Buntut Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad, 4 Siswa Ditahan
Selasa, 20 Oktober 2020 - 07:49 WIB
PARIS - Empat siswa ditahan oleh polisi Prancis karena dicurigai membantu pria yang memenggal kepala guru . Guru bernama Samuel Paty, 47, dipenggal pria berusia 18 tahun setelah korban mempertontonkan kartun Nabi Muhammad kepada para siswanya dalam diskusi kebebasan berekspresi di kelas.
Pelaku pemenggalan adalah Abdulakh Abuezidovich Anzorov, pria etnis Chechnya, Rusia, yang telah lama tinggal di Prancis bersama keluarganya. Dia ditembak dan dibunuh polisi setelah beraksi. (Baca: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad Sebelumnya Difatwa Mati )
Penahanan empat siswa diungkap oleh sumber pengadilan Prancis. Mereka dicurigai membantu pelaku mengidentifikasi target dengan imbalan uang.
Keempat siswa itu termasuk di antara 15 orang yang ditahan atas insiden tersebut. Salah satu dari mereka sebelumnya telah divonis bersalah atas kejahatan terkait terorisme dan mengaku pernah berhubungan dengan pria yang membunuh Paty.
Pembunuhan pada hari Jumat memicu kemarahan di Prancis dan mengundang kecaman dari partai-partai politik dan Presiden Emmanuel Macron, yang menyebut kejahatan itu sebagai "serangan teroris Islam". (Baca: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad Sebelumnya Difatwa Mati )
Penyerang pernah tinggal di kota Evreux di barat laut Paris. Dia sebelumnya tidak dikenal oleh badan intelijen.
Pada hari Minggu, ribuan demonstran berkumpul di di Place de la Republique dengan mengusung poster bertuliskan; "Tidak untuk totalitarianisme pemikiran”, dan “Saya adalah seorang guru”.
“Anda tidak membuat kami takut. Kami tidak takut. Anda tidak akan memecah belah kami. Kami adalah Prancis!," tulis Perdana Menteri Jean Castex di Twitter. Dia bergabung dengan demonstrasi di Paris.
Serangan hari Jumat adalah yang kedua sejak pengadilan dimulai bulan lalu atas pembantaian di kantor redaksi Charlie Hebdo tahun 2015. Pada bulan lalu, seorang pria melukai dua orang dalam serangan di dekat bekas kantor majalah itu. (Baca juga: Imbas Guru Dipenggal, Prancis Akan Usir 231 Warga Asing Radikal )
Majalah tersebut menerbitkan ulang kartun kontroversial tersebut menjelang persidangan.
Darmanin mengatakan operasi polisi yang lebih banyak sedang berlangsung. Menteri Dalam Negeri itu menyatakan ada sekitar 80 penyelidikan yang sedang dilakukan terhadap ujaran kebencian online di Prancis dan dia sedang menyelidiki apakah kelompok tertentu dari komunitas Muslim Prancis harus dibubarkan menyusul tuduhan mempromosikan kekerasan dan kebencian.
"Operasi polisi telah terjadi dan lebih banyak lagi akan terjadi, menyangkut puluhan orang," katanya kepada radio Europe 1, yang dilansir Selasa (20/10/2020).
Pelaku pemenggalan adalah Abdulakh Abuezidovich Anzorov, pria etnis Chechnya, Rusia, yang telah lama tinggal di Prancis bersama keluarganya. Dia ditembak dan dibunuh polisi setelah beraksi. (Baca: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad Sebelumnya Difatwa Mati )
Penahanan empat siswa diungkap oleh sumber pengadilan Prancis. Mereka dicurigai membantu pelaku mengidentifikasi target dengan imbalan uang.
Keempat siswa itu termasuk di antara 15 orang yang ditahan atas insiden tersebut. Salah satu dari mereka sebelumnya telah divonis bersalah atas kejahatan terkait terorisme dan mengaku pernah berhubungan dengan pria yang membunuh Paty.
Pembunuhan pada hari Jumat memicu kemarahan di Prancis dan mengundang kecaman dari partai-partai politik dan Presiden Emmanuel Macron, yang menyebut kejahatan itu sebagai "serangan teroris Islam". (Baca: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad Sebelumnya Difatwa Mati )
Penyerang pernah tinggal di kota Evreux di barat laut Paris. Dia sebelumnya tidak dikenal oleh badan intelijen.
Pada hari Minggu, ribuan demonstran berkumpul di di Place de la Republique dengan mengusung poster bertuliskan; "Tidak untuk totalitarianisme pemikiran”, dan “Saya adalah seorang guru”.
“Anda tidak membuat kami takut. Kami tidak takut. Anda tidak akan memecah belah kami. Kami adalah Prancis!," tulis Perdana Menteri Jean Castex di Twitter. Dia bergabung dengan demonstrasi di Paris.
Serangan hari Jumat adalah yang kedua sejak pengadilan dimulai bulan lalu atas pembantaian di kantor redaksi Charlie Hebdo tahun 2015. Pada bulan lalu, seorang pria melukai dua orang dalam serangan di dekat bekas kantor majalah itu. (Baca juga: Imbas Guru Dipenggal, Prancis Akan Usir 231 Warga Asing Radikal )
Majalah tersebut menerbitkan ulang kartun kontroversial tersebut menjelang persidangan.
Darmanin mengatakan operasi polisi yang lebih banyak sedang berlangsung. Menteri Dalam Negeri itu menyatakan ada sekitar 80 penyelidikan yang sedang dilakukan terhadap ujaran kebencian online di Prancis dan dia sedang menyelidiki apakah kelompok tertentu dari komunitas Muslim Prancis harus dibubarkan menyusul tuduhan mempromosikan kekerasan dan kebencian.
"Operasi polisi telah terjadi dan lebih banyak lagi akan terjadi, menyangkut puluhan orang," katanya kepada radio Europe 1, yang dilansir Selasa (20/10/2020).
(min)
tulis komentar anda