Studi Ungkap Obat Antibodi Bantu Penyembuhan Pasien Covid-19
Minggu, 11 Oktober 2020 - 01:30 WIB
NEW YORK - Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS), Eli Lilly menyatakan, sebagian hasil dari studi yang menguji obat antibodi memberikan petunjuk bahwa itu dapat membantu pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang. Hal ini membuat para pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit, sebuah tujuan yang belum dapat dipenuhi oleh obat virus corona saat ini.
Obat tersebut, menurut perusahaan yang berbasis di Indianapolis ini, melewatkan tujuan utama penelitian untuk mengurangi jumlah pasien virus setelah 11 hari, kecuali di tengah dari tiga dosis yang diuji.
(Baca: Pakar Virus AS Benarkan Gedung Putih Jadi Lokasi Superspreader Covid-19 )
"Namun, sebagian besar peserta penelitian, bahkan mereka yang diberi pengobatan plasebo, telah membersihkan virus pada saat itu, sehingga titik waktu sekarang tampaknya sudah terlambat untuk menilai potensi manfaat itu," kata perusahaan tersebut, seperti dilansir Japan Today.
"Tes lain menunjukkan bahwa obat itu mengurangi virus lebih cepat dan hasilnya adalah "bukti prinsip" yang menggembirakan karena studi ini, dan studi lain berlanjut," sambungnya.
Eli Lilly mengaku akan berbicara dengan regulator tentang kemungkinan langkah selanjutnya, tetapi terlalu dini untuk berspekulasi tentang apakah hasil sementara ini dapat mengarah pada tindakan untuk memungkinkan penggunaan lebih awal.
Myron Cohen, ahli virologi dari University of North Carolina mengatakan, dia benar-benar terdorong oleh hasil studi tersebut. Dia tidak memiliki peran dalam studi Lilly, tetapi membantu mengarahkan studi antibodi untuk kelompok riset publik-swasta yang dibentuk pemerintah federal untuk mempercepat pengujian obat-obatan ini.
(Baca: Derita Perawat Saat Pandemi: Kelelahan, Tekanan Psikologis Hingga Pelecehan )
“Ini sepertinya menunjukkan apa yang kami pikirkan, bahwa obat-obatan semacam itu akan memberi manfaat, katanya.
Antibodi adalah protein yang dibuat oleh tubuh saat terjadi infeksi; mereka menempel pada virus dan membantunya dimusnahkan. Darah penyintas sedang diuji sebagai pengobatan untuk pasien Covid-19 karena mengandung antibodi semacam itu, tetapi kekuatan dan jenis antibodi berbeda-beda, tergantung pada setiap donor, dan melakukan ini dalam skala besar tidak praktis.
Obat yang diuji oleh Eli Lilly dan perusahaan lain adalah versi terkonsentrasi dari antibodi spesifik yang bekerja paling baik melawan virus Corona di laboratorium dan uji hewan, dan dapat dibuat dalam dosis standar yang besar.
Obat tersebut, menurut perusahaan yang berbasis di Indianapolis ini, melewatkan tujuan utama penelitian untuk mengurangi jumlah pasien virus setelah 11 hari, kecuali di tengah dari tiga dosis yang diuji.
(Baca: Pakar Virus AS Benarkan Gedung Putih Jadi Lokasi Superspreader Covid-19 )
"Namun, sebagian besar peserta penelitian, bahkan mereka yang diberi pengobatan plasebo, telah membersihkan virus pada saat itu, sehingga titik waktu sekarang tampaknya sudah terlambat untuk menilai potensi manfaat itu," kata perusahaan tersebut, seperti dilansir Japan Today.
"Tes lain menunjukkan bahwa obat itu mengurangi virus lebih cepat dan hasilnya adalah "bukti prinsip" yang menggembirakan karena studi ini, dan studi lain berlanjut," sambungnya.
Eli Lilly mengaku akan berbicara dengan regulator tentang kemungkinan langkah selanjutnya, tetapi terlalu dini untuk berspekulasi tentang apakah hasil sementara ini dapat mengarah pada tindakan untuk memungkinkan penggunaan lebih awal.
Myron Cohen, ahli virologi dari University of North Carolina mengatakan, dia benar-benar terdorong oleh hasil studi tersebut. Dia tidak memiliki peran dalam studi Lilly, tetapi membantu mengarahkan studi antibodi untuk kelompok riset publik-swasta yang dibentuk pemerintah federal untuk mempercepat pengujian obat-obatan ini.
(Baca: Derita Perawat Saat Pandemi: Kelelahan, Tekanan Psikologis Hingga Pelecehan )
“Ini sepertinya menunjukkan apa yang kami pikirkan, bahwa obat-obatan semacam itu akan memberi manfaat, katanya.
Antibodi adalah protein yang dibuat oleh tubuh saat terjadi infeksi; mereka menempel pada virus dan membantunya dimusnahkan. Darah penyintas sedang diuji sebagai pengobatan untuk pasien Covid-19 karena mengandung antibodi semacam itu, tetapi kekuatan dan jenis antibodi berbeda-beda, tergantung pada setiap donor, dan melakukan ini dalam skala besar tidak praktis.
Obat yang diuji oleh Eli Lilly dan perusahaan lain adalah versi terkonsentrasi dari antibodi spesifik yang bekerja paling baik melawan virus Corona di laboratorium dan uji hewan, dan dapat dibuat dalam dosis standar yang besar.
(esn)
tulis komentar anda