Pajang Kartun Erdogan Cabul, Turki Gugat Charlie Hebdo
Kamis, 29 Oktober 2020 - 09:15 WIB
Karikatur Charlie Hebdo tentang Nabi Muhammad, yang telah membuat marah umat Islam satu dekade lalu, telah kembali menjadi sorotan setelah seorang guru sejarah di Prancis; Samuel Paty, dipenggal pengungsi Chechnya, saat dalam perjalanan pulang dari sekolah tempat dia mengajar pada 16 Oktober. Guru itu dibunuh setelah memperlihatkan karikatur yang menghina Nabi Muhammad kepada murid-murid dalam diskusi kebebasan berekspresi dan berbicara di kelas.
Presiden Emmanuel Macron sangat membela majalah tersebut dan mengatakan bahwa Prancis "tidak akan meninggalkan kartun."
"Sayangnya, kami sedang melalui masa ketika kebencian terhadap Islam dan Muslim serta tidak hormat terhadap Nabi kami menyebar seperti kanker, terutama di antara para pemimpin di Eropa," kata Erdogan kepada kelompok parlemen partainya.
Di Paris, juru bicara pemerintah Gabriel Attal mengatakan Prancis tidak akan pernah menyerah atas dukungannya untuk kebebasan berekspresi meskipun ada intimidasi.
Ditanya tentang kritik Turki terhadap kartun tersebut, Attal mengatakan ada persatuan besar Eropa untuk mendukung Prancis dan prinsip serta nilai yang dipertahankan oleh Prancis.
Presiden Emmanuel Macron sangat membela majalah tersebut dan mengatakan bahwa Prancis "tidak akan meninggalkan kartun."
"Sayangnya, kami sedang melalui masa ketika kebencian terhadap Islam dan Muslim serta tidak hormat terhadap Nabi kami menyebar seperti kanker, terutama di antara para pemimpin di Eropa," kata Erdogan kepada kelompok parlemen partainya.
Di Paris, juru bicara pemerintah Gabriel Attal mengatakan Prancis tidak akan pernah menyerah atas dukungannya untuk kebebasan berekspresi meskipun ada intimidasi.
Ditanya tentang kritik Turki terhadap kartun tersebut, Attal mengatakan ada persatuan besar Eropa untuk mendukung Prancis dan prinsip serta nilai yang dipertahankan oleh Prancis.
(min)
tulis komentar anda