Bantah Lakukan Spionase, Taiwan Balik Tuding China Ciptakan Teror
Selasa, 13 Oktober 2020 - 20:40 WIB
Laporan CCTV mengatakan Cheng ditangkap pada April 2019, tetapi kemunculannya di TV datang beberapa minggu setelah kunjungan sekelompok politisi Ceko ke Taiwan yang membuat marah Beijing.
Laporan tersebut menuduh dia telah bekerja sama dengan "unit mata-mata Taiwan" sejak 2005.
Sedangkan Lee ditahan pada Agustus tahun lalu di Shenzhen dan sejak itu ditahan tanpa komunikasi.
Beijing menganggap Taiwan yang demokratis sebagai wilayahnya sendiri dan telah berjanji suatu hari akan merebut pulau yang diperintah sendiri itu.
Hubungan keduanya menurun dalam beberapa tahun terakhir setelah Tsai Ing-wen terpilih menjadi presiden pada tahun 2016. Tsai Ing-wen menganggap pulau itu sebagai negara berdaulat secara de facto dan bukan bagian dari "satu China" di Beijing.(Baca juga: Pemimpin Taiwan Berharap Ketegangan dengan China Berkurang )
Beijing telah memutuskan komunikasi resmi dengan pemerintah Tsai dan meningkatkan tekanan militer, ekonomi, serta diplomatik di pulau itu.
Pesawat tempur China telah memasuki zona pertahanan udara Taiwan sembilan kali bulan ini saja.
Beberapa warga negara Taiwan telah menghilang dan dijebloskan ke dalam tahanan China karena dituduh melakukan berbagai kejahatan anti-negara dalam kasus-kasus yang menyebabkan aksi protes di dalam negeri.
Sistem peradilan otoriter China terkenal buram dan merupakan jawaban untuk Partai Komunis. Kelompok hak asasi manusia mengatakan pengakuan paksa dan pengakuan di televisi adalah hal biasa.(Baca juga: Waswas Agresi China, AS Ancam Daratkan Kapal-kapal Amfibi ke Taiwan )
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Laporan tersebut menuduh dia telah bekerja sama dengan "unit mata-mata Taiwan" sejak 2005.
Sedangkan Lee ditahan pada Agustus tahun lalu di Shenzhen dan sejak itu ditahan tanpa komunikasi.
Beijing menganggap Taiwan yang demokratis sebagai wilayahnya sendiri dan telah berjanji suatu hari akan merebut pulau yang diperintah sendiri itu.
Hubungan keduanya menurun dalam beberapa tahun terakhir setelah Tsai Ing-wen terpilih menjadi presiden pada tahun 2016. Tsai Ing-wen menganggap pulau itu sebagai negara berdaulat secara de facto dan bukan bagian dari "satu China" di Beijing.(Baca juga: Pemimpin Taiwan Berharap Ketegangan dengan China Berkurang )
Beijing telah memutuskan komunikasi resmi dengan pemerintah Tsai dan meningkatkan tekanan militer, ekonomi, serta diplomatik di pulau itu.
Pesawat tempur China telah memasuki zona pertahanan udara Taiwan sembilan kali bulan ini saja.
Beberapa warga negara Taiwan telah menghilang dan dijebloskan ke dalam tahanan China karena dituduh melakukan berbagai kejahatan anti-negara dalam kasus-kasus yang menyebabkan aksi protes di dalam negeri.
Sistem peradilan otoriter China terkenal buram dan merupakan jawaban untuk Partai Komunis. Kelompok hak asasi manusia mengatakan pengakuan paksa dan pengakuan di televisi adalah hal biasa.(Baca juga: Waswas Agresi China, AS Ancam Daratkan Kapal-kapal Amfibi ke Taiwan )
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(ber)
tulis komentar anda