Trump: AS Akan Jadi Milik China Jika Joe Biden Menang
Jum'at, 16 Oktober 2020 - 01:11 WIB
WASHINGTON - Pertarungan pemilu presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) kian sengit setelah calon incumbent Donald Trump memperingatkan bahwa Amerika akan menjadi milik pemerintah Komunis yang berkuasa di China jika Joe Biden terpilih menjadi presiden. Trump merujuk pada sebuah kesepakatan bisnis luar negeri anak pesaingnya, Hunter Biden, dengan sebuah perusahaan energi swasta terbesar di China.
Dalam acara Fox Business '"Varney & Co", Trump mengatakan Beijing bahkan dapat "memeras" Biden karena hubungan rahasia putranya yang sering bermasalah dengan perusahaan energi swasta terbesar di China dan bayaran USD1,5 miliar saat Biden bertugas di Gedung Putih.(Baca juga: Trump dan Biden Bertarung di Dua Acara Televisi Berbeda )
Trump juga mencela Twitter dan Facebook yang melakukan sensor yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap cache dokumen yang diterbitkan oleh New York Post pada hari Rabu. Trump menyebut raksasa media sosial itu sebagai tangan ketiga dari Partai Demokrat setelah mereka memblokir penyebaran artikel New York Post yang berasal dari email Hunter Biden dari komputer.
"Twitter, dan Facebook ini seperti lengan ketiga, tapi mungkin lengan pertama, dari DNC," kata Trump mengacu pada Komite Nasional Demokrat.
“Ini adalah kontribusi kampanye yang sangat besar. Ini adalah lengan ketiga DNC,” tuding Trump seperti dilansir dari New York Post, Kamis (15/10/2020).
Trump menyerang Twitter setelah mencegah penggunanya membagikan tautan ke pelaporan email Hunter Biden yang mengindikasikan bahwa dia menengahi pertemuan antara ayahnya yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden dan seorang eksekutif gas Ukraina yang sedang diselidiki.
Perusahaan itu juga mengunci akun beberapa penggunanya, termasuk memblokir New York Post, Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany, dan tim kampanye pemilihan ulang presiden.
Trump memperingatkan dia akan mengambil tindakan hukum lagi atas platform yang dia targetkan awal tahun ini dengan menandatangani perintah eksekutif yang berupaya membatasi perlindungan tanggung jawab hukum mereka.
Pembawa acara Stuart Varney bertanya kepada Trump apakah dia percaya cerita itu adalah "set-up", tuduhan yang sedang dilontarkan oleh beberapa kritikus.(Baca juga: Pilpres Amerika Serikat, Trump Terus Tutupi Kesenjangan dengan Biden )
"Saya tidak tahu apa itu 'set-up'. Mereka memiliki laptop pria itu. Hunter Biden adalah bencana. Hunter tidak punya pekerjaan. Hunter diusir dari militer," ujar Trump.
“Ayahnya menjadi wakil presiden dan Hunter mulai menghasilkan jutaan dan jutaan dolar, ayahnya juga. Anda memeriksanya," tukasnya.(Lihat video: Kelainan Genetik, Satu Keluarga di Sumbar Bermata Biru )
Lihat Juga: Izin Penggunaan Rudal Jarak Jauh Jadi Warisan Perang bagi Trump, Berikut 4 Konsekuensinya
Dalam acara Fox Business '"Varney & Co", Trump mengatakan Beijing bahkan dapat "memeras" Biden karena hubungan rahasia putranya yang sering bermasalah dengan perusahaan energi swasta terbesar di China dan bayaran USD1,5 miliar saat Biden bertugas di Gedung Putih.(Baca juga: Trump dan Biden Bertarung di Dua Acara Televisi Berbeda )
Trump juga mencela Twitter dan Facebook yang melakukan sensor yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap cache dokumen yang diterbitkan oleh New York Post pada hari Rabu. Trump menyebut raksasa media sosial itu sebagai tangan ketiga dari Partai Demokrat setelah mereka memblokir penyebaran artikel New York Post yang berasal dari email Hunter Biden dari komputer.
"Twitter, dan Facebook ini seperti lengan ketiga, tapi mungkin lengan pertama, dari DNC," kata Trump mengacu pada Komite Nasional Demokrat.
“Ini adalah kontribusi kampanye yang sangat besar. Ini adalah lengan ketiga DNC,” tuding Trump seperti dilansir dari New York Post, Kamis (15/10/2020).
Trump menyerang Twitter setelah mencegah penggunanya membagikan tautan ke pelaporan email Hunter Biden yang mengindikasikan bahwa dia menengahi pertemuan antara ayahnya yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden dan seorang eksekutif gas Ukraina yang sedang diselidiki.
Perusahaan itu juga mengunci akun beberapa penggunanya, termasuk memblokir New York Post, Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany, dan tim kampanye pemilihan ulang presiden.
Trump memperingatkan dia akan mengambil tindakan hukum lagi atas platform yang dia targetkan awal tahun ini dengan menandatangani perintah eksekutif yang berupaya membatasi perlindungan tanggung jawab hukum mereka.
Pembawa acara Stuart Varney bertanya kepada Trump apakah dia percaya cerita itu adalah "set-up", tuduhan yang sedang dilontarkan oleh beberapa kritikus.(Baca juga: Pilpres Amerika Serikat, Trump Terus Tutupi Kesenjangan dengan Biden )
"Saya tidak tahu apa itu 'set-up'. Mereka memiliki laptop pria itu. Hunter Biden adalah bencana. Hunter tidak punya pekerjaan. Hunter diusir dari militer," ujar Trump.
“Ayahnya menjadi wakil presiden dan Hunter mulai menghasilkan jutaan dan jutaan dolar, ayahnya juga. Anda memeriksanya," tukasnya.(Lihat video: Kelainan Genetik, Satu Keluarga di Sumbar Bermata Biru )
Lihat Juga: Izin Penggunaan Rudal Jarak Jauh Jadi Warisan Perang bagi Trump, Berikut 4 Konsekuensinya
(ber)
tulis komentar anda