Pakar: Kapal Induk Kedua China Siap Tempur di Laut China Selatan
Kamis, 29 Oktober 2020 - 12:02 WIB
BEIJING - Pakar militer yang berbasis di Beijing, Li Jie, mengatakan kapal induk kedua China ; Shandong, telah memperoleh kapasaitas dasar dan siap berangkat ke wilayah yang lebih luas seperti Laut China Selatan untuk misi tempur.
Analisis itu merujuk pada video latihan terbaru kapal perang raksasa tersebut yang dirilis China Central Television (CCTV) pada Selasa lalu. Latihan berlangsung di Laut Bohai antara 1 hingga 23 September.
Shandong, menurut CCTV, telah menyelesaikan pengujian reguler dan misi pelatihan di laut yang berfokus pada pertempuran sebenarnya dan telah bertugas di Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) selama 10 bulan. (Baca: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Shandong merupakan kapal induk kedua yang dimiliki China setelah Liaoning, namun merupakan kapal induk pertama buatan dalam negeri. Shandong ditugaskan oleh Angkatan Laut PLA pada 17 Desember 2019, di Sanya, Provinsi Hainan, China Selatan.
Video terbaru dari CCTV menunjukkan lepas landas dan pendaratan pesawat J-15 di kapal induk Shandong dan penembakan langsung oleh kapal tersebut. Helikopter Z-9S juga muncul di video tersebut, dan kemungkinan terlibat dalam latihan pencarian dan penyelamatan untuk pengendalian kerusakan.
Li Jie, kepada Global Times yang dilansir Kamis (29/10/2020), mengatakan bahwa Shandong telah memperoleh kapasitas tempur dasar dalam waktu kurang dari setahun sejak ditugaskan oleh Angkatan Laut PLA. (Baca: China Balas Pompeo: Laut China Selatan Bukan Hawaii-nya AS )
"Dengan penembakan langsung yang dilakukan di kapal, kelompok tempur kapal induk ganda China tidak lagi hanya sebuah konsep," kata Li.
“Secara umum, dibutuhkan satu hingga dua tahun bagi kapal induk baru untuk membentuk kapasitas tempur dasar, tetapi Shandong mencapai ini dalam waktu kurang dari satu tahun, meskipun China hanya memiliki satu kapal induk dan pengalaman terbatas. Ini menunjukkan kualitas pelatihannya cukup bagus," ujar Li.
Pesawat tempur J-15 tidak diragukan lagi merupakan komponen terpenting dari kapasitas tempur kapal induk. Kapal induk juga tidak pernah keluar sendirian tetapi dalam formasi, menggabungkan kekuatan udara, permukaan, dan bawah laut untuk menghadapi musuh.
Menurut Li, J-15 seperti barisan depan kelompok tempur dengan anggota kelompok yang lain memiliki spesialisasi mereka sendiri dan mampu menggunakan keunggulan kolektif dalam kelompok.
"Merilis video pelatihan saat peringatan satu tahun commission kapal semakin dekat merupakan demonstrasi kepada dunia bahwa Shandong, seperti seorang murid yang telah selesai belajar, siap untuk pergi ke wilayah laut yang lebih luas," papar Li.
"Artinya, Shandong telah menguasai keterampilan dasar dan mampu menjelajahi dunia," kata Li, seraya menambahkan bahwa kapal tersebut perlu terus meningkatkan kapasitas tempurnya melalui latihan. (Baca juga: Pompeo: AS Dukung Kedaulatan Indonesia di Laut Natuna! )
Ditugaskan di Sanya berarti Shandong akan melayani PLA di Komando Teater Selatan, dengan fokus di Laut China Selatan.
Global Times melaporkan, sejak awal tahun ini, Amerika Serikat terus melakukan aktivitas provokatif di Laut China Selatan, seperti mengirimkan pesawat pengintai dan melakukan latihan militer di kawasan tersebut. AS, Jepang, dan Australia telah menggelar latihan bersama di Laut China Selatan pada 19 Oktober.
"Dalam keadaan ini, Shandong akan menuju ke (Laut China) Selatan dan melakukan navigasi rutin, yang akan menjadi pencegah yang efektif untuk menstabilkan situasi regional," kata Li.
“Ini seperti sekelompok gangster yang masuk ke rumah kami untuk membuat masalah, jadi kami mengerahkan beberapa penjaga kuat dengan pisau di pintu. Ini akan menghalangi para gangster secara efektif," imbuh Li menyindir AS dan sekutunya.
Analisis itu merujuk pada video latihan terbaru kapal perang raksasa tersebut yang dirilis China Central Television (CCTV) pada Selasa lalu. Latihan berlangsung di Laut Bohai antara 1 hingga 23 September.
Shandong, menurut CCTV, telah menyelesaikan pengujian reguler dan misi pelatihan di laut yang berfokus pada pertempuran sebenarnya dan telah bertugas di Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) selama 10 bulan. (Baca: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Shandong merupakan kapal induk kedua yang dimiliki China setelah Liaoning, namun merupakan kapal induk pertama buatan dalam negeri. Shandong ditugaskan oleh Angkatan Laut PLA pada 17 Desember 2019, di Sanya, Provinsi Hainan, China Selatan.
Video terbaru dari CCTV menunjukkan lepas landas dan pendaratan pesawat J-15 di kapal induk Shandong dan penembakan langsung oleh kapal tersebut. Helikopter Z-9S juga muncul di video tersebut, dan kemungkinan terlibat dalam latihan pencarian dan penyelamatan untuk pengendalian kerusakan.
Li Jie, kepada Global Times yang dilansir Kamis (29/10/2020), mengatakan bahwa Shandong telah memperoleh kapasitas tempur dasar dalam waktu kurang dari setahun sejak ditugaskan oleh Angkatan Laut PLA. (Baca: China Balas Pompeo: Laut China Selatan Bukan Hawaii-nya AS )
"Dengan penembakan langsung yang dilakukan di kapal, kelompok tempur kapal induk ganda China tidak lagi hanya sebuah konsep," kata Li.
“Secara umum, dibutuhkan satu hingga dua tahun bagi kapal induk baru untuk membentuk kapasitas tempur dasar, tetapi Shandong mencapai ini dalam waktu kurang dari satu tahun, meskipun China hanya memiliki satu kapal induk dan pengalaman terbatas. Ini menunjukkan kualitas pelatihannya cukup bagus," ujar Li.
Pesawat tempur J-15 tidak diragukan lagi merupakan komponen terpenting dari kapasitas tempur kapal induk. Kapal induk juga tidak pernah keluar sendirian tetapi dalam formasi, menggabungkan kekuatan udara, permukaan, dan bawah laut untuk menghadapi musuh.
Menurut Li, J-15 seperti barisan depan kelompok tempur dengan anggota kelompok yang lain memiliki spesialisasi mereka sendiri dan mampu menggunakan keunggulan kolektif dalam kelompok.
"Merilis video pelatihan saat peringatan satu tahun commission kapal semakin dekat merupakan demonstrasi kepada dunia bahwa Shandong, seperti seorang murid yang telah selesai belajar, siap untuk pergi ke wilayah laut yang lebih luas," papar Li.
"Artinya, Shandong telah menguasai keterampilan dasar dan mampu menjelajahi dunia," kata Li, seraya menambahkan bahwa kapal tersebut perlu terus meningkatkan kapasitas tempurnya melalui latihan. (Baca juga: Pompeo: AS Dukung Kedaulatan Indonesia di Laut Natuna! )
Ditugaskan di Sanya berarti Shandong akan melayani PLA di Komando Teater Selatan, dengan fokus di Laut China Selatan.
Global Times melaporkan, sejak awal tahun ini, Amerika Serikat terus melakukan aktivitas provokatif di Laut China Selatan, seperti mengirimkan pesawat pengintai dan melakukan latihan militer di kawasan tersebut. AS, Jepang, dan Australia telah menggelar latihan bersama di Laut China Selatan pada 19 Oktober.
"Dalam keadaan ini, Shandong akan menuju ke (Laut China) Selatan dan melakukan navigasi rutin, yang akan menjadi pencegah yang efektif untuk menstabilkan situasi regional," kata Li.
“Ini seperti sekelompok gangster yang masuk ke rumah kami untuk membuat masalah, jadi kami mengerahkan beberapa penjaga kuat dengan pisau di pintu. Ini akan menghalangi para gangster secara efektif," imbuh Li menyindir AS dan sekutunya.
(min)
tulis komentar anda