembali setelah pemilihan," kata Miller.

Miller yakin Trump akan mendapatkan 290 electoral votes pada malam pemilihan."Jadi, apa pun yang mereka coba lakukan, pesta pora atau tuntutan hukum apa atau omong kosong apa pun yang mereka coba lakukan, kita akan memiliki cukup electoral votes untuk mendapatkan Presiden Trump terpilih kembali," ujar Miller.

Trump telah menyatakan akan sangat pantas dan menyenangkan jika pemenang diumumkan pada malam pemilihan, alih-alih berminggu-minggu setelah pemungutan suara. (Baca juga: Pakar: Trump Akan Menang Pilpres AS, meski Kalah dalam Survei )

Klaim kemenangan dini kubu Trump dan tuduhan Miller terhadap kubu Biden memicu kaum liberal bersuara di media sosial. Mereka menuduh balik kubu Trump melakukan kampanye kebohongan dan mencoba mencuri hasil pilpres itu sendiri dengan mengklaim kemenangan sebelum waktunya.

“Menghitung surat suara yang diberikan melalui pos tidak boleh disebut mencuri pemilu. Itu menghitung suara," kata aktor "Star Trek" dan aktivis liberal, George Takei, di Twitter.

“Apa yang dikatakan Jason Miller sangat bodoh dan tidak jujur (yang sangat berkaitan dengan brand). Tidak ada preseden untuk ini. Suara selalu dihitung setelah Hari Pemilihan," kata penulis Dan Pfeiffer di Twitter.

“Ini bohong. Surat suara yang diberikan secara resmi lewat surat perlu dihitung, dan banyak negara bagian tidak akan menghitungnya pada malam pemilihan," ujar Jake Tapper dari CNN, Senin (2/11/2020).

Gubernur Michigan Gretchen Whitmer mengatakan kepada Tapper bahwa ada kemungkinan yang sangat nyata bahwa Trump dapat mengumumkan kemenangan pemilu sebelum penghitungan suara akhir, memperingatkan penduduk untuk tidak menerima hasil awal apa pun sampai setiap suara dihitung.

Capres Partai Demokrat Joe Biden ikut berkomentar atas tuduhan kubu Trump. "Tanggapan saya adalah presiden tidak akan mencuri pemilihan ini," katanya menyindir balik kubu Trump.

Suara dalam setiap pemilihan presiden dihitung selama berminggu-minggu setelah hari resmi pemungutan suara, namun biasanya ada banyak jajak pendapat yang melaporkan secara akurat dan menyatakan pemenangnya. Namun, ini tidak terjadi dalam kasus-kasus yang jarang terjadi seperti dengan keadaan kritis Florida pada tahun 2000, di mana suarauntuk George W. Bush dan Al Gore dihitung dan diceritakan dalam kontroversi yang secara resmi berakhir ketika Gore mengakui hasilnya pada Desember.

Banyak outlet media menyebut publik negara bagian tersebut kala itu mendukung Gore, sementara Bush kemudian memenangkan suara negara bagian tersebut.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More