Spanyol Perpanjang Keadaan Darurat Virus Corona
Kamis, 07 Mei 2020 - 14:53 WIB
MADRID - Parlemen Spanyol memilih untuk memperpanjang keadaan darurat wabah virus Corona baru. Spanyol telah berada dalam keadaan darurat sejak 14 Maret, dan sekarang telah diperpanjang hingga 24 Mei.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez berpendapat bahwa keadaan darurat adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan sistem kesehatan dan ekonomi yang berfungsi.
Mosi disahkan di Parlemen Spanyol yang terpecah dengan 178 suara mendukung, 75 menentang dan 97 abstain.
Ini adalah margin terkecil yang muncul sejauh ini untuk memperpanjang keadaan darurat. Menurut konstitusi Spanyol, keadaan darurat harus dilakukan setiap 15 hari.
Untuk pertama kalinya sejak krisis virus Corona dimulai, Partai Populer, oposisi utama Spanyol, tidak mendukung langkah tersebut. Dalam voting tersebut, partai itu menyumbang 88 suara abstain.
"Hanya Hongaria, Polandia, dan Spanyol yang menyebut keadaan darurat tanpa tanggal keluar yang jelas," kata pemimpin Partai Populer, Pablo Casado, di parlemen.
"Itu masuk akal pada awalnya tapi itu tidak bisa berlanjut tanpa batas," imbuhnya seperti dikutip dari Bernama, Kamis (7/5/2020).
Partai sayap kanan, Partai Vox, dan kelompok-kelompok nasionalis dari Catalonia dan Negara Basque memilih menentang mosi tersebut.
Namun gerakan koalisi minoritas tidak berpengaruh berkat dukungan dari partai Ciudadanos yang beraliran kanan-tengah dan Partai Nasionalis Basque (PNV).
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez berpendapat bahwa keadaan darurat adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan sistem kesehatan dan ekonomi yang berfungsi.
Mosi disahkan di Parlemen Spanyol yang terpecah dengan 178 suara mendukung, 75 menentang dan 97 abstain.
Ini adalah margin terkecil yang muncul sejauh ini untuk memperpanjang keadaan darurat. Menurut konstitusi Spanyol, keadaan darurat harus dilakukan setiap 15 hari.
Untuk pertama kalinya sejak krisis virus Corona dimulai, Partai Populer, oposisi utama Spanyol, tidak mendukung langkah tersebut. Dalam voting tersebut, partai itu menyumbang 88 suara abstain.
"Hanya Hongaria, Polandia, dan Spanyol yang menyebut keadaan darurat tanpa tanggal keluar yang jelas," kata pemimpin Partai Populer, Pablo Casado, di parlemen.
"Itu masuk akal pada awalnya tapi itu tidak bisa berlanjut tanpa batas," imbuhnya seperti dikutip dari Bernama, Kamis (7/5/2020).
Partai sayap kanan, Partai Vox, dan kelompok-kelompok nasionalis dari Catalonia dan Negara Basque memilih menentang mosi tersebut.
Namun gerakan koalisi minoritas tidak berpengaruh berkat dukungan dari partai Ciudadanos yang beraliran kanan-tengah dan Partai Nasionalis Basque (PNV).
Lihat Juga :
tulis komentar anda