Peringatkan Ancaman China, AS Teken Perjanjian Militer dengan India

Selasa, 27 Oktober 2020 - 22:39 WIB
AS dan India menandatangani perjajian militer di tengah ketegangan dengan China. Foto/Dawn
NEW DELHI - Amerika Serikat (AS) dan India menandatangani perjanjian untuk membagikan data satelit dan peta sensitif pada Selasa (27/10/2020). Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memperingatkan tentang ancaman yang ditimbulkan oleh China yang semakin jelas.

Menurut Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, pakta pertahanan baru - Perjanjian Pertukaran dan Kerja Sama Dasar tentang Kerja Sama Geospasial - merupakan "tonggak penting" yang akan mendorong kerja sama antara militer kedua negara.

"Amerika Serikat berencana untuk menjual lebih banyak pesawat tempur dan drone ke India," tambah Esper seperti dikutip dari Reuters.



Pakta tersebut akan memberi India akses ke berbagai data topografi, laut dan aeronautika yang dianggap penting untuk menargetkan rudal dan drone bersenjata.

"Pakta itu juga akan memungkinkan AS untuk memberikan bantuan navigasi dan avionik lanjutan pada pesawat yang dipasoknya ke India," kata sumber pertahanan India.

Sementara itu, setelah melakukan pembicaraan koleganya dari India, Pompeo mengatakan kedua negara harus bekerja sama untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan China terhadap keamanan dan kebebasan.

Dialog strategis tahunan AS-India dilakukan pada saat ketegangan yang meningkat di kawasan itu, dengan pasukan India menghadapi pasukan China di perbatasan Himalaya yang disengketakan.

"Hal-hal besar terjadi saat demokrasi kita selaras untuk lebih melindungi warga kedua negara kita dan tentunya, dunia bebas," kata Pompeo kepada wartawan setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dan Menteri Pertahanan Rajnath Singh.

"Para pemimpin kami, dan warga negara kami, melihat dengan semakin jelas bahwa Partai Komunis China bukanlah teman demokrasi, supremasi hukum, transparansi, atau kebebasan navigasi, dasar dari Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dan makmur," ujar Pompeo.

Jaishankar tidak merujuk langsung ke China dalam komentarnya di konferensi pers, tetapi memuji konvergensi keamanan nasional dengan Amerika Serikat dan tekad mereka untuk menangani masalah keamanan dan kontra-terorisme serta memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

China sendiri menepis tuduhan Pompeo.

"Kami mendesak Pompeo untuk meninggalkan mentalitas Perang Dinginnya, pola pikir zero-sum, dan berhenti berbicara tentang 'ancaman China'," kata juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin dalam jumpa pers di Beijing.

Presiden AS Donald Trump telah menjadikan sikap keras terhadap China sebagai bagian penting dari kampanyenya untuk mengamankan masa jabatan kedua dalam pemilihan presiden minggu depan dan Pompeo telah berusaha untuk mendukung sekutu untuk melawan pengaruh China yang tumbuh di wilayah tersebut.(Baca juga: Penasihat Keamanan Trump: China Ancaman Abad Ini )

India sendiri punya masalah dengan China.

Pada bulan Juni, 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan pasukan China di perbatasan dataran tinggi mereka, memperkuat suasana di India melawanChina dan mendorong pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi untuk mencari hubungan militer yang lebih dekat dengan Amerika Serikat.(Baca juga: Bentrok dengan China di Himalaya, 20 Tentara India Tewas )

Bulan ini, India mengundang Australia untuk bergabung dalam latihan angkatan laut yang diadakannya setiap tahun dengan Amerika Serikat dan Jepang, menepis kekhawatiran China bahwa latihan tersebut membuat tidak stabil di wilayah tersebut.(Baca juga: Ketegangan dengan China Meningkat, AS Cs Gelar Latihan di Samudera Hindia )

Pompeo dan Esper sebelumnya bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk pembicaraan yang mencakup stabilitas regional, kata juru bicara pemerintah AS.
(ber)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More