Trump Kantongi Kemenangan Awal Jelang Pemilu Presiden

Rabu, 28 Oktober 2020 - 11:15 WIB
Partai Demokrat berpendapat bahwa keputusan memilih calon untuk kursi hakim MA itu seharusnya diserahkan kepada kandidat mana pun yang memenangkan pemilihan presiden, sama sikap Partai Republik ketika ada kekosongan pada tahun pemilihan awal 2016. Partai Republik kemudian menolak untuk mempertimbangkan calon Presiden Demokrat Barack Obama ketika itu, yakni hakim banding, Merrick Garland.

“Senat melakukan hal yang benar,” kata Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell. Sedangkan Senator Demokrat Elizabeth Warren, dari negara bagian Massachusetts, menyebut pemungutan suara itu “tidak sah” dan merupakan “hembusan napas terakhir dari partai yang putus asa."

Barrett berpotensi mempertimbangkan sengketa pemilihan yang melibatkan Trump , meskipun tidak jelas apakah dia akan melepaskan dirinya dari kasus itu karena Trump menunjuknya ke MA. Dalam dengar pendapat konfirmasi di depan Komite Kehakiman Senat dua minggu lalu dia menolak untuk mengatakan apakah dia akan menghindari perselisihan tentang batas waktu yang diperpanjang bagi pemilih untuk mengembalikan surat suara dan isu-isu lain yang dipertentangkan oleh Partai Republik dan Partai Demokrat. (Baca juga: Satgas Tegaskan Pandemi Corona Tak Kenal Kata Libur)

Dengan kemenangan Barret, maka itu menciptakan pertarungan politik yang brutal dan berisiko tinggi, yang terjadi pada saat AS sudah penuh dengan perselisihan partisan dan tekanan psikologis. “Sela pada posisi hakim agung menjadi kartu buas pada pertarungan,” kata Jim Manley, mantan penasehat Senator Harry Reid yang pernah menjadi pemimpin Partai Demokrat di Senat, dilansir Reuters.

Dengan Trump berhasil menunjuk hakim agung dari kalangan konservatif, maka itu akan memicu perpecahan dan polarisasi AS kurang beberapa hari sebelum pemilu. “Itu akan menjadi pertarungan besar. Itu akan berdampak serius terhadap pemilu,” kata David Gergen, penasehat politik yang pernah menjabat pada empat presiden AS, baik Republik dan Demokrat. Selama Trump berkuasa, dia sudah menunjuk dua hakim konservatif yakni Neil Gorsuch pada 2017 dan Brett Kavanaugh pada 2018. (Lihat videonya: Tolak Omnibus Law, Ribuan Buruh Kembali Turun ke Jalan)

Pengadilan tertinggi di AS sering kali menjadi institusi yang memberi keputusan akhir tentang undang-undang yang sangat kontroversial, perselisihan antara negara bagian dan pemerintah federal, dan banding terakhir untuk menghentikan eksekusi. Dalam beberapa tahun terakhir, pengadilan telah memperluas pernikahan homoseksual ke semua 50 negara bagian, mengizinkan larangan perjalanan Presiden Trump diberlakukan dan menunda rencana AS untuk mengurangi emisi karbon sementara banding diajukan. (Muh Shamil)
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ysw)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More